tag:blogger.com,1999:blog-77718106831018050682024-02-02T16:47:54.511+07:00Cerita si Abi| PNS | suami | ayah | Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.comBlogger36125tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-63564369354828045212018-04-09T08:11:00.000+07:002018-04-09T08:11:01.433+07:00Bincang Lagu: Gajah<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;">
Lepas Isya, saya mengumpulkan anak-anak. Mereka duduk masing-masing di kursi meja makan yang hanya berjumlah empat itu.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Karena hari ini pada nggak ngaji, Abi mau cerita tentang lagu gajah," ucap saya kepada mereka. Dengan kemampuan berbahasa mereka sekarang, rasanya sudah saatnya mengajak mereka mengapresiasi syair, sastra, juga lagu. Mengajari mereka bahwa lagu tak hanya lagu, tapi ada syairnya yang membuatnya pantas untuk dinyanyikan oleh lisan mereka atau tidak.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tak terlalu sulit menarik perhatian mereka dengan cerita kehebatan gajah dalam bait pertama lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Tulus tersebut.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<i>Setidaknya punya tujuh puluh tahun<br />Tak bisa melompat kumahir berenang<br />Bahagia melihat kawanan betina<br />Berkumpul bersama sampai ajal<br />Besar dan berani berperang sendiri<br />Yang aku hindari hanya semut kecil<br />Otak ini cerdas kurakit perangkat<br />Wajahmu tak akan pernah kulupa</i></blockquote>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Bait tersebut diputar dan diulang beberapa kali sampai mereka memahami kata demi kata yang diucap. Mereka senyum-senyum mendengar suara fals bapaknya yang sesekali ikut menyanyi untuk memperjelas kata. Si kakak beberapa kali mengacungkan jarinya izin bertanya untuk memperjelas cerita, atau membantah penjelasan Bapaknya.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Tahu gak kenapa Tulus bisa ngerti banyak tentang gajah?" tanya saya yang dijawab dengan gelengan kepala.<br />"Ternyata dulu dia diledekin teman-temannya dengan panggilan 'gajah'." Mereka semakin tertarik membahasnya.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<i>Waktu kecil dulu<br />Mereka menertawakan<br />Merka panggil ku gajah<br />Ku marah....</i></blockquote>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Seperti semua anak-anak, panggilan "Gajah" tak disukai oleh Tulus kecil.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Maka jangan pernah ngejek orang lain, bahkan kalau kalian melihat tubuhnya aneh, orangnya aneh. Karena dia pasti gak akan suka."</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Gimana kalau kita yang diejek, bi?" tanya salah satu anak kami. Lalu tiba-tiba matanya berair sampai harus diseka dengan tangannya.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Pancingan saya berhasil, Bedah lagu ini sebenarnya memang untuknya.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Aku sebenarnya pengen pindah sekolah, biar gak diledekin lagi," lanjutnya sambil sesekali menyeka matanya. Sebenarnya ini bukan pertama kali ia mengungkapkan ketidaknyamanan dengan teman-temannya. Dengan tipe anak yang kutu buku dan tak begitu menyukai kegiatan fisik, salah satu hal yang jadi bahan olokan teman-temannya adalah ketidakpandaiannya berenang. Maka jadwal berenang jadi beban berat untuknya.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya biarkan ia bercerita, menghabiskan semua perasaannya. Baikkah membiasakan anak mengadukan teman-temannya? Ini bukan soal ngadu mengadu. Ini soal bagaimana anak menghadapi masalahnya. Ketika ia mengukur masalahnya sudah terlalu berat, ia harus terbiasa lari ke orang yang tepat. Mentabukan aduan, membuat masalah baru terdeteksi ketika meledak. Berapa banyak penjahat yang setelah tertangkap baru mengungkap trauma masa kecil mereka yang tak tertangani? Sementara sebagian kita, menganggap anak yang mengadu adalah sebuah kejahatan.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Emang kalau pindah sekolah, gak ada lagi teman-teman yang akan mengolok-olok?" tanya saya padanya.<br />"Coba dengerin lanjutan lagunya deh"</div>
<blockquote class="tr_bq" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<i>Kini baru ku tahu<br />Puji didalam olokan<br />Mereka ingatku marah<br />Jabat tanganku panggil aku gajah</i></blockquote>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Setelah besar," lanjut saya, "Tulus tahu ternyata gajah yang dulu namanya tidak disukainya, punya banyak sekali kebaikan. Dan mereka memanggilnya 'Gajah' tak benar-benar karena mereka tak suka, bisa jadi karena ada kelebihan yang tak mereka punya."</div>
<blockquote class="tr_bq" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<i>Kau temanku kau doakan aku<br />Punya otak cerdas aku harus tangguh<br />Bila jatuh gajah lain membantu<br />Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku</i></blockquote>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Ingat bahwa mereka adalah teman-temanmu. Mereka -selain saat berenang itu- sebenarnya baik kan?" ia mengangguk. Di luar konflik-konflik yang terjadi, mereka berteman. Maka saya berusaha hindari memprovokasinya untuk membenci teman-temannya.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<i>Kecil kita tak tahu apa-apa<br />Wajar bila terlalu cepat marah<br />Kecil kita tak tahu apa-apa</i></blockquote>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Abaikan saja kalau ada yang bikin gak nyaman. Mereka belum ngerti, masih kecil. Atau sampaikan ke mereka kalau kamu gak suka diolok-olok."</div>
<blockquote class="tr_bq" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<i>Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik<br />Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik</i></blockquote>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Tau gak, hidup kalian itu masih panjang," ucap saya kepada mereka. Bertiga diam.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Bisa jadi, saat besar, kalian akan lebih hebat dari teman-teman yang lain. Atau justru ada teman yang jadi lebih hebat daripada kalian."</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Maka jangan pernah mengolok-olok teman. Coba bayangin, malu gak kalau teman yang diolok-olok nanti jadi lebih hebat dari kalian?" Senyum tersungging di bibir mereka.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya tahu, mereka pun juga berpotensi mengolok-olok teman-teman mereka. Dalam urusan bully, tak cukup hanya mengajari mereka tahan bully, tapi juga harus tahan untuk tidak membully.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Setelah diulang beberapa kali, mereka mulai hafal dengan lagunya, dan bisa menirukan reff beberapa kali.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<i>Kau temanku kau doakan aku<br />Punya otak cerdas aku harus tangguh<br />Bila jatuh gajah lain membantu<br />Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku</i></blockquote>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-top: 6px;">
Mereka sedang dalam satu fase. Fase ketika mulai menyadari ada hal-hal yang kurang dari diri mereka yang berpotensi menjadi ejekan. Karena mereka manusia, kekurangan itu akan selalu ada di diri mereka sampai mati. Potensi untuk diejek orang akan ada sampai mereka mati. Maka kalau tak segera bisa keluar dari masalah itu, sampai mati hanya akan dihantui oleh bully yang sekarang semakin ganas menerjang siapa saja melalui jari-jari yang seakan tak terhubung neuron-neuron kebijaksanaan.</div>
<div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/I-el8UadDc4/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/I-el8UadDc4?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
</div>
Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-63499271349118244922017-02-07T10:02:00.001+07:002017-02-07T10:10:18.566+07:00Agar Tidak Salah Lagi Setelah Tax Amnesty<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<div style="text-align: justify;">
Apa beda Bulan Maret 2017 dengan
bulan-bulan Maret sebelumnya? Bulan Maret 2017 merupakan batas waktu
penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi pertama setelah diberlakukan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak yang populer dengan
sebutan “Tax Amnesty”. Biasanya orang berbondong-bondong melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan-nya pada Bulan Maret, sampai-sampai hampir seluruh
Kantor Pelayanan Pajak penuh dengan Wajib Pajak dan server Direktorat Jenderal
Pajak tak mampu melayani Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan secara online.
Pertanyaan kita, apakah kualitas penyampaian SPT Tahunan tahun ini akan sama
dengan tahun-tahun lalu, ataukah Direktorat Jenderal Pajak mampu memperoleh data
yang lebih akurat dari SPT Wajib Pajak dan mampu meningkatkan penerimaan pajak
melalui data yang diperoleh selama periode Tax Amnesty? Lebih jauh, apakah
kesadaran Wajib Pajak dapat meningkat untuk melaporkan pajaknya secara benar
pasca Tax Amnesty?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0-O9xlb79GU9GlKtBNRvjifC7F03R6UqDNT-kPFk8tXssH_DPSVV9bgw4NTfr40rvg38rv-lQVrmrg94IfP4E74Vg5l0toGZza6nraoBS3l8wiE2j-eIlcwDRp1ToRxpCZPFkCQ-Fohvt/s1600/080833100_1422933463-Ilustrasi-Pajak-150203-andri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0-O9xlb79GU9GlKtBNRvjifC7F03R6UqDNT-kPFk8tXssH_DPSVV9bgw4NTfr40rvg38rv-lQVrmrg94IfP4E74Vg5l0toGZza6nraoBS3l8wiE2j-eIlcwDRp1ToRxpCZPFkCQ-Fohvt/s400/080833100_1422933463-Ilustrasi-Pajak-150203-andri.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar nyomot di https://id.techinasia.com/aturan-pajak-yang-harus-diketahui-founder-startup-indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Dominasi Wajib Pajak Orang
Pribadi</b><br />
<b> </b> </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Berdasarkan data yang dirilis
Direktorat Jenderal Pajak di <a href="http://www.pajak.go.id/statistik-amnesti">http://www.pajak.go.id/statistik-amnesti</a>
terlihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi mendominasi jumlah rupiah yang
berhasil dihimpun Pemerintah melalui program Tax Amnesty. Sekitar 87,2% dari
total 104 Trilyun uang tebusan dibayar oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (data per
23 Januari 2017). Statistik yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Pajak
tersebut memang tidak menyebutkan secara pasti jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi
yang mengikuti Tax Amnesty. Akan tetapi dengan prosentase tersebut, dapat kita
asumsikan bahwa jumlah peserta Tax Amnesty didominasi oleh Wajib Pajak Orang
Pribadi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebagian kalangan menilai bahwa
jumlah tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak yang
terdaftar. Namun sebenarnya, untuk mengukur respon masyarakat terhadap program
Tax Amnesty tidak bisa hanya dilihat dari seberapa banyak Wajib Pajak yang
mengikuti program Tax Amnesty dan membayar tebusan, akan tetapi juga harus dilihat
pula jumlah Wajib Pajak yang tidak mengikuti Tax Amnesty, namun selama periode
Tax Amnesty mereka berusaha membenahi kewajiban perpajakannya seperti
melaporkan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Surat Pemberitahuan (SPT)
yang belum mereka laporkan ataupun melakukan pembetulan SPT yang sudah mereka
laporkan akan tetapi data yang disampaikan belum benar. Aksi melaporkan maupun
membetulkan SPT yang dilakukan dalam periode Tax Amnesty tersebut seharusnya juga
dapat disebut sebagai respon Wajib Pajak atas program Tax Amnesty. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Meskipun tentu saja berbeda
antara Wajib Pajak yang mengikuti program Tax Amnesty dengan membayar sejumlah
uang tebusan yang disetorkan kepada negara dengan mereka yang ‘sekedar’
membetulkan SPT Tahunannya. Mereka yang mengikuti program Tax Amnesty tentu
saja sudah membantu pemasukan negara, dan akan mendapatkan pengampunan atas
kewajiban perpajakan sampai dengan Tahun 2015 yang belum atau belum sepenuhnya
diselesaikan oleh Wajib Pajak. Sedangkan mereka yang tidak mengikuti program
Tax Amnesty -termasuk yang hanya melakukan pembetulan SPT- tidak akan
mendapatkan pengampunan tersebut, sehingga ketika di kemudian hari ditemukan
data baru dapat dikenakan ketentuan sesuai dengan perundangan yang berlaku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Pasca Tax Amnesty</b></div>
<b>
</b><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perlu diperhatikan bahwa
kewajiban perpajakan yang mendapat fasilitas pengampunan adalah kewajiban perpajakan
sebelum Tahun 2015. Artinya, Wajib Pajak harus memperhatikan kewajiban
perpajakan mereka untuk Tahun 2016 dan tahun-tahun berikutnya, termasuk
kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan. Sebagaimana kita tahu, SPT Tahunan
paling lambat disampaikan oleh Wajib Pajak pada akhir bulan Maret tahun
berikutnya untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan akhir bulan April tahun
berikutnya untuk Wajib Pajak Badan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan banyaknya Wajib Pajak
Orang Pribadi yang mengikuti program Tax Amnesty sesuai dengan data yang
disebutkan di atas, maka bulan Maret 2017 seharusnya menjadi momen penting bagi
peningkatan kepatuhan Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi. Wajib
Pajak yang telah mendapatkan pengampunan seharusnya tidak melakukan kesalahan
yang sama, seperti lalai menyampaikan SPT Tahunan maupun menyampaikan SPT
Tahunan dengan tidak benar,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sebagaimana
tahun-tahun sebelumnya. Begitupun juga Wajib Pajak yang melakukan pembetulan
SPT Tahunan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kelalaian penyampaian SPT Tahunan
biasanya terjadi karena minimnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">awareness</i>
Wajib Pajak meskipun sudah disosialisasikan secara massif. Kelalaian ini juga
bisa terjadi ketika misalnya seorang karyawan merasa bahwa penyampaian SPT
Tahunan merupakan kewajiban kantor atau perusahaannya. Padahal penyampaian SPT
Tahunan adalah kewajiban masing-masing Wajib Pajak karena ia sendiri yang
mengetahui harta dan kewajiban yang dimiliki, dan juga penghasilan lain selain
dari gaji yang mungkin ada. Sedangkan ketidakbenaran data yang disampaikan
dalam SPT biasanya disebabkan karena merasa aman dari pengawasan pemerintah,
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, yang dianggap tidak memiliki data
untuk membuktikan ketidakbenaran SPT yang disampaikan Wajib Pajak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah Wajib Pajak mengikuti Tax
Amnesty atau membetulkan SPT Tahunan-nya sebagai respon atas Tax Amnesty,
seharusnya kelalaian dan ketidakbenaran data itu tidak terulang lagi. Wajib
Pajak menjadi sadar bahwa SPT Tahunan wajib dibuat sendiri olehnya dan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Selain itu, dengan data yang
ditulis sendiri oleh Wajib Pajak yang mengikuti Tax Amnesty maupun yang
membetulkan SPTnya, seharusnya tidak ada lagi perasaan aman ketika menyampaikan
SPT yang tidak benar. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Lapor SPT, Jangan Salah Lagi</b></div>
<b>
</b><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Memang, data yang disampaikan
ketika Tax Amnesty adalah data berupa harta yang dimiliki oleh Wajib Pajak. Pun
demikian dengan data yang disampaikan dalam SPT pembetulan oleh Wajib Pajak,
kebanyakan juga membetulkan harta yang belum dicantumkan dalam SPT yang sudah
disampaikan. Harta yang dimiliki seseorang tentu saja tidak dikenakan Pajak
Penghasilan. Akan tetapi perlu diingat bahwa sangat terbuka kemungkinan atas
harta yang dilaporkan tersebut, Wajib Pajak memperoleh tambahan kemampuan
ekonomis yang seharusnya dikenakan Pajak Penghasilan. Contoh, seorang karyawan
memiliki beberapa properti termasuk rumah tinggal, apartemen, dan tanah
perkebunan. Selama ini, karyawan tersebut hanya melaporkan penghasilan dari
gaji yang diterimanya secara rutin dari perusahaan. Padahal, atas apartemen dan
tanah perkebunan tersebut, ia juga memperoleh penghasilan dari sewa maupun dari
usaha lain. Nah, seharusnya penghasilan dari selain gaji yang diterima rutin
oleh perusahaan (dan biasanya sudah dipotong pajaknya) tersebut juga dilaporkan
dalam SPT Tahunannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, mari jadikan
momen penyampaian SPT Tahunan 2016 yang akan berakhir pada Maret dan April 2017
nanti sebagai momentum peningkatan kepatuhan perpajakan kita.<br />
Pertama,
sampaikan SPT Tahunan sebelum jatuh tempo.<br />
Kedua, masukkan semua aset ke dalam SPT, termasuk aset yang diikutkan Tax Amnesty<br />
Ketiga, sampaikan SPT Tahunan dengan
data yang sebenar-benarnya, termasuk penghasilan-penghasilan lain dari asset
yang kita miliki.<br />
<br />
<br />
Karena APBN Indonesia sebagian besar dibiayai oleh pajak,
sehingga sukses tidaknya pembangunan negara kita bergantung pada benar tidaknya
kita dalam memenuhi kewajiban perpajakan kita.Mau kan negara kita jadi makmur dan sejahtera?</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-84744963453179062732017-01-10T12:08:00.000+07:002017-01-10T12:25:02.303+07:00Curug Putri: Air Terjun Ekstrim di Banten<div style="text-align: justify;">
Weekend kemarin ada jadwal untuk outing bersama beberapa kawan. Seperti biasa, ketika outing bersama teman atau kolega, saya akan meminta izin apakah memungkinkan membawa sebagian anak-anak saya. Kebiasaan itu saya lakukan agar keluarga tidak kehilangan hak-haknya, begitu juga saya bisa menjalankan kewajiban-kewajiban yang kadang harus mengorbankan waktu libur kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah diskusi, ikutlah mas dan kakak. Destinasi utama adalah ke Pantai Carita dilanjut dengan air terjun di depan Pantai Carita. Perjalanan dari Jakarta memakan waktu kurang lebih 3 jam dengan kondisi lancar. Menyusuri pinggir Pantai Anyer, sampai di Carita Seapark, kami belok ke kiri. Jalanannya kecil, tepat di seberang Carita Seapark. Sangat kontras dengan pemandangan pantai, kami langsung disuguhi jalan yang menanjak dengan kanan kiri hutan. Kondisi jalan awalnya adalah beton, tapi kemudian ketemu dengan jalanan berbatu yang tidak rata. Beberapa kali terasa bagian bawah mobil mentok batu karena kurang hati-hati dalam memilih jalan. Kira-kira 10 menit perjalanan, kami sampai ke tempat parki mobil. Tidak begitu luas, tapi muat untuk sekitar 10 mobil. Penjaga parkir mengatakan bahwa kami harus berjalan 200 m untuk mencapai pos pertama.Bisa naik ojeg sebenarnya, tapi si kakak dengan mantap memilih jalan kaki. "Biar seru!", katanya.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSt5A9mbUqkey9GiRAifum0apdct8z3UT2WjqKtSl6EFil2N2-K9fFjSjpWx79iXHBTJasciZE-yYIpwmX0uhsorhcoKWzNOkA9utUFGZC2n-qFYXFvGMA-4I3djwd0dUF2DiB2MFlXyTE/s1600/SAM_6045.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSt5A9mbUqkey9GiRAifum0apdct8z3UT2WjqKtSl6EFil2N2-K9fFjSjpWx79iXHBTJasciZE-yYIpwmX0uhsorhcoKWzNOkA9utUFGZC2n-qFYXFvGMA-4I3djwd0dUF2DiB2MFlXyTE/s400/SAM_6045.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mas dan Kakak jalan kaki dari parkiran menuju pos pertama</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di pos pertama, kami bertemu dengan petugas penjaga. Sempat diingatkan agar berhati-hati karena membawa anak kecil, mengingat medannya yang jalan setapak dengan jurang yang cukup dalam. Sempat merasa tidak enak mendapat peringatan seperti itu, tapi karena sudah sampai sana, bismillah semoga tidak apa-apa. Di pos pertama, ada beberapa penjual makanan. Kami memutuskan mengisi perut terlebih dahulu dengan sepiring mie instan. Harganya wajar. Rp. 10.000 dengan telur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah cukup kenyang, kami mulai berjalan. Tak jauh dari warung, kami langsung bertemu dengan jalan setapak. Track-nya mirip dengan track ketika kita naik gunung. Setapak, melewati pohon-pohon yang tumbang, naik turun, sesekali melewati mata air yang jernih.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj3jj7ekgSKkwSrci89t0Da8ixBrEG99UczGlib3TnqONLEhr6_v46IMXpbbMMf7PuFLeQPE-GwrMyavNYbYb-UJQ3K5ZXj8OMXti6iKiJ_L65DscPZFag1AmrAsLxZjr1UtoXsFQw8fWE/s1600/SAM_6075.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj3jj7ekgSKkwSrci89t0Da8ixBrEG99UczGlib3TnqONLEhr6_v46IMXpbbMMf7PuFLeQPE-GwrMyavNYbYb-UJQ3K5ZXj8OMXti6iKiJ_L65DscPZFag1AmrAsLxZjr1UtoXsFQw8fWE/s400/SAM_6075.JPG" width="265" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Tracking tersebut memakan waktu kurang lebih 1 jam, lalu kami sampai di sebuah Curug. Saya lupa namanya. Tapi kami justru sampai di atas curug tersebut. Baru kali ini saya menikmati curug justru dari atasnya. Biasanya kan dari bawahnya. Karena penasaran, kami coba untuk turun, berharap akan bisa bermain-main air terjun di bawah sana. Jalanannya curam dengan batu-batu besar. Tapi anak-anak bisa sampai bawah. Sesampai di bawah ternyata kami di posisi agak jauh dari air terjun, tidak punya bisa menikmati pemandangan air terjun karena posisinya menikung. Untuk benar-benar sampai di air terjun masih harus melewati sungai yang sayangnya cukup dalam. Jadilah dengan kecewa kami naik lagi.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3UmTVvJ-hfDtY_F6EuRgx7_nceJOkbX_liiNsiNqYpH_b3ptO4QM-f4rF9NoTB3xx0ZRsll1w__BACS_ka3C4fE-JSLyjVigTcDZrr4rIE4KzYzhzZMiOFgzck1uUJ0KPcyqistqtuQ-1/s1600/kedung+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3UmTVvJ-hfDtY_F6EuRgx7_nceJOkbX_liiNsiNqYpH_b3ptO4QM-f4rF9NoTB3xx0ZRsll1w__BACS_ka3C4fE-JSLyjVigTcDZrr4rIE4KzYzhzZMiOFgzck1uUJ0KPcyqistqtuQ-1/s400/kedung+1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Untuk mencapai air terjun harus melewati sungai yang sepertinya dalam itu</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa guide menyarankan kami untuk melanjutkan perjalanan ke Curug Putri. </div>
<div style="text-align: justify;">
"Hanya 300 meter sampai pos penjagaan pak, setelah itu lanjut menyusuri sungai", kata mereka berusaha meyakinkan kami. Anak-anak sebenarnya sudah merasa capek dan ingin bermain air di sungai saja. Tapi karena juga penasaran, saya coba bujuk untuk mau jalan sedikit lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai di pos, ternyata sudah banyak sekali pengunjung di sana. Penjaga menjelaskan kepada kami untuk menitipkan semua barang yang tidak tahan air. </div>
