10/01/17

Curug Putri: Air Terjun Ekstrim di Banten

Weekend kemarin ada jadwal untuk outing bersama beberapa kawan. Seperti biasa, ketika outing bersama teman atau kolega, saya akan meminta izin apakah memungkinkan membawa sebagian anak-anak saya. Kebiasaan itu saya lakukan agar keluarga tidak kehilangan hak-haknya, begitu juga saya bisa menjalankan kewajiban-kewajiban yang kadang harus mengorbankan waktu libur kami.

Setelah diskusi, ikutlah mas dan kakak. Destinasi utama adalah ke Pantai Carita dilanjut dengan air terjun di depan Pantai Carita. Perjalanan dari Jakarta memakan waktu kurang lebih 3 jam dengan kondisi lancar. Menyusuri pinggir Pantai Anyer, sampai di Carita Seapark, kami belok ke kiri. Jalanannya kecil, tepat di seberang Carita Seapark. Sangat kontras dengan pemandangan pantai, kami langsung disuguhi jalan yang menanjak dengan kanan kiri hutan. Kondisi jalan awalnya adalah beton, tapi kemudian ketemu dengan jalanan berbatu yang tidak rata. Beberapa kali terasa bagian bawah mobil mentok batu karena kurang hati-hati dalam memilih jalan. Kira-kira 10 menit perjalanan, kami sampai ke tempat parki mobil. Tidak begitu luas, tapi muat untuk sekitar 10 mobil. Penjaga parkir mengatakan bahwa kami harus berjalan 200 m untuk mencapai pos pertama.Bisa naik ojeg sebenarnya, tapi si kakak dengan mantap memilih jalan kaki. "Biar seru!", katanya.
Mas dan Kakak jalan kaki dari parkiran menuju pos pertama
Sesampainya di pos pertama, kami bertemu dengan petugas penjaga. Sempat diingatkan agar berhati-hati karena membawa anak kecil, mengingat medannya yang jalan setapak dengan jurang yang cukup dalam. Sempat merasa tidak enak mendapat peringatan seperti itu, tapi karena sudah sampai sana, bismillah semoga tidak apa-apa. Di pos pertama, ada beberapa penjual makanan. Kami memutuskan mengisi perut terlebih dahulu dengan sepiring mie instan. Harganya wajar. Rp. 10.000 dengan telur. 

Setelah cukup kenyang, kami mulai berjalan. Tak jauh dari warung, kami langsung bertemu dengan jalan setapak. Track-nya mirip dengan track ketika kita naik gunung. Setapak, melewati pohon-pohon yang tumbang, naik turun, sesekali melewati mata air yang jernih.
Tracking tersebut memakan waktu kurang lebih 1 jam, lalu kami sampai di sebuah Curug. Saya lupa namanya. Tapi kami justru sampai di atas curug tersebut. Baru kali ini saya menikmati curug justru dari atasnya. Biasanya kan dari bawahnya. Karena penasaran, kami coba untuk turun, berharap akan bisa bermain-main air terjun di bawah sana. Jalanannya curam dengan batu-batu besar. Tapi anak-anak bisa sampai bawah. Sesampai di bawah ternyata kami di posisi agak jauh dari air terjun, tidak punya bisa menikmati pemandangan air terjun karena posisinya menikung. Untuk benar-benar sampai di air terjun masih harus melewati sungai yang sayangnya cukup dalam. Jadilah dengan kecewa kami naik lagi.
Untuk mencapai air terjun harus melewati sungai yang sepertinya dalam itu

Beberapa guide menyarankan kami untuk melanjutkan perjalanan ke Curug Putri. 
"Hanya 300 meter sampai pos penjagaan pak, setelah itu lanjut menyusuri sungai", kata mereka berusaha meyakinkan kami. Anak-anak sebenarnya sudah merasa capek dan ingin bermain air di sungai saja. Tapi karena juga penasaran, saya coba bujuk untuk mau jalan sedikit lagi. 