<div style="text-align: justify;">
"Bisa bawa kamera gak mas?"<br />
"Nanti harus berenang, pak. Susah bawa kamera", jelas mereka</div>
<div style="text-align: justify;">
"Aman gak ni bawa bocah?"<br />
"Aman pak. Kemarin ada yang lebih kecil, pak. Di sana banyak pemandu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami membayar Rp. 15.000,00 per orang, menitipkan semua barang termasuk sepatu, lalu mulai menyusuri sungai. Tidak mudah karena banyak batu-batu baik besar maupun kecil. Tak berapa lama, kami langsung ketemu dengan dinding batu di kanan kiri sungai yang menjulang tinggi. Bertekstur halus dengan gurat-gurat alami akibat goresan air. Jarak antara dinding batu antara 5-2 meter, semakin dekat dengan curug, semakin sempit. Udara cukup dingin. Lalu kami sampai pada sungai yang cukup dalam. 3 meter berdasar informasi dari guide. Kami diberi pelampung, lalu berenang dengan bantuan sebuah tali yang diikat dan dijaga oleh petugas. Anak-anak? Mereka naik ke punggung guide yang bolak-balik berenang untuk membantu yang kesulitan. </div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgigkdk18PlxJTuHQHtLi_6JJCfrS5WgaFGdlrOBpT7QbLvH7QX_OT39BAZiQydl0jrDn97ZXBCZ7VioJIgcWLJe06qA0BSA2Q5BhM70-7gXdMWS7PvUThBNm4IIzJ_ED3_G4Yg1MWYmTnh/s1600/WhatsApp+Image+2017-01-09+at+11.05.20+AM.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgigkdk18PlxJTuHQHtLi_6JJCfrS5WgaFGdlrOBpT7QbLvH7QX_OT39BAZiQydl0jrDn97ZXBCZ7VioJIgcWLJe06qA0BSA2Q5BhM70-7gXdMWS7PvUThBNm4IIzJ_ED3_G4Yg1MWYmTnh/s400/WhatsApp+Image+2017-01-09+at+11.05.20+AM.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Anak-anak memakai pelampung, terlihat dinding batu dengan jarak cukup sempit</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah berenang, memanjat sebuah gerojogan kecil, lalu berenang lagi, akhirnya sampai di destinasi yang disebut Curug Putri itu. Arusnya deras, udaranya dingin, karena baju juga tidak mungkin tidak basah kuyup. dan ternyata curugnya hanya sebuah air terjun pendek. Lebih mirip gerojogan di sungai-sungai kecil. Pemandangan bagusnya ada pada dinding batu yang mengapit sungai tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak berapa lama, kami memutuskan untuk kembali ke pos. Banyak pengunjung, jadinya tidak nyaman untuk berlama-lama di sana, selain juga sudah mulai kedinginan. Ketika balik harus berenang lagi, menyusuri sungai lagi. Si kakak sudah mulai rewel tidak mau jalan. Karena kasihan, saya gendong sambil jalan menyusuri sungai. Karena batu-batuannya cukup banyak, kami malah tergelincir dan kakak terbanting ke sungai. Alhamdulillah ada teman yang sigap menolong dan ganti menggendong si kakak. Tak berapa lama, teman saya juga jatuh. Jadilah si kakak jatuh dua kali. </div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuUgVUNZiH2ZvNK7xL5J-uxXuk0aHrS7rjtyo5L174qAUIkcUcxubBLWfc8WQRmO17XrQAOlihmV_2GsFfUMZCx-2_rI0sgfz43Ph-emeVHJ57oAt6iDea4_hB0gSmMGmFeV08jst1-KOv/s1600/SAM_6121.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuUgVUNZiH2ZvNK7xL5J-uxXuk0aHrS7rjtyo5L174qAUIkcUcxubBLWfc8WQRmO17XrQAOlihmV_2GsFfUMZCx-2_rI0sgfz43Ph-emeVHJ57oAt6iDea4_hB0gSmMGmFeV08jst1-KOv/s400/SAM_6121.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">mengembalikan mood kakak setelah berkali-kali jatuh, dengan segelas minuman hangat</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah semuanya pulih, semangat pulih, fisik juga pulih setelah beristirahat sebentar, kami langsung berjalan menuju pos awal. 1,5 jam perjalanan lagi. Tentu butuh ekstra kata-kata motivasi untuk meyakinkan bahwa anak-anak masih kuat berjalan. Motivasi mereka, sampai mobil, ketemu AC, lalu bermain di pantai.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC1HT_idl9GhvTmVadXQe61sg8fKvRDP-Bx3x9LJ-GsGLnXV4Cp8NWQ-TZgv9odsWRK7ZXU56PGgfOiLCl35_XtjY063js7g78PJfkrOuzN8uqaSICnpCKf2QAjHQGTB8YcUAotiYm6eKQ/s1600/SAM_6142.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC1HT_idl9GhvTmVadXQe61sg8fKvRDP-Bx3x9LJ-GsGLnXV4Cp8NWQ-TZgv9odsWRK7ZXU56PGgfOiLCl35_XtjY063js7g78PJfkrOuzN8uqaSICnpCKf2QAjHQGTB8YcUAotiYm6eKQ/s400/SAM_6142.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jalan setapak yang langsung berbatasan dengan jurang</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrzHusLq7prAMS2pwsU4WHQP8AS5LSP8wVxOtMkUAPOzwVFXNpXxKtBDEhb-Q4cyf65R-BrH5ZZth0mdRofLzT2xdF23KnCPS2EnyxOerviPamK802FunOmhdfvx5cynq6ev-95uMQj_by/s1600/SAM_6145.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrzHusLq7prAMS2pwsU4WHQP8AS5LSP8wVxOtMkUAPOzwVFXNpXxKtBDEhb-Q4cyf65R-BrH5ZZth0mdRofLzT2xdF23KnCPS2EnyxOerviPamK802FunOmhdfvx5cynq6ev-95uMQj_by/s400/SAM_6145.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tidak sabar sampai ke parkiran mobil meski sebenarnya sudah sangat capek</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah berjalan hampir 1,5 jam, sampai juga di tempat mobil di parkir. Langsung keluar kawasan hutan, bertemu dengan pantai dan mencari spot pantai yang tidak terlalu ramai untuk disinggahi. </div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJiVgaKZEWI9KHmqlV8br93fqPfK66H0rKDR5UVH29y25Aj68kgEr85Ka1GDK5lPK-fGxBcDI526escH6zJgj1sUES6ohArwn13P9sfKml36n3YVeCODjtQ1gM6-Him6gqNb5PH4kA9bL7/s1600/SAM_6168.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJiVgaKZEWI9KHmqlV8br93fqPfK66H0rKDR5UVH29y25Aj68kgEr85Ka1GDK5lPK-fGxBcDI526escH6zJgj1sUES6ohArwn13P9sfKml36n3YVeCODjtQ1gM6-Him6gqNb5PH4kA9bL7/s400/SAM_6168.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dikejar ombak</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Dan selesailah petualangan hari itu. Sayang, jalan pulangnya macet karena bersamaan dengan bubarnya orang-orang yang menikmati sunset. Mampir ke warung padang untuk mengisi perut yang keroncongan, lalu pulanglah kami dengan dengkuran anak-anak di jok belakang mobil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-11204429739682296562016-09-26T16:34:00.000+07:002016-09-26T16:36:26.143+07:00Belajar Sepatu Roda Untuk AnakLama sekali blog ini tak pernah tertengok sampai berdebu. Musim Pilkada, semua orang membicarakan calon kepala daerah. Tapi bagaimana kalau kita bahas musim yang lain? Musim sepatu roda.<br />
<br />
Jadi, entah bagaimana tiba-tiba semua anak-anak sekarang memiliki<i> in line skate</i> alias sepatu roda dengan warna-warna dan corak yang menggoda hati. Hatinya anak-anak tentu saja. Di kampung saya di selatan Jakarta, di jalan sempitnya yang beraspal kasar pun, sore-sore sering terlihat anak-anak berjalan tertatih memakai sepatu roda mereka. Saling berpegangan agar tidak jatuh.<br />
<br />
Nah, kebetulan si <i><strike>drama queen</strike></i> "kakak", gadis kami di rumah hobi sekali bermain sepatu roda. Meski tidak bisa dibilang jago, tapi ya lumayan lah. Dan dia main sebelum sepatu roda ini tiba-tiba jadi musim seperti sekarang ini. Maka ketika di taman, di kampus STAN, di pusat perbelanjaan yang mengizinkan pengunjung memakai sepatu roda lalu dia enjoy ke sana kemari dengan<i> in line skate</i> nya dan beberapa orang bertanya bagaimana cara biar bisa sementara anaknya belum bisa, itu ya karena latihannya dah lama. dah berbulan-bulan yang lalu. Jatoh-jatohnya, lebamnya udah gak keitung sampai akhirnya bisa meluncur seperti sekarang. Sementara anak-anak yang lain, karena baru musim, baru saja beli dan baru saja belajar. Jadi si kakak suka keliatan jago dibandingkan yang lain, padahal ya karena lebih dulu latihan dibanding yang lain.<br />
<br />
Sekarang, yuk kita bahas tentang sepatu roda untuk anak. Dulu, kami beli sepatu roda niatnya untuk si Mas, agar lebih punya sarana untuk bergerak dan menghabiskan energinya. Awalnya semangat banget, tapi sekali dua kali jatoh terus udahan. Cuma sesekali saja mau main lagi. Sementara si kakak, jatoh berkali-kali tetap penasaran gimana caranya bisa main sepatu roda itu. Sepatu roda pertama (karena sekarang sudah ada yang kedua) yang kami beli untuk mereka, entah merknya apa. Waktu itu karena hanya iseng, yang penting murah, rodanya bulat dan bisa menggelinding. Belakangan baru nyadar, ternyata milih sepatu roda itu tidak sembarangan. Makanya, mumpung masih musim, siapa tahu ada yang ingin anaknya bermain sepatu roda daripada bermain gadget di kamar.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzIMBF3wy0mbdHMYz8yStdVkNW2teYpB7swEY83Qra8NMBxncXF-s5cNunXq20veSNT-QiC6vrFrE3a5wTc_WKPbnh1DUqs1iKtOCTEXZ7tQiBhpa6zLjz4A6z3O5YZVal0qSuqMvb4z5J/s1600/husna+belajar+sepatu+roda.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzIMBF3wy0mbdHMYz8yStdVkNW2teYpB7swEY83Qra8NMBxncXF-s5cNunXq20veSNT-QiC6vrFrE3a5wTc_WKPbnh1DUqs1iKtOCTEXZ7tQiBhpa6zLjz4A6z3O5YZVal0qSuqMvb4z5J/s320/husna+belajar+sepatu+roda.jpg" width="250" /></a><br />
<b>Memilih Sepatu Roda</b><br />
Bagaimana cara memilih sepatu roda untuk anak? Sekarang banyak sekali produsen sepatu roda, mulai harga 100 ribuan (mendekati 200 ribu sih) sampai yang harganya jutaan. Bedanya apa? Merknya beda, kualitasnya juga beda lah. Karena kita membicarakan sepatu roda untuk anak, kadang sayang beli yang mahal-mahal tapi anaknya bosenan atau tidak serius mau belajar. Tapi beli yang murah ternyata (seperti yang saya rasakan) juga sayang juga karena kualitasnya yang tidak bagus. Intinya, karena produsen in line skate sekarang mirip-mirip barangnya, pilihlah yang rodanya dari karet. Karena ada sepatu roda yang rodanya dari PVC alias plastik. Bunyinya "cethok-cethok" kalau buat jalan. Sepatu roda yang bannya dari karet membuat anak lebih mudah belajar karena lebih mudah meluncur sehingga membutuhkan tenaga yang lebih sedikit. Selain itu, ukurannya juga harus diperhatikan. Hampir semua model in line skate sekarang bisa di-adjust ukurannya. Misal S untuk ukuran sepatu 29-34 (beda-beda setiap jenisnya). Yang pasti jangan beli sepatu yang kekecilan, tapi juga jangan yang kegedean banget. Gak enak lah pastinya kalau kegedean. Walaupun sebenarnya si kakak belajar dengan sepatu yang kegedean dan bannya dari PVC. Ya bisa-bisa aja sih. Tapi akhirnya ya kami harus keluar uang lagi untuk beli sepatu yang lebih nyaman karena sering banget mainnya. Yang foto warna biru putih itu sepatu roda yang buat belajar. Foto yang bawah, sepatu roda baru yang harganya dua kali lipat, wkwkwkwk.<br />
<br />
<b>Tempat Belajar</b><br />
<b><br /></b>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi65yH6lhMnpVryW37F3cSavqbKaUjlDPmvi0KKmmieC1Yj5VTeLuAyjP7mCsocmdIp1TB_POSMP-ozJ8c7VD-TSeWhx7yMEbAZX4d_L86MARwYIkP2zaPyDl7GgJgZp7jIIbAYENRknKmK/s1600/husna+sepatu+roda.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi65yH6lhMnpVryW37F3cSavqbKaUjlDPmvi0KKmmieC1Yj5VTeLuAyjP7mCsocmdIp1TB_POSMP-ozJ8c7VD-TSeWhx7yMEbAZX4d_L86MARwYIkP2zaPyDl7GgJgZp7jIIbAYENRknKmK/s400/husna+sepatu+roda.jpg" width="400" /></a>Kalau udah beli sepatunya, yang jadi tantangan kita sekarang adalah di mana bisa bermain sepatu roda. Di jalan? Di mall? Di rumah? Yang pasti tidak semua mall mengizinkan pengunjungnya untuk memakai sepatur roda. Apalagi yang baru belajar. Kalau di jalan terlalu berbahaya bisa ketabrak kendaraan. Di rumah? Si kakak di dalam rumah juga pakai sepatu roda sih. Tapi ya hanya meluncur 3 4 meter terus nabrak tembok. Salah satu tempat yang direkomendasikan untuk belajar adalah di lapangan basket. Tentu kalau pas gak dipakai. Atau lapangan yang sejenis dengan itu lah. Yang diplester halus dan cukup luas tempatnya. Baru nanti kalau sudah bisa, bisa bermain di tempat lain.<br />
<b><br /></b>
<b>Bagaimana Mengajari Anak Bermain Sepatu Roda?</b><br />
<b><br /></b>
Yang harus diingat adalah, jangan sampai justru orang tuanya yang berambisi anaknya bisa bermain sepatu roda. Karena liat anak tetangga udah bisa, misalnya. Karena tidak semua anak akan nyaman bermain sepatu roda sebagaimana tidak semua orang tua mau disuruh belajar nyetir mobil. Kalau anaknya memang mau, ya baru dibelikan sepatu roda dan diajari. Ditemani belajarnya jangan disuruh belajar sendiri.<br />
<br />
Keterampilan mendasar bermain sepatu roda adalah berdiri dengan sepatu roda. Maka pertama kali, ajaklah anak di tempat yang berumput, lalu disuruh berdiri. Berdiri saja, belajar jaga keseimbangan. Setelah itu baru coba berdiri di lapangan basket tadi. Kalau sudah nyaman, coba minta untuk berjalan seperti biasa. Biarkan berjalan sendiri, tanpa dipegangi. Saya sampai sekarang tidak bisa bermain sepatu roda, tapi karena anak-anak ingin belajar, maka saya ajari mereka. Lebih tepatnya saya temani mereka belajar. Dan inti dari bermain sepatu roda kan meluncur. Maka berjalan saja sampai nanti bisa meluncur. Semakin banyak latihan maka akan semakin terbiasa dan semakin ringan untuk meluncur. Tips sederhana agar tidak jatuh ke belakang, minta si anak untuk memegang lutut. Lututnya sendiri, bukan lutut bapaknya. Karena yang paling sakit saat jatuh dari sepatu roda adalah jatuh ke belakang, karena sampai sekarang cuma nemu protektor lutut, siku dan tangan dan belum nemu tempat yang jual protektor pantat.<br />
<br />
Nah, setelah bisa meluncur dan gak jatoh, baru nanti mikir bagaimana cara ngerem, cara belok, dan sebagainya.<br />
<br />
Masih bingung? Search di youtube bagaimana cara belajar sepatu roda. Bejibun, dari yang ngajarin beneran sampai yang cuma aplot video anaknya belajar sepatu roda yang juga belum bisa. Selamat mengajari anak-anak bersepatu roda!<br />
<br />Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-53328078263091631362015-12-21T11:02:00.002+07:002015-12-21T13:28:08.048+07:00Mencari Alternatif Wisata Alam yang Sejuk: De Ranch, Farm House, dan Tour Lembang - Subang<div style="text-align: justify;">
Sudah mafhum bagi para pekerja kantoran di Jakarta, bahwa macet, deadline, lembur, polusi, menjadi hal yang harus dihadapi setiap hari. Makanya setiap libur tiba, rasanya ingin menikmati kualitas hidup yang lebih baik. Memiliki waktu istirahat, menikmati udara sejuk, kalaupun jalan-jalan, inginnya gak nemu gedung dan suasana kota lagi. Itu saya banget, ding. Nyari jajanan, sukanya jajanan tradisional, jalan-jalan sukanya ke nuansa alam. Sayangnya, tempat wisata di seputaran Jakarta yang murah meriah adalah mall. Tempat belanja itu sekarang juga jadi tempat wisata. Dan saya, termasuk yang gak suka jalan-jalan ke mall. Tidak anti mall, tapi tidak suka refreshing di mall.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sabtu-Minggu kemarin, karena Mas dan Kakak liburan ke tempat Simbahnya di Magelang sono, di rumah tinggal bertiga sama si Adik. Lalu muncul ide untuk jalan-jalan. Mencari tempat yang dingin, menikmati hujan, dan kabut yang muncul di pagi hari. Daerah Puncak terlalu mainstream untuk disinggahi, selain karena belum nemu hotel yang murah dan bagus. Nemu yang murah, gak bagus. Nemu yang bagus, gak murah, hahaha. Kami tipe orang yang lebih suka nginep di rumah daripada nginep di hotel tapi gak bisa mengalahkan nyamannya kamar rumah. <strike>Sombong</strike>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu destinasi berubah ke Bandung. Kota Bandung tentu saja belum cukup dingin seperti yang diharapkan. Lalu mencoba nyari penginapan di Lembang. Hasilnya sama. Tidak nemu yang murah dan Bagus. Akhirnya memutuskan untuk booking hotel di Kota Bandung. Cari yang minimalis aja, asalkan reviewnya bagus dan sarapannya enak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari Sabtu cuss ke Bandung. Langsung menuju hotel, karena sampai Bandung juga sudah jam 2 lebih. Keluar Pasteur baru ingat kalau Pasteur ada aturan 4 in 1. Untung saja 4 in 1 cuma sampai jam 13.00, dan kami lewat Pasteur sudah jam 13 lebih. Setelah check in di hotel, istirahat sejenak, lalu sorenya menikmati kota Bandung yang semakin tertata. Harusnya banyak taman yang bisa dikunjungi, tapi sore itu kami hanya jalan kaki menyusuri Asia Afrika, dan Jalan Braga saja. Jalan gitu aja, gak beli apa-apa. Eh, beli cimol ding. Mobil diparkir di Gedung BRI di seberang alun-alun Bandung yang terkenal karena digelar karpet rumput sintesis itu. Ini salah satu tips dari sahabat kami, kalau ke alun-alun, mobilnya parkir di BRI saja, daripada bingung nyari parkir. Bayar 10 ribu ke satpam, bebas parkir sampai berapapun lamanya.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI94B6rQuEr0GGPPzx4qcK27jKE7hmr1llnGJYMK90WirI9qlmfXKQsZ3E9tLFJj27nuBKymUfWI-knjfU3LLi23Wex7nf59Wlt8z8uXUlgxd-wi2ANjMoPxEZpEbhrq-34OGw8Ux1DIzQ/s1600/SAM_1794.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI94B6rQuEr0GGPPzx4qcK27jKE7hmr1llnGJYMK90WirI9qlmfXKQsZ3E9tLFJj27nuBKymUfWI-knjfU3LLi23Wex7nf59Wlt8z8uXUlgxd-wi2ANjMoPxEZpEbhrq-34OGw8Ux1DIzQ/s400/SAM_1794.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Karena memang niat jalan kaki, sudah sedia stroller</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Jalan kaki sampai Maghrib, lalu cari makan. Si Umi ngidam Bakso Boedjangan yang katanya enak dan legendaris itu.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTVFmWdq-cxfEXN2l-_kCiqX0qq61C7klQdxUX3Ey2yjcfGjXqHr_9qKeJILwYaVkHgX6VSLZBVY7VmrFPTEaTIpJdiH23dsx_pn4hXn1EvtQnXKgmR3oe24cGij6fuVygankolPlNjDrJ/s1600/Bakso+Boedjangan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTVFmWdq-cxfEXN2l-_kCiqX0qq61C7klQdxUX3Ey2yjcfGjXqHr_9qKeJILwYaVkHgX6VSLZBVY7VmrFPTEaTIpJdiH23dsx_pn4hXn1EvtQnXKgmR3oe24cGij6fuVygankolPlNjDrJ/s400/Bakso+Boedjangan.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">foto diambil dari http://eatinguntildiee.blogspot.co.id/2015/07/ngebujang-bareng-bakso-boedjangan-ahey.html</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Baksonya emang maknyoss. Meski buat saya sebenarnya kurang nyoss karena kuahnya tidak sepanas seharusnya. Si Adik aja sampai minta nambah, meski porsi ke dua gak habis juga dimakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Besok paginya, setelah sarapan, baru deh wisata sebenarnya dimulai. Berangkat ke Lembang langsung menuju De Ranch. Kami sebenarnya bukan orang yang hafal jalanan Bandung. Ke mana-mana mengandalkan aplikasi Waze yang menunjukkan jalan ke manapun dimaui. Maka ke De Ranch pun dipandu oleh mas-mas Waze. Belok kanan, belok kiri. Kita mah nurut aja. Dan nyampe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvb4_8oGfWmDU3AbU-YUHqM9a6kWVamMYshVc879H8u5VupuJbuDkznjpc7ghUmtaehcBxxTARDlSOCtwPiHNu_3_sheoH7bpqmCn4B1QQKYTw82BETIRE2oHzTKYeEYOgxyqI-A_GlfN8/s1600/SAM_1852.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvb4_8oGfWmDU3AbU-YUHqM9a6kWVamMYshVc879H8u5VupuJbuDkznjpc7ghUmtaehcBxxTARDlSOCtwPiHNu_3_sheoH7bpqmCn4B1QQKYTw82BETIRE2oHzTKYeEYOgxyqI-A_GlfN8/s400/SAM_1852.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyampe sana jam 8 kurang dikit. Sudah lumayan ramai pengunjungnya. Bayar 10rb per orang, dapat welcome drink susu dingin aneka rasa. Sayangnya, sampai di dalam, pengelolanya yang malah belum siap. Tiket wahananya baru dijual jam 9.00. Kuda poninya belum pada datang. Jadi De ranch itu semacam arena Cow Boy, wisata berkuda, tapi tidak semua kudanya dimiliki oleh De Ranc. Sebagian besar dimiliki oleh penduduk sekitar. Dan mereka datangnya siang. Akhirnya sambil nunggu si kuda datang, karena si Adik pengen banget naik kuda, beli kopi dan main beberapa permainan yang disediakan gratis, seperti ayunan, jungkat jungkit, prosotan, dan sebagainya. Emaknya, ngopi di kedai kopi di dalam De Ranch.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu tiket dibuka, antrinya sudah na'udzubillah. Yang ngantri kuda poni sudah bejibun. Akhirnya beli tiket flying fox dan delman. Flying fox karena memang si Adik hobi naik flying fox dan dari awal sudah merengek mau naik flying fox, delman karena kudanya ngantri. Yang penting kuda, dan malah bisa naik bertiga, lebih irit, hehehe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXXL9WeytpaMxFqs0SGoP2gQsYnARQ0KV59wgJjOus4Q2Mie4kfvfmKjiEPt5tQe4Ys7TiaEppdxILznGIRs6G7O2JJWEiTW0YoBLl2f4X3PvvucDY4bEoN-BqQAFSGP6t5lIL9K0f4FQ3/s1600/SAM_1847.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXXL9WeytpaMxFqs0SGoP2gQsYnARQ0KV59wgJjOus4Q2Mie4kfvfmKjiEPt5tQe4Ys7TiaEppdxILznGIRs6G7O2JJWEiTW0YoBLl2f4X3PvvucDY4bEoN-BqQAFSGP6t5lIL9K0f4FQ3/s400/SAM_1847.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sambil nungguin, main jungkat-jungkit</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrjU-GAb2VcSAWG0uLA6czD4yoSRYXDGJoYXdqXnL06_D3t8KfN3Y1Lflzq0UU1hdzDQntUNHfXmnRQK6nmCsrqI1SVgkur8xyCWPPQ_j9KcoA3H1q22if5QQtq8cViNfNHxRDCmhUqWf_/s1600/SAM_1867.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrjU-GAb2VcSAWG0uLA6czD4yoSRYXDGJoYXdqXnL06_D3t8KfN3Y1Lflzq0UU1hdzDQntUNHfXmnRQK6nmCsrqI1SVgkur8xyCWPPQ_j9KcoA3H1q22if5QQtq8cViNfNHxRDCmhUqWf_/s400/SAM_1867.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Adik naik flying fox</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah puas -<strike>sebenarnya belum puas sih</strike>- di De Ranch, tergoda oleh publikasi di internet tentang FarmHouse Lembang, akhirnya biar kekinian, datang ke sana. Ternyata yang penasaran tidak cuma kami. Dua kilo sebelum Farm House, sudah macet panjang mengantri mobil mau ke sana. Tapi untungnya masih dapat parkir juga. Per tiket 20ribu, tapi dapat voucher yang dapat ditukar dengan minuman dan makanan yang dijual di dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv14RIRa00QKke9OnG3dDXmgGkmVspfwk7il3HAF0vnMqhhYPRF9JDPKAmoNF-GH0Gja_zVHRJIDb_pWoDX1sfgrMvPMAH-IwEj1Z3NCGdBh9DMz10u_K6fDtfHKmNq8nLrfFwWGYQjVgb/s1600/SAM_1904.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv14RIRa00QKke9OnG3dDXmgGkmVspfwk7il3HAF0vnMqhhYPRF9JDPKAmoNF-GH0Gja_zVHRJIDb_pWoDX1sfgrMvPMAH-IwEj1Z3NCGdBh9DMz10u_K6fDtfHKmNq8nLrfFwWGYQjVgb/s400/SAM_1904.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tiketnya bisa ditukar dengan makanan dan minuman</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Karena sudah eneg dengan susu, akhirnya ditukar dengan mixed juice, dengan nambah 5 ribu dan dua tiket lainnya ditukar sosis bakar dengan nambah 5 ribu dapat 3 sosis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tempat ini, konon tempat yang instagramable. Berpotensi untuk menghasilkan gambar yang sangat bagus, meski orangnya biasa-biasa saja. Tapi karena pengunjung yang datang kayak cendol, gimana mau dapet gambar bagus?</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu63af-BszqZsiJzX50hGoejoWuX1It3tFzA_kcvYGsaLvehtItIzSqQt23ImiyYiIpDOeXpEWYUfoqSX8v3aeiMpEyBxPh2WRwe2KDiFZOqIRz2x3e2VYv5FWIy7VysOoBrJBZj3TChCn/s1600/SAM_1891.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu63af-BszqZsiJzX50hGoejoWuX1It3tFzA_kcvYGsaLvehtItIzSqQt23ImiyYiIpDOeXpEWYUfoqSX8v3aeiMpEyBxPh2WRwe2KDiFZOqIRz2x3e2VYv5FWIy7VysOoBrJBZj3TChCn/s400/SAM_1891.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ini di kanan kirinya sebenarnya penuh orang yang semua berusaha untuk foto, selfie, dan mendapatkan tempat paling bagus</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Banyak yang ke sini membawa anak-anak. Termasuk kami. Tapi sepertinya kurang begitu cocok buat anak-anak. Bahkan nama FarmHouse pun mungkin juga tidak terlalu mencerminkan. Tempat ini lebih pada taman dan resto. Tamannya terkelola dan terdesain sangat apik. Cocok buat foto-foto, kalau tempatnya pas sepi. Sayangnya musim liburan sama sekali tidak sepi. Tidak ada hiburan buat anak-anak kecuali susu gratis yang dituker tiket masuk itu, atau sosis bakarnya. Selebihnya, ini lebih cocok untuk pasangan yang ingin pacaran, atau pre wedding, atau mungkin datang pagi-pagi berburu foto bagus untuk diaplot di Instagram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtI7LT1v0E0jQO4QQRhxbPv6_J2Gk0V7XQXDJr8ESPcIYx5je_0OU408v6MiZ6MkMWekiVv9F_l_1wHGMqFYQhw4Eq3G96aN4h1OwJq-yZsO8S_Cnm8U7ORSPn7VSiTQziknZ-1-zB8yd3/s1600/SAM_1912.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtI7LT1v0E0jQO4QQRhxbPv6_J2Gk0V7XQXDJr8ESPcIYx5je_0OU408v6MiZ6MkMWekiVv9F_l_1wHGMqFYQhw4Eq3G96aN4h1OwJq-yZsO8S_Cnm8U7ORSPn7VSiTQziknZ-1-zB8yd3/s400/SAM_1912.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tidak lama di Farm House, lalu memutuskan untuk pulang, tidak lupa membeli tahu susu khas Lembang untuk oleh-oleh. Jadi jalan-jalannya gitu doang? Tidak. Untuk jalan pulang, saya memang merencanakan lewat Cipali. Balik lagi ke arah Lembang, ambil jalan menuju Subang, menyusuri indahnya kebun teh di Ciater, sampai akhirnya ke Cipali dan pulang ke Bintaro. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi31VlMyqS5hOauFZ5_0Vm-IhQdvwidyxbTm63eb9-NRlwnXk57I-I6WHpI73YC8-4_OhoJQYAlWZLcg5TWYzb6ERjcrGFD8gr4eMQL77qof8R5nJlmVY-AYIZh3UdNr5u7P404LitGsWVo/s1600/rute+subang.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi31VlMyqS5hOauFZ5_0Vm-IhQdvwidyxbTm63eb9-NRlwnXk57I-I6WHpI73YC8-4_OhoJQYAlWZLcg5TWYzb6ERjcrGFD8gr4eMQL77qof8R5nJlmVY-AYIZh3UdNr5u7P404LitGsWVo/s640/rute+subang.JPG" width="507" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Kalau biasanya dari Lembang, Bandung dan sekitarnya itu untuk menuju ke Jakarta lewat Tol Cipularang, kami memutuskan untuk memutar, menyusuri Jalan Raya Lembang-Subang. Bukan jalan-jalan namanya kalau kita hanya melihat suasana toll saja sepanjang perjalanan. Di Jalan Raya Lembang-Subang, akan bertemu dengan sejuknya hutan Cikole, lalu bertemu dengan belasan kilometer hamparan kebun teh yang hijau dan rapi. Mantap!</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2QTtdcOOg2nQRPTj-N2dyvQBSFX7Qu_T8ABK5bEZ1nAtMfHhBG215g6V8rMdUFCcDn5z1_kmFxj2dXo2s2ToIjx9_xI1FRRsF5K1q0R6ISrwKhQ85cFTHJHy09ZG6wGYFpSTRVYJi8_yz/s1600/SAM_1916.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2QTtdcOOg2nQRPTj-N2dyvQBSFX7Qu_T8ABK5bEZ1nAtMfHhBG215g6V8rMdUFCcDn5z1_kmFxj2dXo2s2ToIjx9_xI1FRRsF5K1q0R6ISrwKhQ85cFTHJHy09ZG6wGYFpSTRVYJi8_yz/s400/SAM_1916.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana seperti ini yang dicari</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX2HhuMZ4gXZjfPQ0_pICHhPL-29LbM86l8WMTsNRRivWVFlaPvAmd_iXV1Q2DoAH6ymmGrrt4JziTnG_8mLhn-EXhFD8-jOjPm5NydiahfGVhxmvomD3sRBUp_k9fIIHQlefra_uK1GvX/s1600/SAM_1918.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX2HhuMZ4gXZjfPQ0_pICHhPL-29LbM86l8WMTsNRRivWVFlaPvAmd_iXV1Q2DoAH6ymmGrrt4JziTnG_8mLhn-EXhFD8-jOjPm5NydiahfGVhxmvomD3sRBUp_k9fIIHQlefra_uK1GvX/s400/SAM_1918.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kebun Teh sepanjang perjalanan</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Seharusnya melalui jalan ini, kita bisa juga mampir di Tangkuban Perahu. Tapi karena kemarin hujan, maka malas untuk belok ke Tangkuban Perahu. Nanti saja kalau full team, mengajak Mas dan Kakak untuk ke sana. Sayang, hujan sepanjang jalan, meski sempat berhenti juga hujannya, tapi jadi malas foto-foto di kebun teh. Si Adik juga bobok di jalan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Dan akhirnya, menyusuri Lembang-Ciater-Subang sampai Cipali itu sangat layak untuk dicoba kalau bosan dengan jalanan Puncak yang macet kalau liburan. Jalannya satu lajur dengan kondisi mulus sekali. Diperlukan kondisi kendaraan yang fit apabila Anda ingin mencoba rute ini. Tidak perlu tergesa untuk segera sampai, karena jalanan berkelok-kelok, tidak aman untuk menyalip. Mending nikmati saja pemandangan sepanjang perjalanan, atau berhenti sejenak makan jagung bakar yang dijajakan di sepanjang jalan. Liburan kemarin, memang capek seperti perjalanan luar kota lainnya, tapi puas dan menyegarkan, melihat suasana hijau dan sebagai penikmat hujan, tentu saja menikmati hujan deras di beberapa tempat sepanjang perjalanan. </div>
Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-43515808144593862952015-11-17T15:53:00.001+07:002015-11-17T15:53:07.768+07:00Kesejiwaan<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-3B4SLh3N4HxiRZ3LtLidoNysyOhudYZ_GMSzc8uNT1AfHNSWpuogAhehocxGhhnZtmFtrl-nOKITdp7qKMOWl31ztU5adJ7g4P5a8eeAjgmryUnhap-T4T6UK9qjpQEzrG2SYdZryq6q/s1600/wonderful.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-3B4SLh3N4HxiRZ3LtLidoNysyOhudYZ_GMSzc8uNT1AfHNSWpuogAhehocxGhhnZtmFtrl-nOKITdp7qKMOWl31ztU5adJ7g4P5a8eeAjgmryUnhap-T4T6UK9qjpQEzrG2SYdZryq6q/s320/wonderful.jpg" width="320" /></a>Ahad kemarin, kami sengaja meluangkan waktu bersama menghadiri Seminar Wonderful di sebuah gedung milik salah satu bank di kawasan Bintaro.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
Ada beberapa hal yang membuat saya bersemangat hadir dalam acara tersebut:</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<b>Pertama</b>, karena memang kami berdua sedang memprogramkan -yang disebut oleh istri saya sebagai- "rekonsiliasi cinta". </div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<b>Kedua</b>, karena pembicaranya. Yang menjadi pembicara adalah Pak Cah (Cahyadi Takariawan) dan istri. Pak Cah ini pendiri Jogja Family Center, konselor rumah tangga, kompasianer favorit 2014 dan penulis yang cukup produktif. Salah satu bukunya, yang membuat calon istri saya dulu bersemangat mau diajak ke Ternate, karena di buku itu disebutkan tentang kehidupan dan tantangan hidup di Indonesia Timur, termasuk ternate. karenanya, saya merasa harus datang ke acara tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
Peserta seminar kemarin ternyata terbentang antara pengantin yang baru menikah 4 bulan dengan pasangan seusia orang tua kami yang menikah tahun 1984 dan sudah memiliki 3 cucu. Di satu sisi, memang kami merasa bahwa agak tidak pas ketika penyelenggara agak mengabaikan usia pernikahan peserta. Tapi di sisi lain, kehadiran senior-senior dalam seminar pernikahan itu, bahkan ketika acara belum dimulai, memberikan aura energi luar biasa bagi kami. Yang hadir dalam seminar keluarga seperti itu, tentu saja oang yang ingin keluarganya semakin baik, ingin hubungan dengan pasangannya semakin baik, dan ingin saling cinta dengan pasangannya semakin baik. </div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<span style="font-size: 12.8px;">Karena pesertanya beragam, tidak semua hal yang disampaikan adalah permasalahan dan solusi untuk ke-sewindu-an kami. Ada beberapa hal yang sudah selesai, menurut kami. Semoga saja bukan karena tidak sadar bahwa itu adalah masalah yang belum selesai.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
Tapi ada satu hal yang ingin saya bagikan kepada teman-teman. Tentang kesejiwaan.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
Hal yang akan harus terus menerus diperjuangkan oleh pasangan suami istri adalah menjaga kesejiwaan, yang dalam bahasa lebih mudahnya disebut <i>Chemistry</i>. Hal yang akan harus terus menerus diperjuangkan oleh pasangan suami istri adalah menjaga agar tetap sejiwa, menjaga agar jiwa dua orang itu dapat menyatu. Itulah mungkin, Bahasa Inggris menyebut sebagai "Soulmate" (belahan jiwa), bahasa Jawa menyebut suami/istri dengan sebutan Garwa, akronim dari Sigaring Nyawa yang berarti belahan jiwa.</div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
Kesejiwaan itu adalah soal bagaimana puzzle-puzzle jiwa suami bisa mendekat dan menyatu dengan puzle-puzzle jiwa istri. Tak mudah bahkan tak mungkin untuk dapat langsung menyatu. Lekukan-lekukan puzzle jiwa suami akan berbeda dengan lekukan-lekukan puzzle jiwa istri. Untuk menyatukannya, maka puzzle-puzzle itu harus disesuaikan. ada yang harus rela sedikit dibentuk ulang, ada yang harus rela dikurangi sedikit agar menjadi lekukan yang mampu menampung pola puzzle pasangannya. Maka itulah yang membuat kesejiwaan itu bukan pekerjaan mudah, dan bukan pekerjaan yang hanya menjadi domain pengantin baru saja. </div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
Kenapa harus mengupayakan kesejiwaan? Karena masalah suami istri seringkali timbul karena ketidaksejiwaan. Pasangan tidak akan mampu lancar berkomunikasi bila belum menemukan kesejiwaan. Tidak lancar berkomunikasi menjadikan malas berkomunikasi. Malas berkomunikasi menjadikan rawan kesalahpahaman. Kesalahpahaman menjadikan tak nyamannya hubungan antara pasangan. </div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
Kemarin, kami juga diundang <strike>(lebih tepatnya menawarkan diri)</strike> ke atas panggung, dan ditanya tentang kapan terakhir mengenal pasangan? Sekilas, tidak mungkin kita tidak mengenal pasangan kita, kecuali kita amnesia. Tapi mengenal pasangan adalah pekerjaan seumur hidup. Karena kita tumbuh dan ia pun tumbuh. Kita berubah dan ia berubah. Dia yang dulu tak akan sama dengan dia yang sekarang. Maka kegagalan untuk mengenali pasangan, memunculkan untuk menjadi awal gagalnya kita mempertahankan kebahagiaan rumah tangga. Dan dengan kesejiwaan, kita akan lebih mudah mendeteksi perubahan pasangan kita, karena bergesernya satu puzzle, akan membuat puzzle kita juga bergeser atau renggang. </div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">
Sore di Jakarta setelah hujan</div>
Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-65987967793808160992015-02-18T08:40:00.000+07:002015-02-18T09:09:19.744+07:00Ta’aruf Jalan Yang Indah Menemukan Belahan Jiwamu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
Cinta dan jodoh itu menjadi salah satu misteri Tuhan yang
paling misteri. Mencari pasangan untuk dinikahi menjadi hal yang tak kalah
misterinya. Kadang ada yang begitu mudahnya menemukan jodoh, kadang ada yang
harus bersabar sampai bahkan teman-temannya memiliki anak remaja tapi kita tak
kunjung menemukan jodoh kita. Berminat untuk menemukan jodoh melalui proses
ta’aruf?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Ta’aruf sebenarnya berarti kenalan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Seperti dalam pepatah, Tak Kenal Maka Ta’aruf. Ta’aruf itu sebenarnya
artinya kenalan. Tapi artinya mulai menyempit menjadi kurang lebih “berkenalan
dengan calon pasangannya”. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Maka jangan sekali-kali mengatakan kepada yang baru ditemui:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
“Assalamu’alaikum ukhti, boleh saya taaruf dengan ukhti?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
*maksudnya ngajak kenalan, tapi ukhtinya akan nangkep lain*<o:p></o:p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRM_-gd8gmOu9CsMVkLN9lxx3h83E7m6I6A-dz9Yuw7-6g232LUB8vjt0oYsGh0f_edrMA54NYz2trHXRdcS-WlT_H4HlN18hnG6e0FbrwPgj3iz2d993q5XzI1VTunZjjkkRsm6PVw4aA/s1600/tak+kenal+maka+taaruf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRM_-gd8gmOu9CsMVkLN9lxx3h83E7m6I6A-dz9Yuw7-6g232LUB8vjt0oYsGh0f_edrMA54NYz2trHXRdcS-WlT_H4HlN18hnG6e0FbrwPgj3iz2d993q5XzI1VTunZjjkkRsm6PVw4aA/s1600/tak+kenal+maka+taaruf.jpg" height="195" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tak Kenala Maka Ta'aruf via tabirjodoh.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Istilah ta’aruf yang semakin popular dengan
novel Ayat-ayat Cinta</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Sebenarnya ta’aruf itu untuk mempertemukan dua orang yang sama-sama ingin
menikah dalam rangka menemukan kecocokan. Dua orang yang dijodohkan, berusaha
untuk menggali hal-hal yang bisa membangkitkan benih-benih rasa suka dan bibit
cinta di antara keduanya.<o:p></o:p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzdAOTsTE-d0OlxA7CNqSViKKm6fwaeOlqh24R_H6AkYKrHe_EaJik2FPCXp5Xr-nuf9EKjpQyIwTUquddMHT3MU-DFyu3t9h75OfLy96V9Z_qSd4QJdN_h3X0cRrOd9SbOncOeH1iWG5s/s1600/ayat-ayat+cinta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzdAOTsTE-d0OlxA7CNqSViKKm6fwaeOlqh24R_H6AkYKrHe_EaJik2FPCXp5Xr-nuf9EKjpQyIwTUquddMHT3MU-DFyu3t9h75OfLy96V9Z_qSd4QJdN_h3X0cRrOd9SbOncOeH1iWG5s/s1600/ayat-ayat+cinta.jpg" height="241" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ayat-ayat cinta via arfiantscream.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Motivasi akan menentukan kualitas ta’aruf</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Apa motivasimu menikah? Apa motivasimu menjalani ta’aruf?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<s>Karena gebetan sudah diambil orang? Karena tak kunjung berhasil
mencari sendiri?<o:p></o:p></s></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Atau karena ingin menggenapkan separuh dien, menjalankan sunnah nabi yang
mulia, tanpa tercemar cara-cara yang tak disukaiNya?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Motivasi ini akan sangat menentukan kualitas ta’aruf, karena proses
ta’aruf adalah proses sangat serius yang membutuhkan niat yang lurus.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>4.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Pilih Perantara yang baik dan bisa kamu percaya</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Ta’aruf itu bukan perkara main-main. Maka pilihlah orang-orang yang
benar-benar bisa kamu percaya untuk memfasilitasi ta’aruf itu. Bisa ustadz,
bisa guru ngaji, bisa kyai, bisa orang tua, bisa teman, bisa pasangan <s>(kalau
kamu mau nikah lagi). <o:p></o:p></s></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<s><br /></s></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgErsWjzJBg4x3-A0-rHmtp6-CLXpsdpZcBnaTWSpKZvqKgbYVHDd9cnh-jJB2UT7h0TD2RwC9_Q4P3uqchUq5Sq7nbfCLhcLGRm9b6GuduXmuUl5aW9_k2q_eO9LbFjLaM_oK5HFw-5ikS/s1600/perantara+taaruf.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgErsWjzJBg4x3-A0-rHmtp6-CLXpsdpZcBnaTWSpKZvqKgbYVHDd9cnh-jJB2UT7h0TD2RwC9_Q4P3uqchUq5Sq7nbfCLhcLGRm9b6GuduXmuUl5aW9_k2q_eO9LbFjLaM_oK5HFw-5ikS/s1600/perantara+taaruf.png" height="168" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pilih perantara yang baik via aulia87.wordpress.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<s><br /></s></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>5.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Tentukan kriteria pasangan yang kamu inginkan</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Memang, dalam taaruf kita bebas menentukan kriteria pasangan yang kita
inginkan. Kriteria itu biasanya diucapkan atau ditulis dalam semacam proposal,
untuk kemudian ditindaklanjuti oleh perantara kita. <o:p></o:p></div>
<blockquote class="tr_bq" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
“Ustadz, saya mau menikah”<br />
“Akhwat seperti apa yang antum inginkan, akh?”<br />
“Yang sederhana saja ustadz. Tinggi, putih, dan cantik. Kalau bisa mandiri
secara keuangan”</blockquote>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<o:p></o:p></div>
<blockquote class="tr_bq" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Zzzzzz…</blockquote>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>6.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Fleksibel dalam kriteria</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Kamu harus menentukan mana kriteria pokok, mana kriteria sampingan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Kriteria pokok : Salih, tidak merokok<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Kriteria sampingan: sudah punya rumah, punya mobil, punya tabungan, punya
pembantu, punya pekerjaan tetap, tampan, baik hati, suka menolong, rajin
menabung.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Hampir mustahil menemukan orang yang memenuhi semua kriteria yang kamu
harapkan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Maka bernegosiasilah dengan dirimu sendiri. Utamakan kriteria pokok
daripada kriteria tambahan. Yang penting salih/salihat bukan?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>7.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Jujur dalam berta’aruf</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Ta’aruf itu mengungkapkan semua tentang diri kita, termasuk tentang
keluarga kita dan kekurangan-kekurangan kita, sekaligus menanyakan tentang
dirinya, tentang keluarganya, dan tentang kekurangan-kelebihannya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Kejujuran dalam ta’aruf menjadi faktor penting keberhasilanmu untuk ta’aruf.
Itulah kenapa harus melalui perantara yang benar-benar bisa dipercaya dan
jujur. Agar ia mempertemukanmu dengan orang yang juga ia percaya dan tidak
main-main.<o:p></o:p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmEF4biH62HT8sZtmq0fswbZ9o5KZJt5dKlM_drqDMQXQYC1fsfqE8MnZrZshKsLwA3gdwNMcpwOCin4YAMopOOoAq5LAEMlUnl4TUEr6jDXu9jdGP3br8Wq4YUyzWf0Au67y085Yeu8_a/s1600/keep+kalm+and+trust+on+taaruf.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmEF4biH62HT8sZtmq0fswbZ9o5KZJt5dKlM_drqDMQXQYC1fsfqE8MnZrZshKsLwA3gdwNMcpwOCin4YAMopOOoAq5LAEMlUnl4TUEr6jDXu9jdGP3br8Wq4YUyzWf0Au67y085Yeu8_a/s1600/keep+kalm+and+trust+on+taaruf.png" height="320" width="274" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">jujur via diahprita.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>8.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Menjaga rahasia</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Karena banyak hal rahasia yang mungkin akan terungkap dalam proses ta’aruf
itu, maka saling berjanjilah untuk menjaga rahasia. Semua hal yang teruangkap
dalam proses ta’aruf tidak boleh keluar dari orang-orang yang terlibat. Itulah,
sekali lagi, kenapa harus memilih perantara yang benar-benar kamu percaya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>9.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Siap hadapi segalanya</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Ta’aruf itu hanya sebuah ikhtiar, sebuah usaha. Maka bersiaplah
menghadapi segala kemungkinan. Kemungkinan untuk lanjut ke pernikahan, atau
kemungkinan gagal ke pelaminan. Bersiap juga kalau misalnya calon pasanganmu
menginginkan menikah dalam waktu tidak terlalu lama. Menyatakan siap ta’aruf,
berarti kamu menyatakan untuk siap menikah dalam waktu dekat. Bukan ta’aruf
namanya kalau nikahnya masih nunggu kakakmu nikah yang entah kapan itu terjadi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK8KO9EWJKFqu5x43RA1P3fuWsRp2M9-h-fKL4PdItR4m2UcEozJPEIbKrm6On1Pc99FseIdauMP1pkfdP_svHWk8wOglk5wTeE0MvdiUtKCYhgDWJc0VtwoOieZ2X1i8EZFmsG2xcDQob/s1600/belum+tentu+jadi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK8KO9EWJKFqu5x43RA1P3fuWsRp2M9-h-fKL4PdItR4m2UcEozJPEIbKrm6On1Pc99FseIdauMP1pkfdP_svHWk8wOglk5wTeE0MvdiUtKCYhgDWJc0VtwoOieZ2X1i8EZFmsG2xcDQob/s1600/belum+tentu+jadi.jpg" height="320" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sesungguhnya kalian belum siapa-siapa via diraazhari.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>10.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span><!--[endif]-->Ta’aruf itu sejatinya seumur hidup kita</b><o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
Ketika
kamu kemudian menikah, sejatinya proses perkenalan itu akan berlangsung seumur
pernikahan kamu. Kamu akan menua dan akan berubah. Diapun tumbuh dan berubah.
Waktu menjadikan kalian tidak sama lagi. Perubahan itulah yang membutuhkan
perkenalan tak kenal henti. Kalian harus saling berusaha mendekat, berusaha
toleran, seperti selayaknya dua batang kayu yang berbeda: agar mereka dapat
menempel rekat, maka masing-masing harus rela diserut, ditatah, dan dibentuk
agar dapat menyatu sempurna.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7HFe_f4gc1Ebjyoh6C-xhjjIB9h4MGb1AZCwuO5WRR5gt2Q-9tMboidZLIBmzjHK5QWBzYZuZcjCiU1b615A7_CtZbk18fXTUQ9h_rp-Nk3Y1o_zHrAngSiAwzPnLi5BsQXJSlrFiWwFh/s1600/menua+bersama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7HFe_f4gc1Ebjyoh6C-xhjjIB9h4MGb1AZCwuO5WRR5gt2Q-9tMboidZLIBmzjHK5QWBzYZuZcjCiU1b615A7_CtZbk18fXTUQ9h_rp-Nk3Y1o_zHrAngSiAwzPnLi5BsQXJSlrFiWwFh/s1600/menua+bersama.jpg" height="316" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">menua bersama via sidekildevil08.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-51290674539972076512013-04-10T10:23:00.000+07:002013-04-10T10:23:19.967+07:00Berbincang dengan Para Bujangan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqeBy41BfsCqtNGvtV_-qGSD3XRQ5CINAo47QXPKnIpZBXFBtK_oLJokZFz_bxtAkXcJWxZsoC5tCYQOka9UycFj0SNG42K8J-AY_77W6Y0K0p7V-w-ZAFhceLEquBhWWFQhNw6LTSdsLw/s1600/menikah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqeBy41BfsCqtNGvtV_-qGSD3XRQ5CINAo47QXPKnIpZBXFBtK_oLJokZFz_bxtAkXcJWxZsoC5tCYQOka9UycFj0SNG42K8J-AY_77W6Y0K0p7V-w-ZAFhceLEquBhWWFQhNw6LTSdsLw/s320/menikah.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ahad kemarin saya berbincang
dengan beberapa anak muda tentang pernikahan. Bincang-bincang ringan, hanya
sedikit dalil, tanpa landasan studi, minim referensi. Anak-anak muda itu
semuanya laki-laki, sudah lulus kuliah, sebagian sudah bekerja dan punya penghasilan.
Maka saya merasa relevan untuk membahas masalah pernikahan dengan mereka.