Sampai di pos, ternyata sudah banyak sekali pengunjung di sana. Penjaga menjelaskan kepada kami untuk menitipkan semua barang yang tidak tahan air. 
"Bisa bawa kamera gak mas?"
"Nanti harus berenang, pak. Susah bawa kamera", jelas mereka
"Aman gak ni bawa bocah?"
"Aman pak. Kemarin ada yang lebih kecil, pak. Di sana banyak pemandu."

Kami membayar Rp. 15.000,00 per orang, menitipkan semua barang termasuk sepatu, lalu mulai menyusuri sungai. Tidak mudah karena banyak batu-batu baik besar maupun kecil. Tak berapa lama, kami langsung ketemu dengan dinding batu di kanan kiri sungai yang menjulang tinggi. Bertekstur halus dengan gurat-gurat alami akibat goresan air. Jarak antara dinding batu antara 5-2 meter, semakin dekat dengan curug, semakin sempit. Udara cukup dingin. Lalu kami sampai pada sungai yang cukup dalam. 3 meter berdasar informasi dari guide. Kami diberi pelampung, lalu berenang dengan bantuan sebuah tali yang diikat dan dijaga oleh petugas. Anak-anak? Mereka naik ke punggung guide yang bolak-balik berenang untuk membantu yang kesulitan. 
Anak-anak memakai pelampung, terlihat dinding batu dengan jarak cukup sempit
Setelah berenang, memanjat sebuah gerojogan kecil, lalu berenang lagi, akhirnya sampai di destinasi yang disebut Curug Putri itu. Arusnya deras, udaranya dingin, karena baju juga tidak mungkin tidak basah kuyup. dan ternyata curugnya hanya sebuah air terjun pendek. Lebih mirip gerojogan di sungai-sungai kecil. Pemandangan bagusnya ada pada dinding batu yang mengapit sungai tersebut. 

Tak berapa lama, kami memutuskan untuk kembali ke pos. Banyak pengunjung, jadinya tidak nyaman untuk berlama-lama di sana, selain juga sudah mulai kedinginan. Ketika balik harus berenang lagi, menyusuri sungai lagi. Si kakak sudah mulai rewel tidak mau jalan. Karena kasihan, saya gendong sambil jalan menyusuri sungai. Karena batu-batuannya cukup banyak, kami malah tergelincir dan kakak terbanting ke sungai. Alhamdulillah ada teman yang sigap menolong dan ganti menggendong si kakak. Tak berapa lama, teman saya juga jatuh. Jadilah si kakak jatuh dua kali. 
mengembalikan mood kakak setelah berkali-kali jatuh, dengan segelas minuman hangat
Setelah semuanya pulih, semangat pulih, fisik juga pulih setelah beristirahat sebentar, kami langsung berjalan menuju pos awal. 1,5 jam perjalanan lagi. Tentu butuh ekstra kata-kata motivasi untuk meyakinkan bahwa anak-anak masih kuat berjalan. Motivasi mereka, sampai mobil, ketemu AC, lalu bermain di pantai.
Jalan setapak yang langsung berbatasan dengan jurang
Tidak sabar sampai ke parkiran mobil meski sebenarnya sudah sangat capek
Setelah berjalan hampir 1,5 jam, sampai juga di tempat mobil di parkir. Langsung keluar kawasan hutan, bertemu dengan pantai dan mencari spot pantai yang tidak terlalu ramai untuk disinggahi. 
Dikejar ombak
Dan selesailah petualangan hari itu. Sayang, jalan pulangnya macet karena bersamaan dengan bubarnya orang-orang yang menikmati sunset. Mampir ke warung padang untuk mengisi perut yang keroncongan, lalu pulanglah kami dengan dengkuran anak-anak di jok belakang mobil.



1 komentar:

  1. Hi.. salam dari Sepatu Roda Anak Karakter.. Wahh asik banget yaa jalan jalan ke curug putri air terjun itu, jadi kepengen

    BalasHapus

Ads Inside Post