Membahas pernikahan dengan orang-orang yang mungkin sebentar lagi akan menikah,
apalagi dia adalah laki-laki, maka saya merasa bahasan yang relevan untuk
dikupas bukan masalah romantisme pernikahan, enaknya menikah, indahnya menikah
dengan gadis salihah, dan bahasan-bahasan lain yang sejenis. Kepada para
laki-laki itu, saya ingin berbincang mengenai <i>mas’uliyah</i> (tanggungjawab)
seorang laki-laki. Bagi mereka, saya anggap <i>ngompor-ngomporin</i> buat nikah dengan
menyajikan kisah-kisah dan dalil-dalil tentang romantisme keluarga sudah
selesai. Saatnya membahas pernikahan dari sudut pandang laki-laki, dengan lebih
serius.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya memulai dengan bercerita
tentang kehidupan Hasan Al Banna di rumahnya. Kenapa Hasan Al Banna? Karena
saat itu, hanya itu bahan yang mudah saya temukan. Saya membaca ringkasan buku
“Cinta di Rumah Hasan Al Banna” karangan Muhammad Lili Nur Aulia. Buku itu
hanya <i>trigger</i>. Saya membacakan bagaimana Hasan Al Banna yang waktu itu sudah
menjadi pemimpin gerakan Islam terbesar di Mesir bernama Ikhwanul Muslimin
masih sempat merutinkan makan bersama keluarganya, berbelanja kebutuhan
rumahtangganya, mencatat dan mem-<i>file</i>-kan dokumen-dokumen anak-anaknya,
meluangkan waktu untuk anak-anaknya, memasak untuk keperluannya dan tamunya,
dan pekerjaan-pekerjaan yang sangat tidak “heroik” lainnya. Saya membacakan itu
untuk memulai bahasan bahwa ada tanggungjawab besar yang mengikuti laki-laki
kemanapun ia pergi. Menikah, maupun menunda untuk menikah, aka nada konsekuensi
yang selalu mengikuti. Menikah, bukan berarti kemudian selalu akan berakhir dengan
cerita akan bertemu dengan wanita cantik yang selalu lemah lembut, akan selalu
mendapatkan pijatan ketika lelah pulang kantor, dan segala macam keindahan
pernikahan lainnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya mengajak para lelaki muda
itu untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi setelah
kita menikah. Punya istri, tentu, punya mertua, mungkin juga punya anak, atau
juga tidak punya anak. Setelah menikah, seketika menjadi kepala keluarga yang
wajib memberikan nafkah halal kepada anak istri. Apakah setelah menikah maka
semuanya menjadi indah dan enak? Kalau yang dimaksud enak adalah banyak hal
yang bisa kita nikmati pasca pernikahan, maka itu benar. Akan tetapi kalau yang
dimaksud enak adalah kita memiliki pelayan pribadi, bisa bersantai sepulang
kantor sambil baca portal berita dan ada pisang goreng, serta teh manis yang
dibuatkan istri, belum tentu. Bisa jadi sepulang kantor malah harus melayani
pertanyaan bertubi-tubi dari anak-anak, harus menemani mereka belajar, harus
mendengarkan curhatan istri, kemudian menidurkan anak-anak, dan baru bisa
rebahan. Mungkin juga masih harus memikirkan susu yang mau habis, mengatur
penghasilan, menyediakan tempat tinggal yang layak untuk keluarga, dan
pikiran-pikiran lain yang tidak akan ada sebelum kita menikah. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apakah kemudian setelah menikah
akan lebih mudah menghindari zina? Ya dan tidak. Anak-anak muda yang saya ajak
ngobrol itu, setahu saya, adalah mereka yang sangat menjaga hubungan dengan
lawan jenis. Maka salah satu motivasi menikah adalah untuk menghindari hubungan
tak halal dengan wanita. Maka menikah memang jadi solusi. Tapi bisa jadi ada
kalanya istri ternyata tak lebih menarik dari wanita-wanita di luar yang memang
lebih pintar dandan dan menunjukkan kelebihan dari tubuh yang mereka miliki.
Apakah kemudian mereka yang menikah akan selalu terhindar dari zina? Ya. Tapi
dalam kenyataannya, banyak suami yang berselingkuh atau malah jajan di
sembarang tempat. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kemudian pembicaraan kami
tersebut ditutup dengan kesimpulan bahwa ada satu tanggungjawab besar yang ada
di pundak laki-laki. Apa yang kemudian menjadikan pernikahan itu berhasil? Tanggungjawab
laki-laki. Apa yang kemudian membuat seorang laki-laki mau menikahi seorang
wanita? Tanggungjawab. Apa yang membuat seorang suami yang sebenarnya dengan
mudah ia menjatuhkan talak kepada istrinya hanya dengan kata-kata tapi tak ia
lakukan? Tanggungjawab. Apa yang membuat laki-laki sebenarnya punya banyak
kesempatan untuk mencari kesenangan dengan wanita lain tapi tak ia lakukan?
Tanggungjawab. Maka pernikahan itu membutuhkan tanggungjawab yang sangat besar
dari seorang laki-laki. Apakah istri tak punya tanggungjawab? Punya, tapi saya
tak berencana membahasnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah kami berbincang mengenai
tanggungjawab, saya ajak mereka untuk memikirkan betapa ringannya tanggungjawab
itu kalau sebagian persoalan sudah selesai. Maksud saya begini, seorang
laki-laki akan menikahi wanita itu apabila menemukan beberapa alasan dari empat
hal berikut : kecantikan, keturunan yang baik, kekayaan, dan agamanya. Wanita
sempurna adalah yang memiliki empat hal itu. Akan tetapi sayangnya sangat
jarang wanita yang memiliki semuanya. Ketika sempurna itu ada empat pilar, maka
biasanya wanita hanya memiliki seperempatnya, dua perempatnya, tiga
perempatnya, atau bahkan kurang dari itu. Ada wanita cantik tapi keturunannya
tidak bagus, agamanya tidak bagus. Ada wanita kaya tapi tidak cantik, tidak
juga bagus agamanya. Ada yang bagus agamanya, tapi kurang cantik, kurang kaya
juga. Maka memilih hal-hal sulit seperti itu butuh sebuah tanggungjawab dari
laki-laki. Semua pilihan akan ada konsekuensinya. Kalau Nabi Muhammad
menganjurkan untuk memilih yang baik agamanya. Tapi mereka yang baik agamanya,
belum tentu yang cantik rupanya, atau yang kaya hartanya. Tapi menurut saya, memilih
yang baik agamanya, berarti separuh persoalan sudah selesai. Anda tak perlu
was-was meninggalkannya di rumah, atau membiarkannya keluar rumah. Anda tak
perlu was-was akan madrasah pertama anak-anak anda, karena ada ibu salihat yang
membimbingnya. Anda mungkin sesekali kepincut dengan menornya dandanan wanita
di luar sana, tapi istri salihat tahu bagaimana menyenangkan suami di rumah
sampai akhirnya tak lagi sempat memikirkan wanita lain di luar rumah. Bagaimana
kalau kita lebih mementingkan kecantikan, harta, atau keturunan daripada
agamanya? Ya boleh-boleh saja, hanya saja siap-siap dengan konsekuensi yang
akan mengikutinya. Semua pilihan punya konsekuensi, tapi memilih agama,
memiliki konsekuensi yang lebih mudah untuk dilalui seorang laki-laki, apalagi
kalau ia mencita-citakan keluarga surgawi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Begitulah, laki-laki ketika akan
menikah, dan sudah menikah akan memiliki tanggungjawab yang sangat besar.
Sebelum menikah, bertanggungjawab untuk memilihkan calon ibu yang baik buat
anak-anaknya kelak. Setelah menikah, bertanggungjawab atas wanita yang
dinikahinya dan anak-anak yang dilahirkan keluarga mereka. Maka pandai-pandai
memposisikan diri dalam memilih istri menjadi langkah awal dalam mengemban
tanggungjawab itu. Buka mata lebar-lebar sebelum menikah, dan tutup mata
rapat-rapat setelah menikah. Sayangnya, selebar apapun membuka mata, tak akan
ada wanita sempurna di dunia ini. Maka kriteria apa yang Anda prioritaskan?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Yuk, Tuan-tuan, siapkan nikah
kita…</div>
Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-3564081704372725572013-03-20T15:00:00.000+07:002013-03-20T15:00:02.823+07:00Cara Mudah Tambah Daya PLN<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKnwzete_0LzxXKIKNif17jEUmwNN-JCVL5u76jXQqkt9oKg8NAghuUo96sKSOm9Z6P9i6K7DNhvpGnjFDSXQBvZyUWtvlvHRT81CLRN6q_57t4vPBVEVprASmUEVaEiFAzIoMHsNxWEH_/s1600/PLN+bersih.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="247" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKnwzete_0LzxXKIKNif17jEUmwNN-JCVL5u76jXQqkt9oKg8NAghuUo96sKSOm9Z6P9i6K7DNhvpGnjFDSXQBvZyUWtvlvHRT81CLRN6q_57t4vPBVEVprASmUEVaEiFAzIoMHsNxWEH_/s320/PLN+bersih.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya ingin bercerita tentang pengalaman menambah daya
listrik di rumah melalui layanan resmi PLN. Daya 900 watt yang terpasang di
rumah ternyata sudah tidak mencukupi kebutuhan pemakaian alat-alat rumah
tangga. Atau MCBnya yang sudah soak, yang pasti sedikit-sedikit listrik mati
karena tidak mampu melayani kebutuhan pemakaian di rumah. Akhirnya kami
memutuskan untuk menambah daya instalasi listrik di rumah. Kebetulan tetangga
depan rumah kami membuka jasa teknik yang dulu pernah menawarkan untuk menambah
daya dengan biaya sekitar 300 ribu rupiah. Menggiurkan, pikir saya saat itu.
Ketika kemudian benar-benar berniat untuk menambah daya listrik, saya mencoba
untuk mencari-cari informasi, dengan satu-satunya andalan saya ketika
disibukkan oleh pekerjaan, yaitu internet. Dari sana saya mendapatkan informasi
bahwa untuk mengajukan permohonan tambah daya, bahkan pasang baru tidak harus datang
langsung ke PLN. Bisa dengan menelp ke 123 atau (021)123 lewat HP atau lewat <a href="http://pln.co.id/">http://pln.co.id</a>.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya penasaran mencari tahu <i>review </i>tentang pengalaman pasang
listrik atau tambah daya melalui online ini. Hanya sedikit yang mereview, dan
salah satu dari yang menuliskan pengalaman tersebut menyebutkan bahwa waktu
yang dibutuhkan adalah sekitar sepekan. Kalau saya minta tolong ke tetangga
itu, mungkin besoknya bisa langsung dipasang. Tapi kalau saya lewat PLN, bisa
jadi lebih dari sepekan baru dipasang, sementara kebutuhan menambah daya sudah
agak mendesak. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya saya memilih menggunakan
layanan resmi PLN. Memakai jasa pihak di luar PLN mungkin terkesan lebih simpel
dan bisa jadi lebih cepat, tapi berarti melanggengkan praktik percaloan,
sementara ada layanan resmi yang bisa diakses hanya dengan jari.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Akhirnya lewat <a href="http://www.pln.co.id/pbpd/PD.php">http://www.pln.co.id/pbpd/PD.php</a>
saya mengisi aplikasi, kemudian dapat email, dan membayar lewat ATM. Biaya yang
diperlukan untuk menambah daya dari 900 ke 1.300 watt sekitar Rp.323.000,00.
Hari Jumat saya transfer, sampai hari Senin belum ada kabar dari PLN, baik itu
kapan kira-kira akan dipasang maupun status permohonan saya. Saya melacak lewat
situs PLN, saat itu juga tidak bisa diakses, entah kenapa penyebabnya. Kemudian
saya menelpon ke call center 123 menanyakan status permohonan dan kapan
kira-kira akan dipasang. Jawaban dari mbak-mbak call center, ternyata SOP di
PLN untuk tambah daya adalah 10 hari kerja, Sabtu-Minggu tidak dihitung. “Yaah…
masih lama dong”, agak dongkol karena tadinya mengharapkan waktu yang tidak
terlalu lama. Tapi karena sudah terlanjur membayar ya mau gimana lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Besoknya, hari Selasa, sekitar jam 15.00 saya mendapat
telpon dari petugas PLN yang mengabarkan kalau sudah di dekat rumah dan siap
untuk memasang. Lah, katanya masih lama, dan gak ada pemberitahuan apa-apa
sebelumnya. Untuk ada khadimat (Asisten RT -red) dan tukang di rumah, jadi tidak masalah walaupun
kami di kantor dan tidak bisa serta merta ke rumah. Dan bereslah, akhirnya
rumah kami terpasang 1.300 watt (harusnya nambah ke 2.200 watt sih, tapi
biayanya sekitar 900 ribuan, lagi agak cekak, hehe). Meteran listrik diganti
baru dengan model prabayar, dan petugas PLN tersebut tak meminta imbalan
apa-apa lagi. Bravo PLN!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Langkah menambah daya PLN lewat internet :</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
1.<span style="font-size: 7pt;">
</span>Buka <a href="http://www.pln.co.id/pbpd/PD.php">http://www.pln.co.id/pbpd/PD.php</a></div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span style="font-size: 7pt;">
</span>Isi data pelanggan (cukup masukkan nomor ID
pelanggan dan nanti akan keluar sendiri datanya)</div>
<div style="text-align: justify;">
3.<span style="font-size: 7pt;">
</span>Isi data pemohon (kalau data pemohon dan
pelanggan sama, tinggal klik “Copy berdasarkan data pelanggan”, maka akan
otomatis terisi)</div>
<div style="text-align: justify;">
4.<span style="font-size: 7pt;">
</span>Isi form dengan lengkap</div>
<div style="text-align: justify;">
5.<span style="font-size: 7pt;">
</span>Konfirmasi akan dikirimkan melalui email,
kemudian kita diharuskan melakukan konfirmasi dengan mengklik alamat yang
disediakan untuk dapat nomor registrasi untuk pembayaran</div>
<div style="text-align: justify;">
6.<span style="font-size: 7pt;">
</span>Bayar di ATM dengan menu Pembayaran PLN dan
memasukkan nomor registrasi tersebut</div>
<div style="text-align: justify;">
7.<span style="font-size: 7pt;">
</span>Tinggal tunggu petugas PLN datang deh.</div>
</blockquote>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Masukan saya untuk PLN :</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
1.<span style="font-size: 7pt;">
</span>Hendaknya lebih interaktif terhadap pelanggan.
Misal, ketika pelanggan sudah melakukan pembayaran, yang berarti dia serius
untuk mengajukan permohonan, bisa dihubungi melalui telp untuk mengabarkan
kapan kira-kira petugas akan datang</div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span style="font-size: 7pt;">
</span>SOP permohonan tambah daya yang sampai 10 hari
kerja (walaupun realisasinya di tempat saya jauh lebih cepat dari itu) saya
rasa agak terlalu lama. Mungkin bisa dibedakan SOP antara daerah-daerah yang
sulit dijangkau dan yang mudah dijangkau serta diinformasikan kepada pelanggan,
agar pelanggan dapat memperkirakan kapan akan dipasang.</div>
</blockquote>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Anyway, saya mendukung perbaikan PLN dan perbaikan yang
dilakukan oleh perusahaan maupun instansi-instansi pemerintah yang lain. Bravo
Indonesia!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-83811635799822679982012-06-29T08:41:00.003+07:002012-06-29T08:47:33.862+07:00Menyapih Husna<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cMBV24SUKvxsPMLAQO8K7auI-GXww0pw7ml2m5giuCYBi3OKBgFIwlNNBLme1SLh4j6v7TEGtBZ6rThRLsucIR2rJpLBIHEs4Nc12D5nDCPu672SsRcZdmnTMC7UaJWvuAVxP-HYDuML/s1600/nak+cantik.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cMBV24SUKvxsPMLAQO8K7auI-GXww0pw7ml2m5giuCYBi3OKBgFIwlNNBLme1SLh4j6v7TEGtBZ6rThRLsucIR2rJpLBIHEs4Nc12D5nDCPu672SsRcZdmnTMC7UaJWvuAVxP-HYDuML/s320/nak+cantik.jpg" width="320" /></a>Saya sedang menikmati <i style="mso-bidi-font-style: normal;">diuleng-uleng</i>
anak ke dua saya. Fata, dari dulu memang sangat dekat dengan saya. Bahkan tidak
masalah baginya di umur 2 tahun 4 bulan melakukan perjalanan
Jakarta-Magelang-Solo-Jakarta selama 4 hari hanya berdua dengan saya naik bus.
Mlaam hari, sikut saya dicarinya untuk menemaninya tidur. Kalau ada tamu, atau
ada teman-teman yang mengaji di rumah sampai malam, kadang ia rela menunggu,
gak bisa tidur kalau tidak memegang sikut abinya. Tapi Husna, jauh lebih dekat
dengan uminya. Ketika kami pulang kantor, maka Fata akan menyambut abinya, dan
Husna akan menyambut uminya. Seakan masing-masing sudah punya jatah
sendiri-sendiri. Tapi beberapa hari ini, Husna jadi agak rajin <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nguleng-uleng</i> abinya, rebutan dengan
kakaknya. Saya menikmatinya…</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan berbagai pertimbangan, memang akhirnya kami menyapih dik Husna di
usia 15 bulan. Tadinya, istri tetap keukeuh memberikan ASI kepada Husna, meski
dia agak kepayahan dengan kehamilan yang ke tiganya ini. Dibandingkan dengan
kehamilan Fata dan Husna, hamil ke tiga ini, menurut saya yang melihatnya,
terasa lebih berat dan menantang. Biasanya ketika hamil, istri tidak kesusahan
mencari makan. Semua makanan masuk kecuali susu ibu hamil. Tapi hamil kali ini,
lebih agak susah mencari makan yang bisa masuk ke mulut, dan agak susah juga
menahannya agar tetap bisa dicerna di dalam perut. Dengan kondisi masih
menyusui, semakin payah pula kondisi istri. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saran untuk menghentikan pemberian ASI kepada Husna itu datang dari
saudara dan para tetangga sejak awal kehamilan. Alasan mereka bukan karena kesehatan
ibu atau janin yang dikandung, akan tetapi karena ASI yang keluar dari ibu
hamil mengandung racun. Entah itu data dari mana, akan tetapi memang sepertinya
sudah kepercayaan turun temurun kalau ASI yang keluar dari ibu hamil mengandung
dzat yang berbahaya bagi perkembangan anak yang meminumnya. Tentu kami
menghargai dan menghormati saran dari orang-orang yang memperhatikan kami
tersebut. Akan tetapi ketika berkonsultasi dengan dokter dan mencari referensi
ilmiahnya, pemberian ASI ketika hamil dapat terus dilanjutkan asalkan kondisi
ibu dan janinnya sehat. Jadi yang dikhawatirkan adalah kondisi ibu dan kondisi
janin. Berdasar hal itulah, selama hampir 4 bulan kehamilan, masih terus
berupaya untuk memberikan ASI kepada Husna. Akan tetapi, dengan semakin drop
nya kondisi istri, akhirnya diputuskan untuk menyapih Husna, dengan segala hal
yang sebenarnya kami berat untuk melakukannya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Begitulah, dengan kondisi Husna yang tidak suka susu formula, tidak mau
susu UHT, tidak mau minum dengan botol, menjadikan usaha menyapih ini semakin
seru.Maka kami harus merubah posisi tidur, agar Husna tak lagi ingat dengan
nenen kesukaannya. Kami juga harus memikirkan bagaimana agar bisa menidurkannya
tanpa nenen yang selama ini jadi pengantar tidurnya. Pada dasarnya, malam hari
saat tidur, ketika biasanya nenen selalu siap menemani Husna kecil bobok
nyenyak itulah yang kami khawatirkan dan harus kami cari substitusinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Membiarkan umminya menghandle semua tentang masalah penyapihan ini tentu
bukan pilihan bagi kami. Maka, untuk membuat Husna lupa dengan nenen umminya,
kami berpendapat untuk tidak dekat-dekat dengan umminya dulu. Yang tadinya
bobok malam dikeloni ummi, maka sekarang tugas sayalah untuk membobokkannya.
Meski kadang gak sabar, dan istri harus turun tangan lagi <span style="font-family: Wingdings;">J</span>. Ketika malam terbangun, biasanya langsung beres dengan pelukan umminya, maka
sekarang saya yang harus menenangkannya. Akhirnya, saat ini saya sedang
menikmati kemesraan dengan putri kecil kami. Dengan disapih, maka Husna terasa
lebih senang ngelendot abinya, bermanja-manja dengan abinya. Meski ketika
pulang kantor, tetap saja yang disambut dulu adalah umminya, hehe. Target saya
selanjutnya adalah membuatnya nyaman bepergian berdua sama saya, tanpa ada yang
menemani, sebagaimana Fata nyaman bepergian berdua dengan saya, meski
berhari-hari..</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-19574840077352346682012-04-17T06:35:00.000+07:002012-04-17T06:35:43.232+07:00Menyikapi Kehamilan Tak Direncanakan<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB6_kpTYUHvUbFQk_MXsl97x1e-jqtMSAdtZuGcporUjkWxcNjCfqAd0s8NelmD9zNUzMfcBNT25QE8pQNrQzEDA1jeAjZFLQiLh2AlD_nUBaq_p2VsHtVJLcZwwTvJZXhfPMv0k0N0AuG/s1600/janin-21.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB6_kpTYUHvUbFQk_MXsl97x1e-jqtMSAdtZuGcporUjkWxcNjCfqAd0s8NelmD9zNUzMfcBNT25QE8pQNrQzEDA1jeAjZFLQiLh2AlD_nUBaq_p2VsHtVJLcZwwTvJZXhfPMv0k0N0AuG/s320/janin-21.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber : http://wonderful-family.web.id</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<em>Saya termasuk yang percaya bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara emosi dan psikologis ibu hamil dengan perkembangan fisik dan emosi janin yang dikandungnya</em></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Meski banyak ahli membantah hipotesis yang menyatakan bahwa kondisi emosi dan sifat seorang ibu akan mempengaruhi secara langsung kondisi psikologis bayi yang dikandungnya, saya tetap percaya dengan hubungan emosi dan psikologis tersebut. Kepercayaan itu bukan dalam konteks bahwa seorang ibu pendengki dan pemarah semasa hamil, pasti akan melahirkan seorang anak yang juga pendengki dan pemarah. Kepercayaan saya lebih kepada konteks bahwa apabila seorang ibu nyaman dan bahagia ketika mengandung janinnya, insya Alloh anaknya kelak akan menjadi anak yang sehat dan bahagia pula. Kausalitas itu setidaknya dapat dijelaskan secara ilmiah bahwa antara ibu dan janinnya dihubungkan dengan tali pusat tak berindera yang bertugas untuk menyalurkan darah dan saripati makanan. Ketika kondisi psikis seorang ibu tidak nyaman, biasanya akan meyebabkan turunnya nafsu makan, gangguan pencernaan, sembelit, dan lain sebagainya. Efek-efek kegelisahan tersebut tentu saja mempengaruhi kemampuan ibu untuk menyuplai zat-zat yang dibutuhkan untuk perkembangan janin yang dikandungnya, yang menyebabkan pertumbuhan fisik dan psikis janin akan terganggu. Seorang ahli kesehatan, Dr. Jalali (yang bukunya tak saya temukan jadi tak bisa menyebutkan referensinya), mengatakan, “Bahwa kegelisahan berlebihan yang dialami ibu hamil dan kejadian tak menyenangkan di lingkungannya akan berbahaya bagi perkembangan dan watak anak. Kondisi-kondisi semacam ini akan menciptakan masalah dan menumbuhkan kelenjar-kelenjar yang tak diinginkan. Akibat lainnya, sistem pencernaan tak akan mampu berfungsi normal. Mungkin itulah alasan mengapa beberapa anak mengidap kegelisahan. Kondisi ini boleh jadi pula menjadi penyebab keguguran.”</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Itulah kenapa seorang suami dan lingkungan sekitar wajib untuk membuat ibu hamil merasa nyaman dalam kehamilannya. Mungkin itu pula alasan kenapa ibu hamil yang ngidam (meski gak ilmiah) harus diikuti kemauannya. Bukan biar anaknya gak ngiler waktu lahir, tapi semata agar si ibu merasa nyaman dan mendapat dukungan dari suami dan keluarganya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<strong>Menyambut Anak yang “Tak Direncanakan”</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Hamil yang tak direncanakan bisa diartikan dengan kehamilan yang disebabkan pemuda dan pemudi yang pacaran dan karena tidak berhati-hati akhirnya hamil, atau kehamilan dari suami istri yang sebenarnya tidak ingin hamil saat itu tetapi Tuhan memberikan keputusan yang lain. Keengganan pasutri untuk memiliki anak pada saat tertentu itu bisa jadi karena ingin berkarir dulu, karena suatu penyakit, karena anaknya masih kecil-kecil, atau pertimbangan-pertimbangan lain. Ketika googling mengenai “hamil yang tak direncanakan”, maka yang akan muncul di halaman pertama adalah efek negatif dari anak yang lahir dari kehamilan yang tak direncanakan. Kemampuan kognitif yang terganggu, perkembangan bicara yang lamban, dan efek-efek negatif lain. Senada dengan google, rasanya masyarakat juga memberikan penilaian tak sedap terhadap pasutri yang –agar konsisten istilahnya- “hamil tak direncanakan”, terutama yang anaknya masih kecil-kecil atau yang sudah berumur tapi masih hamil juga. Di banyak website yang membahas tentang kehamilan yang tak direncanakan ini umumnya hanya membahas efek negatif terhadap janin seperti yang saya sebutkan di atas. Hampir tidak ada yang membahas penyebab hal tersebut, terlebih bagaimana cara menanggulanginya. Bagian awal tulisan ini, sebenarnya mencoba untuk sedikit menjelaskan -meski dengan berjuta keterbatasan- kenapa kehamilan yang tak direncanakan dapat menyebabkan kemampuan kognitif anak yang terganggu, kemampuan bicara lebih lamban, dan lain sebagainya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<strong>Pertama</strong>, idealnya, persiapan sebuah kehamilan itu dimulai beberapa bulan sebelumnya dengan mengkonsumsi berbagai nutrisi yanga kan dibutuhkan janin, semisal asam folat, dan lain sebagainya. Tentu saja seseorang yang hamil tanpa sebelumnya merencanakan, bisa jadi tak mempersiapkan secara khusus hal tersebut. Meski sebenarnya asam folat dan nutrisi lain itu terdapat dalam makanan sehari-hari kita. Daging, ikan, hati adalah makanan-makanan yang banyak mengandung asam folat. Jadi, asal si ibu sehat dan gizinya tercukupi, hal ini relatif tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<strong>Kedua</strong>, biasanya pasangan yang mendapati kehamilan yang tak direncanakan akan shock dan merasa tak siap. Hal tersebut wajar, karena akan banyak konsekuensi yang akan mengikuti setiap kehamilan. Tapi perasaan shock, perasaan tak siap, bahkan perasaan bersalah terhadap anak-anaknya yang sudah lahir terlebih dahulu, tentu akan kontraproduktif terhadap perkembangan janin. Berlama-lama berkutat dalam perasaan itu hanya akan membuat ibu stress, merasa bahwa janin yang ada dalam perut adalah “perusak suasana”, dan bahkan keengganan untuk merawat kehamilannya. Hal inilah yang berbahaya, karena bisa mengakibatkan perkembangan janin yang tak normal, atau lahir dengan kondisi-kondisi tertentu. Kalau sudah begitu, perasaan shock, tak suka, merasa bersalah dan lain sebagainya menjadi suatu hal yang akan ditanggung selamanya oleh si orang tua.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<strong>Ketiga</strong>, pandangan yang beragam dari masyarakat sedikit banyak mempengaruhi perkembangan janin juga. Perasaan wanita itu defaultnya sudah sangat halus, dan perasaan wanita hamil itu akan menjadi jauh lebih sensitif berkali lipat. Ekspresi dan perkataan yang tak selalu menyenangkan dari keluarga besar dan lingkungan sekitar, turut berperan dalam perkembangan janin. Biasanya tanggapan yang muncul dari orang-orang itu, “Kasihan kakaknya, masih kecil”, atau “Gimana nanti mau dikasih makan apa?”, “Duh... kasihan ya?” dan tanggapan-tanggapan lain yang sebenarnya dimaksudkan untuk empati tapi nylekit di hati. Salah satu kawan kami ketika hamil ketiga dengan jarak yang relatif dekat bahkan pernah mendapat sambutan yang tak terduga, “Ih... mbak kayak kelinci deh, hamil mulu”. Maksudnya bercanda, tapi tentu tidak pas.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<strong>Persiapan Anak Ketiga Kami</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Anak kami yang pertama, Mas Fata, saat ini berumur 28 bulan, sedang anak ke dua, Dek Husna, berumur 15 bulan. Beberapa saat yang lalu, dua dari tiga <em>test pack</em> yang dibeli istri menunjukkan strip dua (horee...). Sebenarnya, strip dua itu tak kami rencanakan sebelumnya. Kami memang tak berencana membatasi anggota keluarga kami hanya 4 orang saja, tapi sebelumnya kami berpikir, nanti dulu lah, ingin sejenak istirahat. Karenanya, strip dua itu sejenak membuat kami terkejut. Beberapa saat sempat shock, merasa bersalah sama Fata dan Husna, dan beberapa perasaan lain. Tapi segera tersadar, bahwa di luaran sana berapa banyak pasangan yang merindukan buah hati tapi belum terpenuhi; berapa banyak di luaran sana yang secara ekonomi tidak lebih beruntung dari kami tapi tetap <em>survive</em> membesarkan banyak anak-anaknya dan tentu saja dilarang untuk takut Alloh tidak akan memberikan rizki untuknya; betapa embrio ini adalah amanah yang Alloh berikan untuk kami, dan hanya ada satu pilihan bagi kami untuknya : memberikan yang terbaik dan bersiap menyambutnya lahir dan menjadi bagian dari keluarga kami. Maka shock kami berubah menjadi rasa bahagia dan semangat untuk menyambut kelahirannya. Saya bahkan sudah mengagendakan untuk mencoba “<em>Underwater Photography</em>” ketika dia sudah lahir nanti. Istri sudah excited milih baju-baju hamil untuk ke kantor (itu mah karena pengen beli baju ^^), tak lupa pula menganalisa kekurangan-kekurangan kami dalam merawat Fata dan Husna dan dijadikan pelajaran agar dapat memberikan yang lebih baik bagi dedek nanti. Fata sudah dikabari bahwa ada calon adik lagi di perut uminya, Husna juga sudah mulai berubah panggilan dari “Dedek” menjadi “Kakak Husna”. Kami semua, termasuk khadimat di rumah, menjadi bersemangat menyambut kehadirannya, meski insya Alloh masih 8 bulan lagi.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Kami juga sudah bersiap menghadapi tanggapan negatif dari kerabat dan lingkungan sekitar, prediksi berdasarkan pengalaman teman-teman yang lain. Seperti ketika dokter kandungan yang kami datangi (baru sekali periksa ke dokter ini) bersikap tak simpatik ketika mengetahui bahwa Husna baru berumur 15 bulan, kami berdua cuma cengengesan sambil berbisik, “Besok gak usah ke sini lagi, daripada dapat aura negatif :’)”.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Embrio itu insya Alloh akan tumbuh menjadi seorang anak yang juga akan tumbuh menjadi bagian peradaban di dunia ini. Tanggungjawab kami terhadap anak tentu tak hanya dimulai saat itu lahir, tapi dari sekarang, bahkan sebelumnya. Maka tekad kami untuk tak membeda-bedakannya dengan kakak-kakaknya, memberikan yang terbaik untuknya, dan memantaskan diri agar mampu mengemban amanah maha besar dari Alloh ‘Azza Wa Jalla. Tentu tak berlebihan kalau kami meminta untuk didoakan, dan karena perasaan ibu hamil itu berkali lipat lebih sensitif, akan sangat menyenangkan untuk menahan perkataan yang sekiranya akan melemahkan semangat kami untuk merawat dan membesarkannya. Kalaupun enggan untuk mendukung, setidaknya jangan melemahkan :’).</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-63849144678490168292012-03-21T09:56:00.002+07:002012-03-21T09:56:18.436+07:00Membiarkan Pasangan Kita<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg3QhOetBVqAKU_PGsQeIAU_KLdsZuPq_hKW1mK4bw8jH3F8Vj6H3vjXd1IjjMLH3pMkrEpW9cp-dxfQa8b30lcqahXp1XGAriK-S65Y8-5Zwag-DCfkQJjeRdTEbO7Hbq57nEAMi2VbIU/s1600/Mars+vs+Venus+Logo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg3QhOetBVqAKU_PGsQeIAU_KLdsZuPq_hKW1mK4bw8jH3F8Vj6H3vjXd1IjjMLH3pMkrEpW9cp-dxfQa8b30lcqahXp1XGAriK-S65Y8-5Zwag-DCfkQJjeRdTEbO7Hbq57nEAMi2VbIU/s320/Mars+vs+Venus+Logo.jpg" width="284" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Pernahkah Anda berantem dengan pasangan hanya gara-gara masalah yang sepele? Saya sering. Setidaknya dulu, waktu awal-awal pernikahan, pertengkaran kami lebih banyak disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Misal, saya marah karena istri memilih untuk ngepel rumah dulu sebelum masak, padahal saya sudah kelaperan. Di lain waktu, saya gelisah dan akhirnya marah ketika istri memilih untuk diam daripada mencurahkan apa yang dirasakannya kepada saya. Atau satu malam saya merasa tak diperhatikan dengan layak ketika istri tidur tanpa makan malam karena memang kenyang, dan tanpa menanyakan dulu apa saya lapar dan ingin makan atau tidak. Di banyak waktu, ngambeknya istri saya juga karena hal-hal yang saya gak tahu apa pentingnnya sampai dijadikan alasan untuk ngambek, hehe. Apakah Anda juga pernah mengalami hal itu bapak ibu?</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Sampai akhirnya saya menyimpulkan pada satu solusi : biarkan saja. Seperti plesetan pepatah, dalam cinta yang sehat, ada keluarga yang sehat. Selayaknya tubuh yang sehat, keluarga yang sehat hanya butuh sedikit istirahat dan ketenangan untuk meredakan demam yang melanda. Tak perlu dokter, tak perlu obat. Tak perlu pula untuk banyak berdiskusi tentang demam itu. Cukup biarkan saja, maka kalau memang tak ada gejala lain, demamnya akan sembuh sendiri.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Begitu pula cinta, kata Anis Matta, punya mekanisme pembiaran. Seperti ketika Rosulullah hanya tertawa menyaksikan Aisyah dan Saudah saling bertengkar dan saling menimpuk wajah mereka dengan kue, atau seperti Ummu Salamah yang menjawab dengan enteng pertanyaan Anas bin Malik tentang Rosulullah yang selalu refleks mencium Aisyah tapi tidak begitu ketika bertemu beliau. Tak semua hal dalam cinta itu harus dibahas. Pembiaran ini semacam toleransi dan keyakinan bahwa masalah-masalah yang muncul ini bukan suatu bahaya yang mengancam hubungan jangka panjang.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Ketika ada pasangan yang mengatakan bahwa, wujud cinta mereka adalah dengan berantem setiap hari, maka saya tidak percaya. Semua pasangan pasti mengharapka kehidupan yang sakinah, yang tenang. Berantem itu bukan wujud sakinah. Bagaimana agar terwujud ketenangan itu? Salah satunya dengan pembiaran. Membiarkan dan menikmati kekurangan-kekurangan pasangan kita, memberikan usul perbaikan, tanpa harus menjadikan itu bahan pertengkaran yang hanya akan melukainya dan melukai kita. Asal kekurangan itu bukan hal yang prinsip, maka itu adalah resiko indah karena kita menikahi seorang manusia biasa. Tak perlu dibuat pusing, apalagi diceritakan ke orang ke tiga yang belum tentu dapat menyelesaikan masalah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
“Sesungguhnya”, kata Nabi, “wanita diciptakan dari tulang rusuk yg bengkok. Dia tdk akan lurus untukmu di atas satu jalan. Jika engkau bersenang-senang dengan mk engkau bisa melakukan namun pada ada kebengkokan. Bila engkau paksakan utk meluruskan mk engkau akan mematahkan dan patah itu adl menceraikannya”. Maka nikmati saja kekurangan pasangan kita. Beri masukan untuknya secara perlahan dengan penuh hormat, dan mengingat bahwa mengkoreksi diri lebih utama daripada mengkoreksi orang lain termasuk pasangan kita.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: justify;">
Bagaimana mengetahui kekurangannya itu prinsip atau tidak? Saya mengusulkan untuk men-standardkan semuanya ke aturan Tuhan kita. Sudah sangat lengkap pedoman dan contoh nyata pernikahan dalam Islam. Pedoman di Al Qur’an dan Hadist maupun contoh dalam kehidupan keseharian Rosulullah. Saya rasa, memilih untuk mengepel dulu sebelum masak, diam ketika kita mengharapkan dia untuk bicara, atau lupa menawarkan makan malam bagi suaminya, adalah kekurangan tidak prinsip yang sebenarnya tugas membersihkan rumah, menyediakan makan itu menurut agama kita adalah tugas dasar suami yang atas kesepakatan masyarakat kemudian dilimpahkan ke istri. Terus, apakah hal-hal sepele itu layak untuk diperdebatkan dengan istri kita? </div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-51780527418230229382012-02-16T11:14:00.000+07:002012-02-16T11:14:52.779+07:00Mempersiapkan "Puber Ke Dua"<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieboT4x4UiZvAIRzi0gudeeeDwuGliix1XIMdZjNRD9kDCWxk9oL7biMq3rD3GnIubkIVdYcrEaJ-i7ahR8xWIQQBU08ratL5jdzgfUTXEGFkEGFatX5wSE6KNacQb7qa4znY7_4HFvZRZ/s1600/Ciri-Ciri-Pacar-Selingkuh.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieboT4x4UiZvAIRzi0gudeeeDwuGliix1XIMdZjNRD9kDCWxk9oL7biMq3rD3GnIubkIVdYcrEaJ-i7ahR8xWIQQBU08ratL5jdzgfUTXEGFkEGFatX5wSE6KNacQb7qa4znY7_4HFvZRZ/s320/Ciri-Ciri-Pacar-Selingkuh.jpg" width="320" /></a><i>“Bagaimana kalau aku yang melakukan itu? Sikapmu bagaimana?”</i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i>“Gimana ya... namanya juga orang khilaf”</i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Tiba-tiba kami memperbincangkan hal yang tidak biasa pada malam itu, di tengah panjangnya Cipularang yang tak begitu terang dan kecepatan mobil yang harus kupertahankan agar semakin cepat sampai ke rumah sekaligus aman dari gangguan pengguna jalan lain. Anak-anak kami sudah terlelap setelah kecapean diajak menyusuri jalur selatan jawa di siang harinya. Topik malam itu adalah puber ke dua, istilah yang digunakan untuk menggambarkan para paruh baya yang kasmaran dan kecentilan seperti saat mereka mengalami puber di masa remaja mereka. Saya yang mengajukan pertanyaan itu, dan istri saya menjawabnya sangat menggantung, mungkin bingung, sama seperti saya yang juga bingung. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Konon, pada suatu masa, hampir semua orang akan mengalami perasaan atraktif, seperti saat ia remaja. Energinya membuncah mendesak ingin dikeluarkan. Reaksinya bisa bermacam-macam. Mazhab Gestalt, seperti yang ditulil oleh Shinta Yudhisia dalam tulisannya “Puber Kedua, Dialami Oleh Lelaki atau Juga Perempuan” mengungkapkan bahwa, selalu ada <i>unfinished business</i> pada diri manusia yang akan menagih suatu saat nanti. Istilah masa kecil kurang bahagia, masa remaja kurang foya-foya, bila tidak ditangani tepat akan ‘menagih’ di suatu era tahapan dimana seharusnya tidak terjadi. Maka dalam sebuah talkshow, seorang psikolog mengungkapkan bahwa puber kedua itu tidak selalu berakhir dengan jatuh cintanya seorang paruh baya kepada lawan jenisnya, yang biasanya bukan pasangannya. Puber ke dua juga bisa menjadikan seseorang menjadi seorang pekerja keras, ambisius, bahkan kekanak-kanakan. “<i>unfinished business</i>” atau <i>missing link </i>dalam tahap perkembangan dan proses hidup kita, sedikit banyak akan mempengaruhi seperti apa puber ke dua kita.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Rasanya tak masalah kalau puber ke dua itu malah menimbulkan hal yang positif. Tapi belakangan saya agak terganggu dengan bayangan saya sendiri, 15-20 tahun mendatang. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">“Lelaki itu”, kata ibu mertua saya dulu ketika saya datang untuk menyatakan ingin menikahi anak gadisnya, “ketika usia 40-an, maka mereka sedang gagah-gagahnya, sedang menawan-menawannya. Sedang wanita itu, pada usia tersebut, sudah tak lagi menarik, sebagaimana usia belasan dan dua puluhan. Maka, alasan apa yang membuatmu tertarik sehingga mau menikahi anak saya? Itu jangan kamu lupakan ketika nanti sudah umur 40-an.” Kira-kira begitu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Tapi jatuh cinta itu kadang menjadi suatu perasaan tak terhindarkan. Banyak hal yang menjadi daya tarik para wanita, dan dengan sengaja atau tidak akan tertangkap oleh mata kita, para lelaki. Sebaliknya, banyak juga daya tarik para lelaki, yang mudah menembus perasaan halus para wanita. Sinta Yudhisia juga mengatakan, setiap orang bisa jatuh cinta; remaja SMP atau orangtua, bahkan mereka yang telah menikah selama belasan atau puluhan tahun. Proses emosi dan chemistry rumit ini melibatkan hormon, otak, proses sensori persepsi, pengalaman, value dan banyak sekali elemen rumit. Cinta akan muncul begitu saja, tanpa kita tahu persis apa alasannya. Tapi apakah cinta itu akan diteruskan atau tidak, itu akan membutuhkan alasan yang jelas, dan kita sendiri yang akan mengontrolnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Bagaimana jika suatu saat nanti jatuh cinta pada wanita yang bukan istri saya? Karena saya laki-laki, minimal saya punya dua pilihan : selingkuh, atau poligami. Pilihan ke dua, karena saya PNS maka saya harus melalui proses perijinan yang sangat rumit, belum lagi memina izin dan meyakinkan keluarga besar, meyakinkan istri sendiri, meyakinkan anak-anak, dan sebagainya. Halal, tapi rumit. Pilihan pertama, saya hanya perlu pintar-pintar berbohong, pintar-pintar mengatur jadwal, dan menyiapkan seribu alasan untuk tetap bisa bertemu dengan wanita itu. Berpotensi menimbulkan banyak dosa, rumit, dan tidak menimbulkan kenyamanan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Atau mengambil pilihan ke tiga, menceraikan keluarga saya dan beralih ke wanita lain? Ah, tentu saja ada wanita yang lebih baik dari istri saya. Tapi kesetiaannya, kontribusinya dalam hidup saya, anak-anak yang sudah dipersembahkannya untuk saya, tentu tak akan bisa begitu saja saya tukarkan dengan masa depan yang tidak jelas bersama wanita lain. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ah, sepertinya saya menemukan alasan untuk tidak melanjutkan jatuh cinta saya kepada wanita lain kalau suatu saat itu terjadi. Sebagaimana cinta bisa ditumbuhkan, cinta juga bisa dihilangkan. Maka memperbanyak alasan untuk terus bersama pasangan kita, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mematikan cinta kita kepada wanita lain kalau suatu saat tiba-tiba muncul, dan menimbulkan lebih banyak mudhorot daripada manfaatnya. Jatuh cinta ketika sudah “terlanjur” punya pasangan itu akan jadi rumit. Kalau berani dan mampu, poligami jadi salah satu solusinya. Tapi kalau tidak, ketika cinta itu tak mungkin bertemu di pelaminan, atau bisa saja berakhir di pelaminan tapi menyisakan banyak luka yang tak mudah untuk disembuhkan, maka mengakhiri cinta dengan menggunakan rasio-rasio yang kita bangun, sepertinya akan lebih aman dan nyaman untuk kehidupan senja kita yang hanya menunggu mati ini. </div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-65554368160758149412011-10-27T11:13:00.003+07:002011-10-27T12:13:48.444+07:00Tip Membeli Mobil Bekas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgVTMyFfSLHy2mlSLlCpuXJhyphenhyphendvXwcv7R9RfyMnvFzwVaN2dvZwdd0Z79YaXMAZwZLxD7V05BAWx8IpJaF5HoFNJY-jV8Kz-IVJD7wHXZOKcM-2pLCkQ2BSbmnuax6R7EaOYA_SsCeB36U/s1600/mobil+bekas.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgVTMyFfSLHy2mlSLlCpuXJhyphenhyphendvXwcv7R9RfyMnvFzwVaN2dvZwdd0Z79YaXMAZwZLxD7V05BAWx8IpJaF5HoFNJY-jV8Kz-IVJD7wHXZOKcM-2pLCkQ2BSbmnuax6R7EaOYA_SsCeB36U/s1600/mobil+bekas.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;">Bagi beberapa keluarga, kendaraan roda empat atau mobil menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Terlebih bagi keluarga dengan jumlah anggota keluarga lebih dari tiga orang, sehingga agak susah apabila ingin bepergian bersama-sama apabila menggunakan sepeda motor ataupun angkutan umum. Apalagi belum tersedianya angkutan umum yang nyaman untuk keluarga sekaligus dapat mencapai semua daerah tujuan yang diinginkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Tentu saja, bagi keluarga dengan kemampuan ekonomi yang baik, mereka akan memenuhi kebutuhan kendaraan tersebut dengan membeli mobil baru atau mengganti mobilnya setiap 3 atau 4 tahun sekali agar selalu mengendarai mobil baru. Sekedar informasi, beberapa jenis mobil niaga yang populer dengan harga di bawah 300 juta seperti Avanza, Xenia, Innova, dan sejenisnya, depresiasi per tahunnya relatif kecil, sehingga memungkinkan pemilik mobil untuk dapat menjual mobilnya 3 tahun setelah pembelian dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga beli. Dan mereka pun dapat kembali membeli mobil baru lagi, sehingga mobil yang dikendarai selalu baru dan selalu bergaransi dealer resmi. Apabila memiliki uang, tentu cara ini menjadi pilihan karena mobil baru relatif tak pernah rewel dan masih bergaransi sehingga meminimalisir pengeluaran pasca pembelian mobil. Sehingga mengendarai bersama keluarga pun akan selalu tenang dan nyaman dan malah lebih hemat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Akan tetapi untuk keluarga muda atau keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah, yang belum dapat memboyong mobil baru, maka mobil bekas pun menjadi pilihan yang tidak buruk. Akan tetapi tentu saja tidak akan sama ketika membeli mobil bekas dengan membeli mobil baru. Membeli mobil bekas dapat dikatakan juga berarti sekaligus membeli permasalahan-permasalahan mobil tersebut akibat pemakaian dari pemilik yang lama. Semakin tidak apik pemilik lama dalam merawat mobilnya, biasanya semakin banyak pula masalah yang terpendam dalam mobil tersebut. Nah, kali ini saya akan mencoba memberikan sedikit panduan untuk mencari dan memilih mobil bekas yang layak beli untuk kita. Meskipun pengalaman untuk membeli mobil belum begitu banyak, tapi semoga bermanfaat untuk Anda yang sekarang sedang mempertimbangkan untuk membeli mobil bekas.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b>1</b>.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> <b> </b></span><b>Tentukan kebutuhan Anda</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Yang pertama harus dilakukan adalah menentukan kebutuhan Anda akan mobil. Apakah untuk mengantar anak sekolah, untuk memboyong semua keluarga, untuk pulang pergi ke kantor, dan sebagainya. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap jenis mobil yang akan Anda pilih. Apakah mobil keluarga 7 seater, ataukah city car atau sedan, bis, dan lain sebagainya. Penentuan awal ini berguna untuk mempersempit pencarian Anda di tengah ribuan tawaran mobil bekas yang datang tiap hari.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b>2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Tentukan budget Anda</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Penentuan budget atau kemampuan Anda untuk membeli mobil bekas tersebut sangat penting. Budget ini termasuk juga kemampuan untuk memperbaiki mobil bekas yang baru Anda beli. Sekai lagi, membeli mobil bekas berarti juga ikut membeli masalah. Maka cadangkan budget Anda untuk menyelesaikan masalah-masalah mobil tersebut. Budget Anda ini menjadi pagar pembatas bagi Anda ketika membeli sebuah mobil. Seberapapun inginnya Anda atas sebuah mobil, namun apabila harganya tak masuk dalam budget Anda, maka lebih baik tinggalkan dan pilih mobil yang lain.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b>3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Pilih mobil dengan tahun lebih muda</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Semakin muda mobilnya, biasanya masalah yang ditimbulkan juga semakin sedikit. Karenanya, setelah menentukan budget dan jenis mobilnya, coba untuk memilih pilihan mobil dengan usia yang paling muda.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b>4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Sabar dalam Mencari</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Ketika tujuan membeli mobil dan budget sudah ditentukan, maka waktunya untuk berburu mobil impian. Bagi Anda yang ada di Jakarta dan sekitarnya, maka salah satu sarana pencarian yang legendaris adalah iklan di koran Pos Kota. Akan tetapi sekarang sudah banyak iklan-iklan di internet dengan penjelasan yang lebih lengkap disertai dengan gambar mobil yang ingin di jual. Silakan berburu. Melihat-lihat iklan ini juga berguna untuk mengetahui harga pasaran dari mobil-mobil incaran Anda sehingga dapat dijadikan patokan untuk menawar mobil tersebut.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Beberapa orang lebih menyukai untuk membeli mobil pada pemiliknya langsung, bukan pada pedagang mobil bekas. Selain lebih murah apabila membeli pada pemilik langsung, pemilik mobil tentu saja lebih mengetahui riwayat perawatan mobil tersebut sehingga dapat kita tanyakan apa saja kekurangan dan kelebihannya. Biasanya pemilik mobil juga menjual mobil apa adanya, maksimal hanya dipoles di salon mobil untuk membuat mobilnya terlihat lebih rapi. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Alternalif lain adalah membeli pada <i>used car centre</i>, yang merupakan pusat mobil bekas pada dealer-dealer resmi. Mobil-mobil yang dijual pada <i>used car centre</i> ini biasanya sudah diperbaiki pada beberapa bagian, sehingga relatif tinggal pakai tanpa perlu memperbaiki dulu. Selain itu, <i>used car centre</i> biasanya juga memberi garansi, minimal satu bulan dari pembelian. Akan tetapi harga di <i>used car centre</i> masih lebih malah dibandingkan dengan membeli mobil pada pemilik langsung.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Kecuali sudah yakin betul terhadap kualitas mobil bekas yang akan Anda beli, lebih baik membandingkan dulu ke tempat lain untuk membandingkan harga dan kualitas mobilnya. Lebih baik membeli mobil bekas dengan harga sedikit lebih mahal dari pasaran akan tetapi kualitasnya istimewa, daripada membeli lebih murah tapi banyak masalah.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b>5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Cek bodi mobil</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Banyak pembeli mobil bekas begitu mementingkan body mobil yang akan dibeli. Apakah sudah pernah dicat ulang, apakah pernah didempul, apakah ada bagian-bagian yang pernah diketok, dan sebagainya. Tentu saja sebagai pembeli, kita akan mengharapkan mobil yang mulus tanpa ketokan dan cat ulang. Lebih baik catnya sudah habis akan tetapi masih asli daripada mobil tersebut mulus akan tetapi sudah dicat ulang. Hal ini karena kita tidak pernah tahu apa yang sudah terjadi pada mobil tersebut sampai dicat ulang. Nubruk kah? Banyak penyok kah? </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Teliti juga sambungan-sambungan bodi. Apabila mobil tersebut pernah kecelakaan dan diperbaiki oleh body repair, memang akan menjadi bagus seperti semula. Akan tetapi pada sambungan-sambungan bodynya tidak akan se-presisi seperti buatan pabrik yang dilakukan oleh robot. Apabila Anda menemukan indikasi bahwa mobil tersebut pernah kecelakaan, lebih baik pilih mobil yang lain.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b>6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Cek mesin mobil</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Hal paling mudah untuk memastikan mobil tersebut masih bagus atau tidak adalah dengan membuka kap mobil kemudian melihat apakah mesin mobil tersebut kering dan bersih atau belepotan karena oli. Mobil yang belepotan karena oli mengindikasikan bahwa mobil tersebut sudah tidak sehat. Selain itu dapat juga dengan melihat asap dari knalpot tersebut. Mobil yang bagus, pada pagi hari ketika baru dinyalakan akan mengeluarkan tetesan-tetesan air pada knalpotnya. Apabila Anda melihat asap yang keluar dari knalpot sudah berwarna putih, biasanya mobil tersebut juga bermasalah. Masih ada banyak mobil bekas di luaran sana, tinggalkan saja mobil ini.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Agar lebih meyakinkan ajaklah pemilik mobil untuk menscan/mengecek engine mobil pada bengkel resmi. Tentu saja ongkosnya ditanggung oleh pembeli. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b>7.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Cek interior</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Satu hal yang penting adalah mengecek interior mobil bekas incaran Anda. Interior mobil biasanya juga mencerminkan bagaimana pemilik mobil merawat mobilnya. Apakah rapi atau asal-asalan. Cek juga kelengkapan dalam mobil tersebut seperti seatbelt, central lock, power window, lampu-lampu indikator, dan lain sebagainya. Ketika di dalam kabin jangan lupa juga untuk merasakan AC, mengecek tape recordernya dan mengecek semua elektriknya apakah masih berfungsi dengan benar atau tidak.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b>8.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Test Drive</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Sangat penting bagi pembeli untuk mencoba mobilnya. Cobalah mobil yang akan Anda beli sejauh mungkin dengan variasi jalan. Ini untuk megecek apakah setirnya masih balance, apakah kaki-kakinya masih bagus, apakah mesinnya bermasalah, dan lain sebagainya. Terkadang tidak semua penjual bersedia untuk test drive dalam jarak yang jauh. Maka, tunjukkan tampang yang bersahabat dan dapat dipercaya, hehe. Kalau terpaksa tak dapat test drive dengan jarak jauh, minimal test pada jalan bergelombang untuk mengecek kaki-kakinya apakh bermasalah, suspensinya seberapa empuk, dan apakah terdengar suara ketika melewati jalan yang jelek tersebut.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b>9.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Jangan lupa cek surat-suratnya</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Disinyalir banyak beredar mobil dengan surat-surat palsu. Maka cek surat-surat mobil tersebut ke kantor polisi untuk lebih yakin. Atau kalau di Jakarta bisa dengan sms bplatNomer kirim ke 1717.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b>10.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Ajak kawan yang mengerti mobil</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">Terakhir, gak ada salahnya untuk mengajak kawan yang berpengalaman atau minimal mengetahui tentang mobil untuk membantu memberi pertimbangan pada Anda ketika memilih mobil. </div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Itulah, di antaranya tips untuk memilih mobil bekas. Tentu saja selera masing-masing orang akan berbeda dalam membeli mobil bekasnya. Pertimbangan lain juga termasuk jumlah bengkel resmi dan non resminya, ketersediaan sparepart, resale value-nya, dan lain sebagainya. Selamat berburu mobil bekas Anda...</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-24552657817334050132011-09-10T20:42:00.000+07:002011-09-10T20:42:19.280+07:00Musyawarah dalam Keluarga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmMJ-G0MJs-HhaEkFXRp5tV06-PJgeLWn02WowrOGrdhkHoRuVFCrso0SzkT6Elu0Go7IyXwBb4PcUfkVQ_bP49i7_pRX49XuDg5DIy3PyNE9WYXJMgM5ff234_GvAGAz4RS8JJhp0HXSr/s1600/P1000311.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmMJ-G0MJs-HhaEkFXRp5tV06-PJgeLWn02WowrOGrdhkHoRuVFCrso0SzkT6Elu0Go7IyXwBb4PcUfkVQ_bP49i7_pRX49XuDg5DIy3PyNE9WYXJMgM5ff234_GvAGAz4RS8JJhp0HXSr/s320/P1000311.JPG" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>“Pernikahan itu ibarat menyatukan dua buah batang kayu, masing-masing harus rela diserut, dipotong, dan dibentuk agar klop dan dapat menyatu dengan kuat dan sempurna...” – eko novianto</i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sering sekali ketika keluarga kecil kami sedang makan di luar atau ada keperluan di luar, ada orang yang menanyakan selisih umur dari kedua anak kami. Pertanyaan itu akhir-akhir ini semakin sering, mungkin karena melihat Fata, 21 bulan yang selalu ingin tahu semua hal yang dilihatnya, dan juga Husna, 6 bulan yang semakin tak bisa diajak diam. Reaksi dari penanya sangat beragam. Tapi jawaban dari istri saya hanya satu jenis, dan itu jawaban yang melegakan saya. “Sengaja bu”, kata istri saya kepada orang-orang yang bertanya, “Karena mumpung kami sama-sama sedang tugas belajar, bebas dari tugas kantor, jadi bisa punya kesempatan lebih banyak untuk membersamai mereka.”.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jawaban seperti itu melegakan dan menyenangkan bagi saya. Ketika Fata masih berumur 5 bulan, saya yang mengajukan ide untuk memberinya adik. Alasannya, karena kami memiliki lebih banyak waktu luang selama 2,5 tahun selama tugas belajar, alangkah menyenangkannya kalau itu digunakan untuk mendidik dan merawat tidak hanya satu anak. Awal pembicaraan, istri tentu keberatan. Dengan pertimbangan takut tak maksimal, dan lain sebagainya. Tapi seiring obrolan, istri luluh juga dan akhirnya ketika Fata usia 7 bulan diketahui ternyata istri telah hamil 1 bulan. Dan sejak itu, istri saya mengatakan kepada semua orang bahwa itu keputusan bersama yang dibuat dengan sesadar-sadarnya. Tak pernah sepertinya ia mengatakan kalau saya memaksanya untuk hamil.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Menghidupkan Musyawarah dalam Keluarga</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam kehidupan berkeluarga, tak akan terhindarkan adanya kompromi-kompromi dan penyesuaian. Mimpi ketika seorang masih bujang, ada kalanya harus direvisi menjadi mimpi baru karena harus disesuaikan dengan kondisi keluarga maupun keinginan pasangan. Cara menyelesaikan masalah ketika hidup sendiri, tentu saja akan berbeda ketika bertemu dengan masalah saat sudah berkeluarga. Dan cara terjitu untuk menemukan kompromi-kompromi itu, atau membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah bersama itu adalah dengan musyawarah. <span> </span>Saya termasuk yang sangat meyakini bahwa cara terbaik dan diberkahi untuk menyelesaikan sebuah masalah adalah musyawarah, termasuk dalam kehidupan berkeluarga. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Banyak keluarga yang gagal mencapai tujuannya karena masing-masing anggota keluarganya tidak terbiasa untuk terbuka dan bermusyawarah dalam mengambil setiap keputusan. Anggota keluarga dalam hal ini tidak hanya suami dan istri saja, tapi juga anak-anak. Masing-masing berpikir dan memandang persoalan dengan caranya sendiri, yang bisa jadi berbeda dengan yang dipikirkan oleh anggota keluarga yang lain. Hal inilah yang sering menyebabkan tidak optimalnya sebuah keluarga. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Musyawarah diartikan sebagai cara untuk mendekatkan persepsi, perasaan, dan cara berpikir antar anggota keluarga. Tak perlu selalu formal. Dalam keluarga, bahkan suasana yang tidak formal menjadi saat yang tepat untuk berdiskusi dan bermusyawarah. Kita pasti sudah sangat mengetahui kapan istri atau anak-anak kita nyaman untuk diajak berdiskusi. Bisa saat makan, bisa saat menjelang tidur, atau bahkan saat perjalanan di dalam mobil. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Agar Musyawarah Lebih Berkah</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Beberapa hal harus diperhatikan ketika bermusyawarah bersama anggota keluarga. Di antaranya :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pertama, tidak ada yang memposisikan diri sebagai yang superior dan lebih tahu. Dalam Islam berlaku kaidah yang sangat jelas dalam keluarga : <i>Ar rijaalu qowwamu ‘ala annisaa</i>, Laki-laki (suami) pemimpin bagi wanita (istrinya). Tapi saya lebih suka mengartikan pemimpin di sini bukan sebagai pihak yang menentukan segalanya, dan berhak memveto setiap keputusan dalam keluarga. Suami tetap menjadi decision maker, tapi berdasarkan masukan dan hasil diskusi seluruh anggota keluarga yang berkepentingan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ke dua, biasakan semua anggota keluarga untuk menyampaikan pendapat. Pembiasaan ini meliputi diri kita, pasangan kita dan anak-anak kita. Bisa jadi justru kita yang sulit untuk terbuka terhadap pasangan dan anggota keluarga yang lain. Pembiasaan itu bisa dimulai dengan hal-hal yang kecil, seperti memberi kesampatan anak-anak untuk memilih baju yang disukainya, atau memilih makanan yang sedang diinginkannya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ke tiga, membiasakan anggota keluarga untuk mendengar. Kemampuan mendengar ini tak dimiliki semua orang. Karenanya harus dibiasakan agar kita dan anggota keluarga kita bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Mendengarkan juga berarti turut memikirkan pendapat yang dilontarkan orang lain. Mendengarkan juga berarti peka terhadap keinginan orang lain, meski kadang tak tersampaikan oleh orang tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ke empat, membiasakan anggota keluarga untuk menerima perbedaan pendapat. Karena kadang dalam musyawarah, perbedaan pendapat tak akan dapat terhindarkan. Karenanya, setiap anggota keluarga dibiasakan untuk menerima pendapat dan usulan yang mungkin berbeda dengan keinginannya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ke lima, membiasakan untuk menerima hasil musyawarah denganlegowo. Ketika sesuatu diputuskan dalam musyawarah, maka itu menjadi keputusan bersama dan segala sesuatunya akan ditanggung bersama. Kalimat yang muncul di luar keluarga adalah, “Ini keputusan kami, dan insya Alloh sudah dengan banyak pertimbangan.”. Tak nyaman didengar rasanya ketika istri kita berkata, “Tau tuh si Mas, saya sih pengennya begitu, tapi si Mas gak mau ndengerin.”. Keputusan dalam musyawarah bukan tak bisa diubah. Tapi mengubahnya juga dengan musyawarah serupa, agar tak ada yang merasa terabaikan atau ditelikung dari belakang. Diskusi seru tapi tetap santun terjadi di dalam internal keluarga, tapi ketika keluar dari kamar, semua memiliki keputusan satu. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meskipun tak mudah dan memang harus dibiasakan, yuk kita mulai terbuka dan selalu berdiskusi dengan pasangan dan anak-anak kita :).</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-65305762452905302272011-08-28T13:13:00.002+07:002011-08-28T21:25:22.359+07:00Mengapa Lebaran Kita bisa Berbeda Hari?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj50IzP-CzGQoQk9bmFEU8rhejB0KF45ZK6LTqgA6yx_13KR9gKTnywKP1eY2x7vwAuLfU61v6RkkPWt9W8f-tS0edBclBGSp6wRhJHQYYXkQZT-h27XhlboftJSTOuNXK8dsM3LPk4Txgx/s1600/hilal.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="295" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj50IzP-CzGQoQk9bmFEU8rhejB0KF45ZK6LTqgA6yx_13KR9gKTnywKP1eY2x7vwAuLfU61v6RkkPWt9W8f-tS0edBclBGSp6wRhJHQYYXkQZT-h27XhlboftJSTOuNXK8dsM3LPk4Txgx/s320/hilal.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sering kita merasakan perbedaan hari raya, baik Idul Adha maupun Idul Fitri, atau juga penetapan kapan mulai berpuasa. Biasanya perbedaan itu selisih satu hari, dan yang paling mencolok adalah perbedaan antara NU dan Muhammadiyah, dua ormas Islam terbesar di Indonesia. Mungkin pertanyaan kita sebagai orang awam adalah, kenapa bisa terjadi perbedaan penentuan awal bulan dalam Kalender Hijriyah yang berarti terdapat perbedaan pula dalam penetapan hari raya dan hari mulai Romadhon?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perlu diketahui bahwa pergantian hari dalam kalender hijriyah dimulai dari terbenamnya matahari (waktu maghrib), berbeda dengan kalender qomariyah yang menghitung pergantian hari pada tengah malam. Karenanya pergantian bulan dalam kalender hijriyah dimulai dari waktu Maghrib ketika terlihat hilal (bulan baru). Umur satu bulan kalender hijriyah antara 29 atau 30 hari. Apabila pada hari ke 29 hilal belum terlihat, maka bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari. Semua sepakat dan tidak ada perselisihan dalam hal ini. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perbedaan terjadi ketika menentukan kapan awal bulan tersebut muncul. Sebagian menggunakan metode rukyat, seperti Nahdlatul Ulama, bersandar pada hadits, “Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal).” Maka Nahdlatul Ulama dan beberapa ormas lain berpendapat bahwa awal bulan dimulai ketika hilal terlihat dengan mata manusia (tadinya dengan mata telanjang, kemudian ditetapkan dengan bantuan alat seperti teleskop). Ada yang menggunakan rukyat lokal, yaitu hasil rukyat hanya berlaku bagi satu daerah atau negara saja, ada juga yang menggunakan rukyat global, yaitu apabila dalam satu negeri terlihat hilal, maka semuanya ikut berhari raya. Hizbut Tahrir Indonesia adalah salah satu ormas yang menggunakan rukyat global ini. Mereka menunggu hasil rukyat dari Saudi Arabia, dan mengikuti hasil rukyat mereka. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sedangkan sebagian yang lain menggunakan metode hisab (perhitungan), yaitu menggunakan ilmu astronomi untuk menentukan kapan hilal mulai muncul. Muhammadiyah merupakan ormas yang menggunakan metode ini. Akan tetapi metode hisab ini terbagi dalam beberapa kriteria yang akhirnya juga berpotensi untuk menimbulkan perbedaan penafsiran kapan sebenarnya hilal tersebut muncul.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><ol><li><b>Wujudul Hilal</b><br />
Merupakan kriteria penentuan awal bulan hijriyah dengan menggunakan dua prinsip : Ijtimak (konjungsi) telah terjadi sebelum matahari terbenam dan bulan terbenam setelah matahari terbanam; maka pada petang hari tersebut dinyatakan sebagai awal bulan (kalender) hijriyah, tanpa melihat berapapun sudut ketinggian (altitude) bulan saat matahari terbenam.<br />
<br />
Sederhananya, apabila menurut perhitungan astronomi bulan sudah muncul, meskipun derajatnya sekecil apapun, maka menurut metode ini bulan (kalender) hujriyah sudah berganti. Padahal dalam kenyataannya, minimal hilal memiliki ketinggian 2<sup>0</sup>, baru bisa dilihat oleh mata. Karenanya apabila ketinggian hilal kurang dari 2<sup>0</sup>, hampir bisa dipastikan terdapat perbedaan penentuan awal bulan karena mereka yang berpegang pada metode rukyat tidak dapat melihat hilal dan akan menggenapkan bulan menjadi 30 hari. Wujudul hilal ini digunakan oleh Muhammadiyah.<br />
<br />
</li>
<li><b>Imkanur Rukyat</b> Merupakan kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah yang ditetapkan berdasarkan musyawarah Menteri-menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dan dipakai secara resmi untuk menentukan awal bulan Hijriyah pada kalender resmi pemerintah, dengan prinsip :</li>
</ol><br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Pada saat matahari tenggelam, ketinggian (altitude) bulan di atas cakrawala minimum 2<sup>0</sup>, dan sudut elongasi (jarak lengkung) bulan-matahari minimum 3<sup>0</sup>, atau</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Pada saat bulan terbenam, usia bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
Metode Imkanur Rukyat ini digunakan oleh salah satunya Ormas Islam Persis (Persatuan Islam). Dengan metode ini, bulan (kalender) Hijriyah ditentukan berdasarkan perhitungan (hisab), namun dengan syarat-syarat di atas. Metode ini lebih dapat mempertemukan metode hisab dan rukyat karena dengan syarat-syarat di atas, maka terdapat kemungkinan hilal akan dapat dilihat dengan mata oleh mereka yang melakukan rukyat. Dengan metode Imkanur Rukyat ini, Persis memutuskan untuk menentukan hari Raya Idul Fithri 1432 H jatuh pada hari Rabu 31 Agustus 2011, berbeda dengan Muhammadiyah yang jauh-jauh hari sudah memutuskan berhari raya tanggal 30 Agustus 2011.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Pilih Mana?</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kemungkinan tahun ini pun akan terjadi perbedaan hari raya Idul Fitri 1432 H, karena bedasarkan perhitungan ketinggian hilal, pada hari Senin tanggal 29 Agustus 2011, rata-rata ketinggian hilal baru 1 derajat, bahkan ada yang baru 0 derajat. Di Jakarta tinggi hilal 1,2 derajat, Tanjung Kodok 1,1 derajat, Jogjakarta 1,2 derajat, Banda Aceh 1,3 derajat, denpasar 1,1 derajat, Ambon 0,2 derajat. Karenanya kemungkinan besar (tapi belum pasti juga) pada maghrib hari Senin 29 Agustus 2011, hilal belum terlihat dan pemerintah menetapkan untuk menggenapkan Romadhon menjadi 30 hari. Tentu kita sama-sama berharap pada senin petang hari tersebut hilal sudah terlihat. Akan tetapi di sisi lain, tentu sebagai masyarakat muslim, kita tahu bahwa kalaupun hilal belum terlihat pada Senin petang nanti, perbedaan ini bukan menjadi alasan untuk mengurangi kerekatan ukhuwah di antara umat Islam. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Biasanya kita berlebaran mengikuti apa kata ormas yang kita ikuti, atau terserah tetangga kita mau berlebaran pada hari apa. Padahal dalam hal ibadah, seharusnya kita mengetahui minimal apa dasar yang menjadikan kita mengikuti mereka? Saya pribadi dan keluarga lebih condong untuk mengikuti hasil sidang Itsbat yang dilakukan oleh Kementrian Agama RI yang diikuti oleh seluruh Ormas Islam di Indonesia. Alasan saya sederhana : </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, karena alasan persatuan ummat. Tidak dipungkiri bahwa dalam kenyataannya di arus bawah, perbedaan penetapan hari raya ini sedikit banyak menjadi masalah bagi ukhuwah ummat Islam. Karenanya, harus ada satu patokan yang menjadi rujukan kapan kita akan berhari raya. Dan rujukan paling kuat menurut saya adalah hasil sidang Itsbat yang dilakukan oleh Kementrian Agama RI.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Ke dua</b>, sidang itsbat yang dilakukan oleh Kementrian Agama RI melibatkan ormas dan unsur2 ummat Islam di Indonesia. Seandainya pemerintah melakukan sidang sendiri tanpa melibatkan dan mendengarkan pendapat dari ormas-ormas, para ahli dari ummat Islam, dan para ulama, mungkin saya juga tidak begitu percaya dengan pemerintah. Tapi karena sidang Itsbat itu merupakan sidangnya para ahli dan para ulama, maka saya mengikuti hasil dari sidang tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Itulah alasan sederhana saya. Tentu saja saya bukan ahli hisab, bukan pula ahli rukyat, tapi saya hanya tidak ingin sekedar ikut-ikutan dalam berhari raya. Tulisan ini juga bukan untuk mendiskreditkan salah satu ormas, atau menyulut permusuhan. Smeoga bukan begitu. Anda ingin berhari raya menurut kalender Muhammadiyah, silakan, ingin menunggu hasil sidang itsbat pemerintah juga silakan. Kita sudah dewasa untuk tidak berpecah hanya karena hal ini. Akan tetapi, tentu kita sama-sama berharap ormas-ormas itu bersedia duduk bersama dan berembug jalan tengah sehingga kita dapat berpuasa, berhari raya dan menentukan kalender Hijriyah dengan kompak dan tidak perlu ada perbedaan. Allohu a’lam.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Baca juga :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/08/27/muhammadiyah-terbelenggu-wujudul-hilal-metode-lama-yang-mematikan-tajdid-hisab/">http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/08/27/muhammadiyah-terbelenggu-wujudul-hilal-metode-lama-yang-mematikan-tajdid-hisab/</a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan_rukyat">http://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan_rukyat</a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://www.indonesiaoptimis.com/2011/08/inilah-alasan-saya-berlebaran-mengikuti.html">http://www.indonesiaoptimis.com/2011/08/inilah-alasan-saya-berlebaran-mengikuti.html</a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://lajnahfalakiyahlamongan.wordpress.com/">http://lajnahfalakiyahlamongan.wordpress.com/</a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-24933170957696049342011-08-05T15:57:00.000+07:002011-08-05T15:57:25.564+07:00Mudik Nyaman dan Ceria bersama Batita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0tIO0EgTriFwQ1XLzD6Kc02VOaJivzDVpz985fg0CoqdkdB04wuzfiF6FSqUnXpz5BNITyPbxYw8IGP9-o6nepCdYAGqeIvK5CTEWgd2NWw_4XXNP9gjkGng5Qq3RFUUlxxsZRN-x4R3p/s1600/19747_103227953031657_100000333581316_81677_1425564_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0tIO0EgTriFwQ1XLzD6Kc02VOaJivzDVpz985fg0CoqdkdB04wuzfiF6FSqUnXpz5BNITyPbxYw8IGP9-o6nepCdYAGqeIvK5CTEWgd2NWw_4XXNP9gjkGng5Qq3RFUUlxxsZRN-x4R3p/s200/19747_103227953031657_100000333581316_81677_1425564_n.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Keluarga di Indonesia tentu sudah mulai merancang dan merencanakan untuk pulang kampung pada saat lebaran nanti. Mudik menjadi sesuatu yang semi ‘wajib’ dilakukan bagi sebagian keluarga etnis Melayu dan Indonesia pada khususnya. Edisi kali ini, saya ingin membagi sedikit tips agar mudik menjadi aman dan nyaman bagi keluarga muda yang memiliki bayi atau anak di bawah tiga tahun.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hal pertama yang penting untuk dilakukan, tentu ini berhubungan dengan jarak yang ditempuh, budget yang tersedia, dan fasilitas yang ada di daerah. Apabila Anda memiliki mobil pribadi dan jarak antara kediaman dengan kampung halaman Anda masih terjangkau dengan mobil, maka mudik dengan mobil pribadi menjadi pilihan yang menyenangkan. Selain lebih bebas, mobil pribadi juga menguntungkan karena dapat dipakai untuk bersilaturahim ke saudara-saudara di kampung halaman. Kalau tak ada mobil sendiri tapi memiliki uang berlebih, rental mobil pantas untuk dilirik sebagai alternatif penyedia sarana transportasi Anda. Akan tetapi kalau Anda tidak memiliki mobil sendiri, kereta api, pesawat, maupun bus tentu menjadi pilihan yang tidak kalah menyenangkan. Sekali lagi, tergantung budget yang tersedia dan perkiraan jarak tempuhnya. Kali ini, si abi akan membahas mudik dengan menggunakan mobil pribadi. Semoga lain kali bisa menambahkan tips mudik dengan moda transportasi lain :D </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Mudik dengan Mobil </b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang paling penting tentu saja meyakinkan bahwa mobil Anda dalam kondisi prima yang siap menempuh perjalanan jauh. Sempatkan untuk mengecek kondisi kendaraan Anda di bengkel-bengkel yang terpercaya. Biasanya bengkel-bengkel memberikan promo diskon sewaktu peak season seperti ini. Pengecekan juga termasuk hal-hal sepele, seperti AC, lampu, bahkan perlengkapan audio Anda. Ingat bahwa apabila Anda mudik mendekati lebaran, pasti akan sangat banyak teman seperjalanan dan siap-siap untuk menempuh waktu perjalanan yang jauh lebih lama dari biasanya. Jangan sampai keluarga Anda tidak nyaman hanya karena AC yang tidak berfungsi atau hal-hal lain. Jangan lupa untuk membawa perlengkapan standar mobil seperti segitiga pengaman dan kotak P3K.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Packing barang juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Tidak perlu membawa barang yang tidak perlu dibawa. Bawalah baju ganti secukupnya. Barang bawaan disesuaikan dengan kapasitas bagasi mobil. Apabila mobil Anda adalah keluarga, mungkin bisa menambahkan rack bagasi di atap mobil Anda. Tapi kalau mobil Anda sedan dan sejenisnya, sepertinya harus pasrah dengan bagasi yang seadanya. Kecuali Anda mau mengorbankan kecantikan mobil Anda dan menambahkan rack bagasi di atap sedan Anda.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tips agar packing menjadi ringkas :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"></div><ol><li><div style="text-align: justify;">Pilih barang yang benar-benar pentin</div><div style="text-align: justify;">Barang-barang Anda yang tidak begitu penting dan tidak harus dipakai ketika di kampung halaman, lebih baik tinggalkan saja di rumah</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></li>
<li><div style="text-align: justify;">Tak perlu menggunakan koper atau travel bag. </div><div style="text-align: justify;">Kalau koper dan travel bag terasa malah menyesakkan bagasi, coba pakai saja plastik untuk memisah-misahkan pakaian Anda. Cara ini akan membuat bagasi dapat memuat lebih banyak baju bawaan Anda. Resikonya mungkin baju akan menjadi kusut, tapi tak masalah karena sekali setrika langsung beres</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></li>
<li><div style="text-align: justify;">Manfaatka setiap celah yang ada.</div><div style="text-align: justify;">Jangan terpaku pada bagasi saja. Anda masih punya kolong di bawah jok, maupun tempat-tempat lain yang tak terpakai. Akan tetapi tentu harus diingat ketika meletakkan barang tidak boleh mengganggu kenyamanan pengemudi. Misal, di bawah kaki pengemudi, atau di kaca belakang yang akan menghalangi pandangan sopir ke arah belakang mobil.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></li>
<li><div style="text-align: justify;">Tinggalkan mainan dan perlengkapan bayi Anda</div><div style="text-align: justify;">Stroller, bouncer, ayunan, baby chair, dan barang-barang si kecil yang bejibun itu sebisa mungkin tinggalkan saja. Bagaimana kalau terbiasa memakainya? Silakan searching di internet tempat penyewaan perlengkapan bayi. Di kota-kota kecil di pulau jawa ternyata sekarang sudah banyak tempat yang menyewakan perlengkapan bayi, termasuk mainannya. Tapi untuk di luar Jawa, saya tidak tahu :D</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></li>
<li><div style="text-align: justify;">Cermat meletakkan barang</div><div style="text-align: justify;">Barang-barang yang sekiranya akan dipakai, terutama barang si kecil, seperti baju ganti, tempat makan, dll harus diletakkan di tempat yang mudah terjangkau. Termasuk juga senter, perlengkapan darurat, dan lain sebagainya.</div></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Selama di Jalan</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apabila anak Anda terbiasa dan mau, bawalah car seat, untuk tempat duduknya. Apabila tidak punya, sekarang banyak tempat yang menyewakan car seat mingguan maupun bulanan. Atau kalau tidak, coba set tempat duduk belakang Anda menjadi tempat tidur yang nyaman bagi si kecil. Tempat kaki antara jok belakang dengan jok depan bisa ditaruh barang kemudian atasnya ditaruh kasur kecil untuk tempat tidur bayi atau anak Anda. Jangan lupa membawa mainan yang disukai oleh si kecil, agar ia tak bosan selama di perjalanan. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Perjalanan Siang atau Malam?</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jalan siang atau malam memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing. Apabila Anda jalan siang, tentu saja keuntunganna adalah tidak mengantuk, dan pandangan menjadi lebih jelas. Akan tetapi perjalanan siang memiliki beberapa resiko, seperti jalanan yang ramai dan padat, cuaca panas, anak yang ingin bermain dan mungkin saja rewel, dan lain sebagainya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apabila Anda memilih melakukan perjalanan malam, tentu saja Anda harus siap menahan kantuk ketika mengendarai mobil. Tapi pada waktu malam hari, si kecil bobok dengan lelap sehingga kemungkinan tak rewel di jalan, jalanan relatif lebih sepi dan lancar (kecuali arus puncak mudik), cuaca lebih dingin sehingga mesin mobil Anda tidak terlalu panas, dan lain sebagainya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan pertimbangan-pertimbangan itu, alangkah baiknya menimbang-nimbang akan melakukan perjalanan siang atau malam hari dengan masing-masing risikonya. Ingat, ketika mudik bersama si kecil maka fokus utamanya adalah kenyamanan anak kita, bukan hanya kenyamanan kita saja.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Bersiap untuk Emergency</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meski semuanya telah dipersiapkan secara matang, bisa saja terjadi hal yang tidak diinginkan ketika di jalan. Maka cek kembali kondisi ban cadangan Anda, termasuk juga dongkrak dan teman-temannya. Alangkah baiknya mencari nomor telpon darurat di setiap kota. Akan tetapi jangan terlalu khawatir, karena di musim mudik biasanya banyak posko mudik bertebaran di sepanjang jalan. Apabila mengantuk atau merasa lelah, lebih baik istirahat di tempat yang aman. Tak ada salahnya menyewa kamar hotel atau penginapan apabila memang merasa harus istirahat untuk memulihkan tenaga. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Semoga Bermanfaat</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-78956821509407153322011-07-27T07:50:00.001+07:002011-07-27T10:47:40.695+07:00Menemani Istri Melahirkan (Cerita dan Panduan)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6Qsxl6pb0eAFTehjPyzf_aTVwq66f2-rxfePYrcHOCWTvVpKEic9NVnfFEjBXPAsTHlJ6X9BOlboO37NhKFCNqF3viE7jFduL4JzQgPv8ROQJXGn304XOTj3K0shKqQRfoT6wRmHCd6sz/s1600/P1000155.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6Qsxl6pb0eAFTehjPyzf_aTVwq66f2-rxfePYrcHOCWTvVpKEic9NVnfFEjBXPAsTHlJ6X9BOlboO37NhKFCNqF3viE7jFduL4JzQgPv8ROQJXGn304XOTj3K0shKqQRfoT6wRmHCd6sz/s200/P1000155.JPG" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Beberapa hari yang lalu ada sahabat kami yang sedang dirundung galau karena anaknya tak kunjung lahir meski sudah lewat dari hari perkiraan lahir yang diperkirakan oleh dokter. Sebenarnya lewat dari HPL asal kondisinya sehat, itu merupakan hal biasa. Tapi karena anak pertama bagi sahabat kami itu, tentu itu jadi penantian yang mendebarkan. Bukan hanya karena khawatir akan kesehatan janin dan ibunya, tapi lebih karena ingin segera melihat buah hatinya lahir ke dunia.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Ayo cepat keluar, nanti kita main bersama...”, mungkin seperti itu yang ia ucapkan kepada bayi di perut istrinya, sama seperti yang saya ucapkan ketika anak saya dulu masih dalam kandungan. Sahabat kami itu sedang tugas belajar di Jakarta dan istrinya akan melahirkan di Klaten, kampung halaman mereka. Dan mungkin karena tak mampu lagi menahan kegelisahannya, suatu sore ia memutuskan untuk pulang ke Klaten. Subhanallah, besoknya anaknya lahir. Kalau kata orang-orang, anaknya memang sengaja ingin ditunggui ayahnya waktu lahir <span style="font-family: Wingdings;">J</span>.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya jadi teringat saat anak pertama kami lahir. Saya juga sedang tugas belajar di Jakarta, sedang istri saya, karena anak pertama, ingin melahirkan di dekat orangtuanya di Solo. Waktu hari perkiraan lahir, saya sengaja pulang ke Solo untuk menemani kelahiran buah hati kami. Menunggu sampai beberapa hari, ternyata tak ada tanda-tanda bahwa anak kami sudah akan lahir. Akhirnya saya kembali ke Jakarta. Dua hari kemudian, istri mengabarkan bahwa sudah ada tanda kelahiran pada saat malam hari. Saya memintanya untuk tenang, karena biasanya kata orang-orang anak pertama itu agak lama prosesnya. Apalagi waktu itu baru keluar darah dan belum keluar ketuban. Besok paginya baru dibawa ke rumah sakit. Ternyata masih bukaan satu. Dan saya, masih ada satu mata kuliah yang harus diikuti di kampus. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari tiket pesawat sore ke Solo. Kalau sore, biasanya jam 7 baru mendarat di Solo. Sambil terus memantau perkembangan, dan ternyata bukaannya baru bertambah sedikit. Sampai sore pun belum bertambah bukaannya. Akhirnya saya sampai di bandara Adi Soemarmo Solo jam 7 malam, dan sampai rumah sakit sekitar jam 8 malam. Di sana sudah mendapati isri yang sedang kesakitan. Dan bodohnya saya, saya seperti orang yang tak mampu berbuat apa-apa. Melihat istri kesakitan karena kontraksinya sudah semain sering, saya hanya diam da istighfar dalam hati. Mungkin karena itu, istri saya meminta saya untuk memanggil mama mertua menemaninya. Peraturan di rumahsakit itu, persalinan hanya boleh ditemani oleh satu orang. Itu berarti, saya harus menunggunya di luar. Di luar, saya menelpon bapak yang sedang menunaikan ibadah haji di Makkah, minta didoakan agar kalahiran cucunya dimudahkan oleh Alloh.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akhirnya jam 2 dini hari, anak saya lahir. Prosesnya ditemani oleh mama mertua. Dan saya? Waktu itu posisinya sedang tertidur di kursi, hehe. Saya tak tahu bagaimana proses persalinannya, dan saya merasa sangat menyesal karenanya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">15 bulan kemudian, tiba waktunya istri saya untuk melahirkan anak ke dua. Kami memutuskan untuk anak ke dua ini, kelahirannya dilakukan di Jakarta, tidak perlu pulang ke Solo atau Magelang. Biar lebih mandiri, dan tidak perlu bolak balik Jakarta-Solo/Magelang. Persalinannya dilakukan di klinik bersalin yang tidak jauh dari rumah. Tidak ada keluarga yang datang, tentu saja berarti saya harus menemani persalinan istri. Berbekal pengalaman sewaktu menemani persalinan anak pertama kami, maka pada kesempatan ke dua ini, saya berusaha untuk menjadi suami yang baik dan dapat diandalkan oleh istri saya. Pagi-pagi sewaktu bangun tidur, istri menyadari bahwa ketubannya sudah mulai pecah. Setelah anak kami mandi, saya mengajaknya memeriksakan ke klinik. Di sana diketahui ternyata sudah bukaan tiga, dan ketubannya baru merembes, jadi masih aman. Kami pulang dulu dan menunggu perkembangan. Jam 12, kembali lagi ke klinik untuk menanyakan perkembangan kondisi kandungan dan kapan kemungkinan lahir. “Mungkin malam, pak”, kata bu bidannya. Tapi kami memutuskan untuk menunggu di klinik. Ba’da Ashar, istri sudah merasa tak tahan dan langsung dipindahkan ke ruang persalinan. Melihat istri kesakitan dan proses lahirnya anak saya, utnuk pertama kali dalam hidup saya, mata tiba-tiba jadi berkunang-kunang dan hampir hilang kesadaran. Mungkin ini yang disebut orang sebagai mau pingsan. Saya pun keluar ruangan sebentar untuk menenangkan dan menguatkan diri. Dan akhirnya, saya berhasil melaluinya, menemani istri melahirkan, menguatkannya, memegang tangannya, dan melihat saat-saat anak kedua kami lahir ke dunia. Dan sesaat setelah anak kami lahir dan menunjukkan tangis kencangnya, mama mertua sampai di rumah sakit setelah terbang dari Solo.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya tak tahu seberapa penting bagi seorang istri ketika melahirkan, suaminya ada di sampingnya. Saya belum sempat bertanya pada istri. Tapi bagi suami, ternyata hal itu sangat membanggakan dan harus dilakukan. Melihat perjuangan istri melahirkan, saya yakin tak ada suami yang tak luluh kemudian semakin mencintai istrinya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apakah anda pernah menemani istri bersalin? Silakan berbagi pengalaman Anda lewat tulisan. Boleh dengan berkomentar pada kolom di bawah blog ini :D.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Anda bercita-cita dan ingin sekali menemani istri melahirkan? Berikut saya copy pastekan panduan bagi seorang suami yang akan menemani istrinya melahirkan. Diambil dari majalah <a href="http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kelahiran/Tips/8.ramburambu.menemani.istri.di.ruang.bersalin/001/005/235/2">Ayah Bunda</a>.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Jangan pingsan.</b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Anda tentunya harus mengetahui apakah Anda takut dan phobia darah atau tidak? Dan ketahuilah, Anda harus siap melihat kesakitan istri ketika melahirkan, terutama jika istri Anda melahirkan secara normal. Jangan sampai pingsan, karena akan mengganggu proses persalinan.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Jangan sibuk SMS-an, memotret tanpa seizin istri atau melakukan kegiatan lainnya dengan hp Anda.</b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada saat-saat melahirkan, istri tentunya sangat membutuhkan perhatian dan dukungan Anda. Dengan melakukan kegiatan lain, perhatian Anda akan terpecah.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Jangan blank alias tidak tahu apa-apa tentang proses persalinan.</b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebelum Anda 'nyemplung' ke ruang bersalin, bekali diri dengan ilmu seputar seluk beluk persalinan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Jangan panik. </b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tetap tenang akan memudahkan Anda berpikir jernih saat mengambil keputusan. Lagipula, disaat-saat penuh perjuangan seperti itu, istri Anda membutuhkan penguatan dan penenangan Anda.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Jangan hanya menonton.</b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Coba pelajari cara menjadi pendamping yang efektif bagi istri Anda. Dengan demikian istri Anda benar-benar merasa didukung dan dikuatkan oleh Anda.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Jangan segan meminta kerabat keluar dari ruang bersalin jika istri merasa terganggu.</b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tetap sopan namun tegas bertindak.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Jangan nekat melihat bayi keluar bila tidak tahan melihat darah.</b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jangan sampai Anda malah pingsan begitu menyaksikannya. Namun jika Anda merasa kuat, tidak apa-apa.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Jangan mengabaikan istri setelah bayi lahir.</b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kelahiran bayi memang yang paling ditunggu-tunggu. Namun jangan abaikan istri yang telah berjuang melahirkan. Beri istri ucapan selamat telah menjadi seorang ibu.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Nah, sudah siap menjadi ayah dan suami yang hebat?</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-53597536523724627892011-07-22T08:19:00.000+07:002011-07-22T08:19:44.667+07:00Berkelahi karena Anak Berkelahi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXnr54KNZfP_CdBlRuJ7WeQWiq_Dm_QwdAh-tgmFYDSpXSaDuOO-gy7pM87NyfIzFtSATaX2uj7OFgMYf44KP-F_9L5PxwyWIzH1fs6Vkp1UMEa9RaEj9Fj6AtqQM4wVJ8uLZunGM8XNVd/s1600/rebutan+mainan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXnr54KNZfP_CdBlRuJ7WeQWiq_Dm_QwdAh-tgmFYDSpXSaDuOO-gy7pM87NyfIzFtSATaX2uj7OFgMYf44KP-F_9L5PxwyWIzH1fs6Vkp1UMEa9RaEj9Fj6AtqQM4wVJ8uLZunGM8XNVd/s1600/rebutan+mainan.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;">Pak Merino, bukan nama sebenarnya, berang terhadap keluarga Bu Elle, nama samaran juga. Galbert, anak Pak Merino, diduga terkena pukulan Zildjan, anaknya Bu Elle saat mereka bermain bersama kemudian berebut mainan. Pak Merino kesal karena mainan yang diperebutkan adalah mainan Galbert, dan Galbert pula yang dipukul. Sudah mainannya direbut, dipukul pula. Melihat anaknya menangis dan mainannya rusak, emosi Pak Merino memuncak sampai ke ubun-ubun dan langsung mendatangi rumah Bu Elle. Maksud hati adalah untuk melampiaskan kemarahannya, dan memberi tahu Bu Elle agar Zildjan dimarahi untuk tidak lagi memukul dan merebut mainan Galbert lagi. Untungnya Bu Elle sedang tidak ada di tempat. Hanya pembantunya yang akhirnya hanya geleng-geleng melihat kemarahan Pak Merino. Bagaimana dengan Galbert dan Zildjan? Mereka kembali bermain berdua dan seolah terhapus semua yang terjadi sebelumnya. Kali ini gantian mainan milik Zildjan yang dimainkan berdua. Dan bagaimana Pak Merino? Masih dongkol <span style="font-family: Wingdings;"><span>J</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings;"><span><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;">Ketika kita bermasyarakat, anak-anak kita pun juga belajar untuk bermasyarakat. Biasanya dalam lingkungan kita, ada beberapa anak yang sebaya dengan anak kita. Mereka bermain bersama selayaknya apa yang dilakukan anak-anak seusianya. Tapi kadang anak-anak yang bermain dengan anak kita bukanlah anak-anak seperti yang kita harapkan. Mereka dibesarkan dan dididik dengan gaya didikan yang berbeda dengan anak kita, mereka memiliki kondisi keluarga yang berbeda dengan kondisi keluarga kita. Dan tak jarang, anak-anak itu berkelahi karena beberapa hal, dan biasanya sepele. Kadang anak kita yang bersalah, terkadang anak kita yang disalahi atau menjadi korban. Hal yang biasa terjadi, namanya juga anak-anak.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;">Tapi kenapa Pak Merino sampai harus marah-marah dan melabrak keluarga Bu Elle karena mainan anaknya direbut dan anaknya terkena pukulan? Bisa jadi karena terlalu sayang dengan anaknya, boleh jadi karena tak ingin anaknya terlihat menjadi seorang pecundang, atau bisa saja karena sebenarnya sedang memiliki masalah, dan bertambah emosi setelah dipicu berantemnya anaknya dengan anak tetangga. Berawal dari naluri orang tua yang ingin anaknya menjadi anak yang hebat, berapa orang lebih senang melihat anaknya mempecundangi anak yang lain dan tidak terima ketika anaknya dipecundangi oleh anak yang lain. Tapi apakah perlu, orang tua harus ikut berkelahi ketika anaknya berkelahi dengan temannya? Saya rasa kita sepakat bahwa itu bukan tindakan dewasa dan contoh yang baik bagi anak-anak kita. Mungkin tidak berani melabrak langsung, tpi marah-marah di dalam rumah dan di depan si anak, maka secara tak sadar kita mengajari anak kita untuk menyimpan dendam kepada teman-temannya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><b>Anak-anak itu, anak kita juga</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;">Hal yang sering kita lupakan adalah, apa yang dilakukan anak kita di luar rumah bersama teman-temannya sering kali tak dapat kita kontrol. Bagaimana teman-temannya, banyak berpengaruh terhadap bagaimana anak kita. Apa yang mereka katakan, akan dengan mudah ditiru oleh anak kita. Apa yang mereka lakukan, akan dengan mudah pula dicontoh oleh anak kita. Kecuali kalau kita mengambil kebijakan untuk mengisolasi anak kita, tidak mengijinkannya bermain dengan anak orang lain, dan hanya membolehkan untuk bermain di rumah dengan saudara-saudaranya sendiri, saya rasa tidak ada pilihan lain kecuali menganggap bahwa teman-teman anak kita adalah juga anak kita. Maksudnya adalah, kita juga memiliki kewajiban untuk ikut mendidiknya. Tentu tidak sama dengan kewajiban se-orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Tapi semangat yang kita bangun dalam benak kita adalah, kalau teman-teman anak kita baik, maka semoga saja anak kita tertular menjadi baik. Dan sebaliknya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;">Maka tak masalah, sesekali ikut menegur anak-anak yang bermain di rumah kita atau yang sedang bermain dengana anak kita. Atau sesekali memberi masukan kepada orangtuanya. Tentu dengan cara yang baik dan sesopan mungkin. Saya rasa itu lebih bermanfaat dan bermartabat ketimbang menyimpannya dalam hati, menjadikannya alasan untuk marah-marah, atau bahkan sampai ikut berkelahi ketika anak kita berkelahi.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;">Semoga bermanfaat.</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-5886093519933692372011-07-20T11:39:00.000+07:002011-07-20T11:39:47.726+07:00Puisi untuk Anakku<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: x-small;">Ayo nak, duduk di pangkuanku<br />
Akan aku ceritakan tentang kisah-kisah Rasul yang harus jadi pengetahuanmu<br />
Akan kukisahkan sunnah-sunnah nabimu dan para sahabat yang nantinya akan engkau gugu<br />
Tetang indahnya ukhuwah yang membuat kita ingin meniru<br />
<br />
Mari nak, duduk di sini sama abi<br />
Kita belajar tentang bagaimana membaca kitab suci<br />
Tentang harokat dan bunyi huruf ini<br />
Orang bilang, ini namanya mengaji<br />
<br />
Anakku sayang<br />
Jadilah engkau setegar batu karang<br />
Karena hidupmu akan penuh dengan ujian<br />
Waktumu tidak boleh kau gunakan kecuali untuk perjuangan<br />
<br />
Nak...<br />
Ikut umi-mu dulu<br />
Abi mau (belajar) renang di situ<br />
Karena ngajarin kamu renang itu kewajibanku<br />
Dan aku gak mau menyuruhmu tanpa melakukan dulu<br />
<br />
Setelah itu akan kuajak kau memanah dan naik kuda<br />
Kalau gak ada panah, kita main air soft gun saja<br />
Nanti kita sewa<br />
Karena kalau beli mahal harganya<br />
<br />
Oh nak<br />
Semoga abi-mu tidak lupa<br />
Bahwa kau hanyalah titipan Alloh semata<br />
Yang bisa diambil kapanpun Dia meminta<br />
<br />
Tugas abi hanyalah menjalankan amanah dari Yang Maha Kuasa<br />
Sambil bertawakal atas apa yang dikehendakiNya<br />
Semoga kita sampai pada masanya<br />
Saat aku mengajarimu dan bercerita tentang dunia</span><span class="Apple-style-span" style="color: #6698ff; font-family: verdana; font-size: 11px;"><br />
</span>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-54964101043296386552011-07-19T09:45:00.001+07:002011-07-19T22:50:49.306+07:00Pernah dalam Sejarah Cinta Kita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4QVbw0fLOTuKb2bvRMM25dKMVMIrzwP2hVL-7jxeXwANLSxBGDFTyS2dzvneLw3nNkg-KpdP63hU5bzWmhnaOUjr5oW3cRKWQHF4U5YG6KbDbD9HNXGOEMWVVAhmb0kUeyOWe4zYqiD8y/s1600/umi+dan+fata.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4QVbw0fLOTuKb2bvRMM25dKMVMIrzwP2hVL-7jxeXwANLSxBGDFTyS2dzvneLw3nNkg-KpdP63hU5bzWmhnaOUjr5oW3cRKWQHF4U5YG6KbDbD9HNXGOEMWVVAhmb0kUeyOWe4zYqiD8y/s320/umi+dan+fata.jpg" width="228" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, kau dan aku duduk berdua di pinggir pantai nan indah. Entah apa yang kita lakukan, sampai-sampai ada kawan yang mengirim sms mengungkapkan betapa irinya atas pernikahan kita.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, kau menangis tanpa tahu sebabnya, dan aku bingung karena tak menemukan juga sebabnya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, sate ayam dan nasi padang menjadi menu terenak yang kita nikmati. Tidak hanya karena memang lezat, tapi lebih karena porsinya sebenarnya tak cukup untuk kita makan berdua. Kita hanya membeli sebungkus untuk dimakan berdua, karena memang waktu itu finansial kita tak mencukupi untuk membeli dua bungkus nasi. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, aku merasa sangat bersalah ketika di akhir bulan tak ada uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. Tapi tak pernah sekalipun kau protes dan menggerutu karena hal itu. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, kau tiba-tiba menangis di angkot yang kita naiki. Sampai-sampai aku harus mengajakmu turun dari angkot itu. Telingamu sedang sakit, sedangkan angkot itu menyetel musik dengan sangat keras, dan sopirnya terlalu bebal untuk menuruti keinginan kita agar mengecilkan volumenya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, kau dan aku saling berpelukan dalam tangis. Ketika tak jua muncul janin yang kita rindukan di rahimmu. Tapi pernah juga dalam sejarah cinta kita, kita berpelukan dalam tangis, sesaat setelah pemilu waktu itu. Di pagi yang lelah, alat tesnya ternyata menunjukkan dua garisnya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, kau dan aku sama-sama ingin berbuka puasa dengan kelapa muda. Aku membelikanmu dua kelapa, untuk kita kupas di rumah. Di jalan, ternyata tali yang menopang kelapanya putus, jatuhlah satu kelapa kita ke got. Sampai di rumah, aku mengupas satu kelapa untukmu. Menyimpannya di kulkas. Ketika hendak menyantap sore harinya, entah bagaimana, tumpahlah kelapa muda itu. Dan akhirnya kita tak jadi menikmatinya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, kau menjadi inspirasi penguat iman dan prinsipku. Hidup di rantau kadang menjadi hal yang tak mudah untuk dilalui. Dan sepertinya, tanpa dukunganmu di waktu-waktu itu, akan menjadi jauh lebih sulit lagi untuk melaluinya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, kemudian tiba-tiba ada dua anak yang menyempurnakan puzzle cerita kita. Tiba-tiba saja. Rasanya baru kemarin kita kemanapun hanya berdua, dan sekarang tangan-tangan kecil itu membuat kita tak nyaman lagi kalau hanya pergi berdua saja.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pernah dalam sejarah cinta kita, aku mencintaimu begitu dalam. Dan semoga selalu dalam sejarah cinta yang kita ukir bersama, cinta itu akan terus menyala dan tak pernah padam. Cintaku, cintamu, cinta anak-anak kita, dalam semangat untuk mencintai-Nya.<br />
<br />
Pernah dalam sejarah cinta kita, kemudian aku senang menuliskan perjalanan kita. Agar suatu saat tak pernah kita lupa, bahwa kita melalui perjalanan indah dalam cinta kita.</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-57570099776176385022011-07-17T14:14:00.002+07:002011-07-19T09:54:48.998+07:00Tips Pemberian Nama pada Anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgDyplK9GdVgIGUgP2vFn5L57E9CP8cBbc572q1mdxle-FKItOolik4AmidR7M-xoC0j29Qgc8PWX_Py4Gzt0kG-TzJ-qZYHRV9UyO0l7X24Kz3FTCVrZl7W3oCGnFjFUdU5WfLPiqh0qe/s1600/nama+siapa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgDyplK9GdVgIGUgP2vFn5L57E9CP8cBbc572q1mdxle-FKItOolik4AmidR7M-xoC0j29Qgc8PWX_Py4Gzt0kG-TzJ-qZYHRV9UyO0l7X24Kz3FTCVrZl7W3oCGnFjFUdU5WfLPiqh0qe/s1600/nama+siapa.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saat-saat paling genting dan menegangkan saat anak kita telah lahir adalah saat kita harus memberi nama. Lazimnya, nama anak kita akan diberikan oleh ayahnya. Dan tak jarang, tugas untuk memberi nama itu menjadi tugas berat yang menyita pikiran. Kita ingin memberikan nama yang unik, kalau perlu tak ada duanya di dunia ini, dan memberikan kebanggaan kepada anak kita atas nama yang telah kita berikan kepadanya. Berikut ini sedikit tips bagaimana memberi nama bagi anak kita. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Bangun visi kita terhadap anak</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Masing-masing kita tentu memiliki harapan terhadap anak kita kelak. Dan menurut Islam, <i>Al ismu ad-du’a</i>, nama itu adalah doa. Maka ketika memberikan nama bagi anak kita, seyogyanya disesuaikan dengan harapan yang kita sematkan kepadanya. Jika kita menemukan nama yang unik, tapi tidak sesuai dengan keinginan kita, sepertinya harus ditinjau ulang ketika akan meresmikannya menjadi nama anak kita.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><b>Pelajari hal-hal yang disunnahkan dalam pemberian nama</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Bahwa pemberian nama itu tidak terikat oleh waktu, boleh hari pertama, boleh hari ke tujuh, dan seterusnya. Bahwa ada beberapa nama yang disunnahkan untuk dipakai, misalnya <i>Abdullah</i>, <i>Abdurrohman</i>, <i>Muhammad</i>, dan sebagainya. Bahwa ada nama-nama yang <i>dimakruhkan</i> (tidak disukai) untuk dipakai, misal nama-nama yang mengandung makna-makna yang menunjukkan perbuatan dosa dan maksiat seperti: <i>Zhalim, Sarraq</i> (si pencuri). Bahwa ada beberapa nama yang tidak disukai bahkan diharamkan, semisal nama-nama yang menunjukkan peribadahan kepada selain Allah seperti <i>Abdul Masih</i> (hamba Al Masih), <i>Abdussyam</i> (si penyembah mentari), dan sebagainya. Hal-hal tersebut seharusnya sudah diketahui seorang ayah ketika akan memberikan nama untuk anaknya. Di sinilah pentingnya belajar dan mencari tahu, terutama dalam hal agama.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><b>Nama pemberian kita adalah hadiah terindah untuknya</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Maka berikanlah yang terbaik untuk anak kita. Dekade ini nama-nama yang berkembang di Indonesia adalah nama-nama Arab yang sangat indah. Maka pikirkan juga bagaimana nanti masyarakat akan menyebutkannya. Jangan sampai karena perbedaan logat dan lidah, penyebutannya terlalu sulit sehingga berubah dari artinya, atau malah jadi olok-olokan.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><b>Jangan ragu bertanya kepada yang tahu</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Jangan sungkan bertanya kepada orang-orang yang mengerti, untuk memberi masukan bagi nama anak kita. Anak kami, Fatamadani adalah sumbangan dari mbah kakungnya, artinya kurang lebih pemuda masa kini. Anak yang ke dua, matsna adalah sumbangan dari mbah ibu-nya (ibu saya), artinya kurang lebih anak yang ke dua. Ketika henak menyatukan dengan nama pilihan kami, maka saya bertanya kepada bapak yang menguasai struktur bahasa Arab. Jadilah nama anak pertama Muhammad Fatamadani Assyaddad, dan nama anak ke dua Matsna Nailal Husna. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Bertanya kepada orang yang faham menjadi penting, agar kita tak salah memberikan nama, atau tak salah dalam menggabungkan nama</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><b>Cari banyak referensi</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Sekarang sudah banyak dijual buku-buku tentang kumpulan nama dari berbagai bahasa. Di internet pun banyak yang menyediakan. Maka jangan malas untuk mencari berbagai referensi untuk menemukan nama yang pas bagi buah hati kita.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><b>Diskusikan dengan pasangan</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">Jangan lupa untuk mendiskusikan pemberian nama anak kita kepada pasangan kita. Kalau nama itu mempunyai arti, maka ketika sama-sama mengetahui artinya, pasangan kita pun akan mendukung untuk mewujudkan doa dalam nama itu.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Intinya adalah, agar kita tidak sembarangan memberikan nama bagi anak kita. Mungkin ada nama yang terdengar keren dan bagus, tapi belum tentu cocok dipakai untuk anak kita. Dan alangkah baiknya kalau kita memberikan nama yang mengandung doa bagi anak kita, semoga dengan nama itu anak-anak kita menjadi seperti orang-orang yang kita cita-citakan. Dan yang pasti, semoga masing-masing kita memiliki anak yang <i>salih-salihat</i>. Amin :)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: xx-small;">keterangan gambar : diambil dari nama-bayi.org</span></div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-37248536250997594042011-07-14T21:27:00.002+07:002011-07-15T07:18:49.485+07:00Anak Anda Nakal? Jongkoklah!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyjKiemJowoDq7m9mDZYNR33sum_bq3LcYrKkAk7sLTiWYHQ-U63gp57-5t52d4LxQ6zFG-rBiV6Jfl-c4i1swIZKxJajjWJY3PN7WD2CF6lrwyXAgNOCCWexwrOsWTTXym6wZ1Lzl7S1W/s1600/fata+mesin+cuci.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="309" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyjKiemJowoDq7m9mDZYNR33sum_bq3LcYrKkAk7sLTiWYHQ-U63gp57-5t52d4LxQ6zFG-rBiV6Jfl-c4i1swIZKxJajjWJY3PN7WD2CF6lrwyXAgNOCCWexwrOsWTTXym6wZ1Lzl7S1W/s320/fata+mesin+cuci.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya mungkin termasuk ayah yang tidak begitu sabar menghadapi anak. Semakin besar, keinginan si sulung semakin besar pula. 19 bulan umurnya sekarang, dan semakin hari semakin bertambah daftar keinginannya untuk dipenuhi. Masalahnya, dia sudah bisa mengungkapkan keinginannya sekaligus tak mudah dialihkan perhatiannya. Sekali menyebut keinginan, susah untuk membuatnya lupa atas keinginannya. Masalah ke dua, bahasa yang digunakan kadang bahasa yang hanya diketahui dirinya sendiri dan Tuhannya, dan keinginannya lebih sering tidak match dengan apa yang ingin kita lakukan. Misalkan, suatu ketika dia merengek-rengek bilang, “Koak, koak”. Ternyata yang diinginkannya adalah mencari kecoak, yang sebenarnya ketika dia sudah menemukan kecoaknya maka dia akan lari dan minta gendong. Atau dia bilang, “Meot, meot”, sambil ngaduk-aduk bantal. Apa yang dicari? Remot AC yang memang sering nyempil di bawah bantal. Kalau dia mengatakan, “Bio, bio”, maka itu berarti dia ingin melihat video yang sering kami rekam di HP. Dalam banyak kata sebenarnya dia sudah bisa menyebutkan dengan sangat jelas, tapi beberapa kata memang tak pernah jelas disebutkannya. “Copot”, misalnya, dia mengatakan dengan, "Otop”.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebenarnya ‘perbedaan bahasa’ itu tak masalah kalau dia bersedia menunjukkan apa yang sebenarnya diinginkan. Tapi ‘kan tak semua hal yang ia inginkan bisa ia tunjukkan dengan jari telunjuk dan langkah-langkah kecilnya. Di situlah kadang-kadang kami berdua menjadi sama-sama emosi. Fata emosi dan menangis karena keinginannya tak terpenuhi, saya emosi karena tak bisa memenuhi keinginannya. Ada sumbatan komunikasi yang menyebalkan di situ. Kalaupun saya mengerti apa yang diinginkannya, tak selalu saya bisa menurutinya. Kemarin, siang hari bolong dia minta jalan-jalan naik mobil. Harus naik mobil, tidak mau naik motor. Saya tak bisa menurutinya, dan jadilah dia menangis sesiangan. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebenarnya kalau Anda membaca sedikit cerita-cerita saya tadi, mungkin Anda berpikir tak seharusnya itu dianggap sebagai suatu yang menjengkelkan. Bukankah itu semua hal-hal yang lucu? Ya, memang lucu kalau kita membicarakannya dengan suasana hati yang nyaman seperti saat ini. Tapi sama sekali tak lucu kalau pikiran kita sedang bercabang ke mana-mana, atau hati kita sedang galau memikirkan pekerjaan-pekerjaan di luar rumah. Dengan suasana hati seperti itu kadang kerewelan anak memberikan 1001 alasan untuk memarahinya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tapi kalau kita pikir-pikir, ada gunanya gak sih memarahi bayi berumur 19 bulan? Pasti tak ada manfaatnya kecuali mungkin memberikan sedikit kepuasan bagi kita karena merasa berkuasa atas anak kita, meski pasti setelah itu diikuti dengan rasa penyesalan di hati kita. Tapi nyatanya kadang saya marah juga dengan tingkahnya si kecil. Ketika malam-malam menangis dan tak jelas keinginannya, ketika dia punya keinginan dan tak mau ditangguhkan untuk dituruti, atau ketika dia melakukan hal-hal yang meski sebenarnya tak salah, tapi membuat saya jengkel.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Ruhiyah abi sedang jelek...”, begitu kata istri kalau melihat saya memarahi Fata yang sebenarnya belum tahu apa-apa. Dan memang sepertinya begitu. Kondisi psikis kita, kondisi hati kita, bahkan kondisi keimanan kita akan sangat berpengaruh terhadap cara pandang kita terhadap sesuatu. Ketika psikis kita sedang tidak fit, tentu tingkah anak dalam mengekspresikan kecerdasannya tidak terlihat sebagai sebuah kelucuan yang menyenangkan, tapi kadang menjadi sesuatu yang menjengkelkan. Maka berikanlah kondisi psikis, hati, dan keimanan kita yang terbaik untuk anak-anak kita. Tak perlu semuanya berlalu menjadi kenangan dulu, baru kita bisa merasakannya sebagai sesuatu yang manis dan menyenangkan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>KETIKA EMOSI TAK TERTAHANKAN</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kadang memang kita tak dapat menahan emosi kita pada anak yang rewel, yang susah menuruti keinginan kita, maupun yang tak kita mengerti keinginannya. Padahal, sampai umur tertentu, sepertinya tak ada manfaatnya memarahi anak. Maka, bagaimana kalau emosi kita sudah sampai ubun-ubun? Dua tips untuk Anda agar tidak jadi marah :)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Tarik nafas yang dalam</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Ini tips yang diberikan salah saeorang trainer hypno parenting. Dan sepertinya memang agak susah untuk marah setelah kita menarik nafas yang dalam. Jadi ketika akan marah, silakan tarik nafas yang dalam dulu, baru marah :)</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
<b>Anak Kita adalah Ciptaan Alloh</b><br />
Ingatlah, bahwa sebenarnya anak kita adalah ciptaan dan titipan Alloh. Maka ketika si anak sedang bertingkah dengan lucu-lucunya atau menyebalkan-menyebalkannya, katakan, "Subhanalloh, ciptaan Alloh...". Anak nakal, atau anak banyak akal itu tergantung bagaimana kita melihatnya.<br />
<br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><b>Duduk</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">Kata Nabi, “Kalau kalian marah, maka duduklah. Kalau tidak hilang juga, maka berbaringlah”. Kalau istri saya, jongkok dan melihat ekspresi lucu si kecil ketika sedang merengek-rengek minta sesuatu. Sepertinya juga susah untuk marah kalau posisi kita sedang jongkok. Kecuali anda suka marah-marah sambil jongkok, maka kalau marah sama anak Anda, jongkoklah!</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Anda punya tips lain? Silakan dibagi di sini <span style="font-family: Wingdings;">J</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">Keterangan gambar : fata sedang berusaha menyalakan mesin cuci untuk mandi </span></o:p></div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-84972781292891582972011-07-07T07:07:00.000+07:002011-07-07T07:07:19.179+07:00Komitmen dan Cinta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5GYQQAh3zxaTADlxEjF6eaX4eJ6poGDe7DC1eM71fJgphRxs2AkUplmJorwXyGx0crizTJmzM38BLBYfxEnHqqKHNMbNP8y8A1KnJwBdJy8LWGgKJVgKP4clxiAfket08dwcIIWwyD6KJ/s1600/cincin+kawin.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5GYQQAh3zxaTADlxEjF6eaX4eJ6poGDe7DC1eM71fJgphRxs2AkUplmJorwXyGx0crizTJmzM38BLBYfxEnHqqKHNMbNP8y8A1KnJwBdJy8LWGgKJVgKP4clxiAfket08dwcIIWwyD6KJ/s320/cincin+kawin.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"></div><div style="text-align: justify;">Suatu saat, perempuan itu datang padanya, “Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri.” Tapi lelaki tua itu malah menjawab, “Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span id="more-20"><div style="text-align: justify;">Semua orang terheran-heran. Kelaurga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka kemudian dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang ini menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki tua itu menjawab enteng, “Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tidak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik.”</div></span><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Begitulah Anis Matta mengabadikan sebuah fragmen cinta dua orang manusia yang luar biasa dalam sebuah tulisannya di Serial Cinta.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Komitmen Menumbuhkan Cinta, Cinta Melahirkan Komitmen</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tak semua pernikahan didahului dengan rasa cinta yang meluap-luap, memang. Terkadang ada dua manusia sebelumnya tak saling cinta tapi disatukan dalam ikatan pernikahan. Meski lumrahnya pasangan yang menikah seharusnya adalah pasangan yang sudah saling jatuh cinta sebelumnya. Namun ketika ikrar pernikahan diucapkan, ada satu konsekuensi besar yang harus ditanggung. Kalau Anda sebagai suami, maka satu kalimat dalam ijab qabul itu berarti mengambil alih hak dan kewajiban orangtua kepada anak gadisnya dan mengalihkannya menjadi kewajiban Anda sebagai suami kepada istrinya. Dahsyat!</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Maka sepertinya ada suatu yang tak kalah penting dibandingkan dengan cinta dalam pernikahan. Komitmen. Karena ternyata sangat jamak pasangan yang cintanya menggebu sebelum menikah, tapi redup dan mati ketika pernikahan belum juga genap setahun. Sebaliknya, banyak pernikahan yang langgeng meski hanya didahului dengan beberapa kali pertemuan dan dilanjutkan dengan pernikahan. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketika Anda meminang dan menikahi seorang gadis, maka seharusnya Anda juga berkomitmen untuk mencintainya, menyenangkannya, mendidiknya, dan memberinya nafkah. Ketika Anda sebagai wanita menerima pinangan dan kemudian bersedia dinikahi oleh seorang laki-laki, maka tentu saja Anda juga harus berkomitmen untuk menghormatinya, mentaatinya, dan menjaga kehormatannya. Begitulah, komitmen akan mendorong kita untuk melakukan hal-hal terbaik yang kita miliki. Hal-hal yang baik itu, secara fitrah akan melahirkan benih-benih mahabbah dalam hati manusia. Maka komitmen yang besar dalam pernikahan, akan melahirkan cinta yang tak akan pernah padam. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Begitupun ketika Anda jatuh cita kepada pasangan Anda. Cinta sejati hanya mengenal satu kata, yaitu memberi. Maka para pecinta akan mewujudkan cintanya dengan memberikan segala yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Istri yang mencintai suaminya tentu akan memberikan segala yang terbaik yang ia miliki untuk kebahagiaan suaminya. Suami yang mencintai istrinya sudah pasti akan mempersembahkan hal-hal terbaik yang ia miliki untuk istrinya. Pemberian terbaik itulah yang disebut dengan komitmen. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Itulah, pernikahan barokah itu adalah ketika cinta menguatkan komitmen yang terbaik antara suami dan istri dan komitmen itu akan melahirkan cinta yang suci antara suami dan istrinya. Cinta melahirkan komitmen, komitmen menumbuhkan cinta. Begitulah...</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7771810683101805068.post-27522325307587836892011-07-05T07:06:00.003+07:002011-07-05T13:19:53.579+07:00Gagap Menapaki Jalan Cinta<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTXojpK-mJqNzhF8mY2QWP_p0SQH459MEde18tj2fSWxDaUzsfXelBtpSBLcxhvBrjU98nPt_jNr5uIyU3qzbKr7pt7Ts-TgQdmNVLROZxfKDZENqIWxy0SS9u4OQ0EHyzevy_-oGbKmbl/s1600/tangan+mesra.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTXojpK-mJqNzhF8mY2QWP_p0SQH459MEde18tj2fSWxDaUzsfXelBtpSBLcxhvBrjU98nPt_jNr5uIyU3qzbKr7pt7Ts-TgQdmNVLROZxfKDZENqIWxy0SS9u4OQ0EHyzevy_-oGbKmbl/s320/tangan+mesra.jpg" width="320" /></a>Tentu saja aku tak akan melupakan hari itu. Tanggal 7 Juli 2007, malam hari. Sesaat setelah mengikrarkan akad nikah, dan menyalami tetamu yang berkenan hadir menyaksikan peristiwa agung bagi kami itu. Para undangan sudah pulang ke rumah masing-masing. Dan akupun masuk kamar. Harum melati langsung merasuki hidungku, menandakan bahwa itu adalah kamar pengantin. Di sana sudah menunggu seorang gadis yang baru saja aku nikahi. Duduk di atas kasur yang beralaskan sprei dan bedcover warna merah jambu. Lantas, aku harus bagaimana?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Aku sangat yakin telah mengkhatamkan berbagai buku yang membahas tentang pernikahan. Termasuk, tentu saja tidak melewatkan pembahasan tentang apa yang harus dan bisa dilakukan di malam pengantin. Doa untuk istriku juga sudah aku hafal berulang kali. Tapi di mana-mana, teori tak pernah semudah dan sama persis dengan praktiknya. Dan pertanyaan besar sekarang adalah, harus mulai dari mana? Apa yang harus aku ucapkan untuk istriku? Mulai dari senyum? Senyum yang bagaimana yang memikat sekaligus menjaga wibawaku sebagai suami? Ah, harusnya ini juga jadi hal yang aku persiapkan secara detil, termasuk dialognya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Terkadang Hanya Karena Tak Tahu</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaikan planet Mars dan Venus, kata sebuah buku, maka laki-laki dan perempuan itu berbeda hampir di semua hal. Saya tergagap-gagap ketika awal pernikahan mendapati istri yang tiba-tiba diam tak mau bicara. Kalau marah, pikir saya, bicarakan dengan baik-baik dong, agar saya tahu kesalahan saya dan bisa saling memperbaiki. Tapi sebagaimana kegagapan saya dalam melayani <i>ke-ngambeg-annya</i>, istripun tak mudah begitu saja menyampaikan apa yang dirasakan kepada suaminya. Lain waktu di awal-awal pernikahan pula, kadang saya dibingungkan dengan sebuah kata yang sering dilontarkan istri. “Terserah...”, katanya setiap saya menawarkan apakah ia ingin makan sesuatu atau ingin dibelikan sesuatu. Dan butuh waktu bertahun-tahun untuk mengartikan kata “terserah” itu, bahkan sampai sekarang pun kadang saya masih tak berhasil mengartikan kata “terserah”-nya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kegagapan dalam menapaki jalan cinta menjadi hal yang lumrah bagi mereka yang memutuskan untuk menikah tanpa pacaran terlebih dulu. Bahkan mungkin yang sudah pacaranpun tak akan sepenuhnya bebas dari syndrome gagap ini. Wanita kadang membayangkan bahwa pernikahan itu adalah memiliki pangeran yang akan membawanya naik kuda keliling kebun bunga dan berhenti di bawah pohon apel sambil menyanyikan lagu cinta dengan gitar dan suaranya yang merdu. Tapi sayang, tak semua laki-laki berani naik kuda, dan tak semua laki-laki bisa bermain gitar dan menyanyi dengan merdu. Wanita tentu saja juga menyenangi pujian dan rayuan, meski sebenarnya dia tahu bahwa sebenarnya tak semua dari rayuan itu benar.<br />
<br />
“Wajahmu bersinar bagai rembulan...”, kata-kata yang diimpikan akan keluar dari mulut suaminya untuknya. Padahal dia juga tahu bahwa tak ada yang sama antara wajahnya dan sinar rembulan. Kalau sama dengan rembulan, berarti bulet dan tembem dong, hehe. Sedangkan laki-laki beranggapan bahwa, dengan perhatian dan sikap yang ditunjukkannya seharusnya itu sudah lebih dari cukup untuk menyatakan cinta yang tulus kepada istrinya. Tak perlu puitis, tak perlu dengan kata-kata, karena nyatanya tak semua laki-laki pandai mengungkapkannya.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Begitulah, kita saling gagap menapaki jalan cinta kita masing-masing. Gagap karena tak tahu bagaimana cara meminta, gagap karena tak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan, gagap karena tak tahu bagaimana cara merespon keinginan pasangan, gagap karena tak tahu bagaimana cara tepat untuk mengekspresikan kemarahan. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Maka yakinlah, ketika kita mendapati pasangan yang tidak melakukan hal sesuai keinginan kita, bukan berarti bahwa ia tidak mencintai kita. Ia hanya gagap, sebagaimana kita juga gagap ketika menyikapi berbagai hal yang ada padanya. Dan esensi cinta adalah memberi. Maka berikanlah cinta tulus kita kepada pasangan, niscaya kegagapan-kegagapan itu akan semakin memudar. Dan bantulah pasangan agar lebih mudah mengatasi kegagapannya dalam mencintai dan mengekspresikan cintanya kepada kita.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selamat menapaki jalan cinta...<br />
<br />
<br />
<br />
</div>Si Abihttp://www.blogger.com/profile/07799923076565189713noreply@blogger.com3